SeMen-6 : Langit?

197 10 0
                                    

"Kesel banget gue sama lo han, " ucap Samudera menatap nyalang sahabatnya, Farhan. Cowok itu hanya cengengesan mendengar gerutuan yang tadi dilontarkan oleh Samudera.

Ketiganya sekarang berada dikantin, lebih tepatnya membolos dikantin. Jika semua orang membolos ditempat lain beda dengan ketiga cowok ini, mereka lebih memilih membolos dikantin. Nanti kalau ketahuan baru ketiganya akan pergi melewati pintu belakang.

"Lang, lo tau nggak apa yang tadi gue liat pas di ruang musik? " seakan tau apa yang ingin dikatakan oleh Farhan, Samudera sudah lebih dulu menyumpal mulut dengan es Batu yang berada di es teh Samudera.

Samudera tersenyum kemenangan, Galang yang tertawa ngakak dan Farhan yang membulatkan matanya "Lo jorok banget Sam, " ucap Galang membuat Samudera tertawa. Farhan membuang es dari mulutnya, bibirnya mengerucut sebal tak hayal ia selalu menjadi sasaran bully dari Samudera ataupu Galang.

"Tangan lo pait, kaya kisah Cinta gue. " sahut Farhan menatap ganas Samudera, cowok itu menghentikan tawanya lalu menghadap Galang. "Dasar Jolay, "ucap Samudera dan Galang secara bersamaan.

"Bodoamat, yang penting gue ganteng. " timpal Farhan dengan pedenya membuat Samudera melempari es Batu yang ia ambil dari gelasnya.

Tak lama adik kelas datang dengan nafas memburu, Samudera menaikan sebelah alisnya sambil menatap adik kelas itu, "kak Mentari di UKS. " ucap Adik kelas yang ber name tag  Juned memberitahu Samudera.

Ketiga cowok itu jelas kaget karena Mentari terlihat baik-baik saja. Samudera langsung melesat ke ruang UKS yang terletak di ujung koridor. Setelah sampai, ia melepas sepatunya.

Bau obat-obatan menyeruak memenuhi indra penciumannya. Dilihatnya gadisnya sedang berbaring dengan tangan yang berada di perut.

Samudera langsung berjalan kearah bangsal yang ditempati Mentari. Gadis itu tertidur dengan nafas teratur, Samudera duduk di kursi yang disediakan. Dilihatnya Mentari tidur membuatnya gemas ingin mencubit bibir mungilnya.

"Samudera ngapain disini? Masuk kelas sana. "Ucap Mentari dengan suara serak khas bangun tidur. Samudera menggeleng malah mendekati Mentari yang sedang tertidur.

Mentari yang melihatnya dengan perlahan duduk diatas bangsal UKS. Matanya dapat menangkap kekhawatiran yang ditunjukan Samudera. "Lo kenapa? "Tanya Samudera, Khawatir.

"Cuma masalah lambung. Tadi gue telat dan nggak sempat sarapan. "Jelasnya dengan kondisinya saat ini. Mentari memang mempunyai penyakit maag  yang lumayan parah. Jadi jika telat makan sedikit perutnya akan sakit seperti dililit oleh tali.

Samudera berdecak, membuat Mentari menaikan alisnya. "Lo bilang cuma? Yaampun lo bisa mikir nggak sih dari maag bisa ke masalah pencernaan lainnya, ntar kalau lo kenapa-napa kan gue yang repot. Kalau gue kangen lo pas sakit gimana, kalau gue di goda--" ucapan Samudera terpotong karena Mentari membekap mulut Samudera dengan tangannya.

"Yaudah, sekarang kan gue nggak kenapa-napa. "

Terdengar helaan nafas dari Samudera, cowok itu bangkit dari duduk nya dan berjalan keluar namun sebelum itu Mentari menahannya. "Mau kemana? "Tanyanya begitu melihat Samudera keluar dari UKS. Bukan karena kangen, tapi karena takut Samudera marah.

"Ke kantin, lo belum makan kan? Gue mau beli dulu kalau gitu. " setelahnya ia pergi ke kantin untuk membelikan Mentari nasi dan teh hangat.

Selagi Samudera pergi, Mentari mengecek ponselnya takut jika ada sesuatu dari ibunya atau abangnya. Kadang Mentari bersyukur memiliki Samudera, dengan segala kegigihannya Samudera mendekati Mentari yang waktu itu sangat galak ketimbang sekarang.

"Lo ngapain sih disini? Nggak punya kerjaan. Hidup lo nggak guna banget sih gangguin gue mulu, "ucap seorang gadis dengan ketus. Wajahnya cantik namun tertutup karena wajah galaknya yang ia pamerkan di sekolah.

Cowok itu meringis mendengarnya, namun ia terkekeh selanjutnya. "Jangan galak-galak nanti gue suka. Kalau gue suka, gue akan ngejar lo sampe lo bilang suka juga ke gue. " tukasnya dengan mengedipkan sebelah matanya.

Karena insiden Cowok itu menabraknya, Mentari, cewek itu harus berurusan dengan Samudera. Cowok pecicilan dengan kelakuan yang jelas-jelas Mentari kesal.

"Gajelas lo, pergi dari hadapan gue." ucapannya yang membuat Samudera tertawa. Mentari bingung dengan sifat yang dimiliki oleh cowok itu, benar-benar aneh.

"Yaudah, bye sayang."

"Jangan melamun, nanti kesambet gue yang repot. " Samudera tiba-tiba datang dengan nasi dan segelas teh hangat. Mentari mengerjapkan matanya, bayangan pertama kali kenal dengan Samudera berputar di otaknya.

Cowok dengan rambut tebal itu mengulurkan tangannya yang diatasnya sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya. Mentari menerimanya dengan senyum tipis terukir dibibirnya.

"Thanks, "

Samudera mengangguk, gadis itu mulai menyantap nasi yang tadi dibelikan pacarnya. Sedangkan Samudera hanya melihat cara makan Mentari yang tidak jaim seperti gadis lainnya.

Kini ruangan UKS itu sepi hanya ada suara sendok yang bersentuhan dengan piring. "Lo inget nggak sih kapan gue deketin lo? "Tanya Samudera memecahkan keheningan.

Mentari meneguk teh hangatnya, nasinya masih banyak namun perutnya tidak menerima semuanya. Alhasil makanan itu banyak yang tersisa, "Inget, " jawab Mentari pendek.

Samudera melirik makanan itu, kemudian nasi yang tadi dimakan Mentari ia ambil. "Jangan dimakan, " ucap Mentari melihat Samudera memakan nasi dengan sendok yang ia pakai.
"Kenapa? "

"Sendoknya bekas gue. "

"Biarin, ini tuh romantis. Berati kita ciuman secara nggak langsung, " cengirnya memakan Nasi yang tadi dimakan Mentari.

Mentari hanya memutar bola matanya, tak lama ponsel milik Samudera bergetar menandakan ada yang menelponnya. Cowok itu menaruh piring yang sisa setengah, kemudian diambilnya ponsel itu dari sakunya.

"Mama, "gumamnya setelah melihat nama yabg terpampang di ponselnya. Mentari diam mengamati Samudera yang menempelkan ponselnya ke telinga kirinya.

"Halo Ma,"

"Sam, dua hari lagi Langit pulang. Nanti kamu yang jemput ya. "

Samudera tertegun mendengar mamanya menyebutkan satu nama yang tak ingin dia dengar.

"Sam, kamu denger mama nggak? Pokoknya nanti kamu pulangnya kerumah jangan ke apart. "

"Iya, " setelah itu Samudera meng-klik tombol merah untuk memutuskan sambungannya sepihak. Mentari melihat Samudera yang tak beres segera turun dari bangsal dan mendekati cowok itu.

"Mama nyuruh aku untuk jemput Langit. "Ucap Samudera setelah menghela nafas kasar, Mentari tidak tahu apa yang menjadi masalahnya dan dia pun tidak tahu siapa Langit.

"Dan lo disuruh buat pulang ke rumah? "Tanya Mentari tepat sasaran. Samudera hanya mengangguk.

Memang cowok itu tidak pulang ke rumahnya. Ia mempunyai apartemen yang Samudera beli dari hasil uang tabungannya. Dulu apartemen itu hanya menjadi singgahannya tapi sekarang ia sudah tetap tinggal diapartemen.

Mentari ingin bertanya siapa itu Langit cuman waktunya belum pas, ditambah wajah Samudera yang tidak memungkinkan untuk bertanya.

****

Haiii gimana ceritanya? Ngebosenin? Emang...
Yaudah sekian dari aku
H-3 yoo.

SeMen CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang