"Beb, ke toko buku dulu ya, "ucap Samudera meminta persetujuan pada Mentari yang berada di sebelahnya.
"Iya, " balas Mentari singkat, kini keduanya telah sampai di pelantaran parkir SMA Plutonium. Kendaraan semakin berkurang karena siswa mungkin sudah sampai rumah.
Samudera mengambil helm khusus yang ia beli untuk Mentari dan di pakaikan ke kepala gadis itu. Setelah semuanya siap mereka mulai pergi menuju tempat yang ingin di kunjungi, toko buku.
Cukup lama mereka berada di jalan membuat Mentari mendesah, pasalnya cuca mulai yang panas membuat kepalanya pusing serta suara klakson menambah pusing di kepalanya.
"Beb, "panggil Samudera agak kencang, Mentari mendengarnya segera mendekatkan badannya agar bisa mendengar apa yabg di ucapkan Samudera.
"Apaan? "
"Minum ada di tas gue, ambil aja. " ucapnya membuat senyum Mentari mengembang. Samudera memang sangat peka terhadap sekitar, itu yang membuat Mentari menyukai Samudera.
Di bukanya tas punggung samudera dan mencari botol air mineral. Setelah menemukannya Mentari segera menenggak minum itu sehingga tersisa setengah.
"Thanks ya, " ucap Mentari setelah menaruh botol itu ketempat semula.
"Anytime, "
Akhirnya keduanya terbebas dari kemacetan, dan Samudera segera menggas motornya dengan cepat agar mereka segera sampai di toko buku.
***
"Menurut lo gue beli yang ini atau yang ini? " tanya Samudera pada Mentari tentang dua novel di tangannya.
"Yang ini, ntar kalo beli gue pinjem. " jawab Mentari berbinar, karena novel yang ditangan Samudera itu novel yang ingin ia beli namun uang jajannya belum sempat dia kumpulkan alhasil ketika Samudera memberi pilihan pastinya Mentari menjawabnya senang hati.
"Oke, "
Keduanya mengitari rak rak buku. Mentari nampak lelah melihat Samudera yang mondar mandir untuk mencari buku yang cowok itu akan beli.
"Yuk, pulang. " ajak Samudera setelah membayar buku buku yang ia pilih.
"Lo beli apa aja sih, lama banget tau. " gerutu Mentari, mulutnya menguap tanpa rasa malu. Samudera yang melihatnya hanya terkekeh digenggam tangan mungil Mentari dan mempercepat jalan mereka untuk sampai ketempat parkir.
Hari mulai menggelap dan dua orang remaja masih diatas motor bersama kemacetan. Samudera berdecak sementara Mentari sudah tertidur dengan memeluk Samudera dari belakang.
Dua puluh menit kemudian barulah motor Samudera berhenti di perkarangan rumah Mentari. Rumah Mentari sederhana, orang tua Mentari berpisah sudah lama dan kini Gadis itu hanya tinggal bersama ibunya.
Samudera mengelus punggung tangan Mentari yang berada di perutnya, mata Mentari perlahan terbuka karena sentuhan Samudera. Sekali lagi gadis itu menguap lalu turun dari Motor ninja Samudera.
"Sorry, gue ketiduran abis macet banget. "Ucap Mentari pada Samudera yang hanya tersenyum manis.
"Selaw, yaudah nih. " tangannya terulur memberikan Novel yabg tadi dia beli.
"Kok, ini kan punya lo. "
"Iya, tapi buku gue terlalu banyak. Sayang kan kalo gue pake buat ganjelan pintu. " canda Samudera yang masih menyodorkan Novel yang tadi di pilih Mentari.
"Bilang aja lo mau ngasih gue, sok sok an baca. "Sindir Mentari membuat senyum Samudera semakin melengkung ke atas.
"Yaudah, sana lanjutin molor lagi. " ucap Samudera membuat Mentari berenggut.
"Tapi, makasih ya. " lalu Mentari berjalan menjauh dari Samudera baru saja lima langkah Samudera kembali memanggil Mentari
"Apaan? "Tanya Mentari, Malas.
"Itu, helm nya lepas dulu kali. " ujar Samudera pada Mentari. Pipi gadis itu memanas, bukan karena apa tapi malu.
"Eh, iya. " sambil melepaskan helm yang dipakai oleh dirinya dan memberikan pada Samudera.
"Yaudah sana lo pulang, " ucap Mentari setelah memberikan helm yang ia pakai pada Samudera.
Cowok itu tertawa melihat muka merah Mentari. Walaupun cahanyanya remang remang.
"Gue diusir nih, yaudah good night babe, " ucap cowok itu mengedipkan sebelah matanya, tangannya menyalakan motornya kembali dan menjauh dari perkarangan rumah Mentari.
"Good night too, " setelah itu Mentari masuk kedalam rumah yang sangat sederhana.
Dibukanya pintu kayu bercat coklat, kedatangannya pun ditunggu oleh ibunya yang sedang menjahit.
"Assalamualaikum," ucapnya memberi salam lalu menyalin tangan kanan ibunya.
"Kamu dari mana aja, pulang dianter Samudera kan? "Tanya Pelangi pada anak perempuannya itu. Ia memang bekerja namun perhatian untuk anaknya adalah perioritas utamanya.
"Iya bun, aku abis dari toko buku. Dan bunda tidur udah malem,"
Pelangi hanya tersenyum tulus pada Putrinya. Ia mengangguk dan menyuruh Mentari untuk masuk kamar dan membersihkan badannya, setelah itu makan yabg telah dia siapkan.
Mentari mengangguk dan berjalan menuju kamarnya, tidak terlalu luas. Hanya ada tempat tidur untuk satu orang, meja belajar,serta lemari baju dan novel yang menempel menjadi satu.
Karena badannya sudah lengket karena keringat, Mentari memutuskan untuk membersihkan badannya. Hanya butuh waktu dua puluh menit untuk bersih bersih.
Ia kembali keluar dan menghampiri ibunya yang sedang memberesi barang barang yang di gunakan untuk menjahit.
"Bun, biar aku aja. "Ucap Mentari pada Pelangi yang sedang memberesi benang benang yabg tadi ia pakai.
"Nggak usah, kamu makan gih. Bunda udah masak makanan kesukaan kamu. " sahut Pelangi, tersenyum.
Karena perutnya juga minta diisi, gadis itu pun mengiyakan ucapan Pelangi dan berjalan ke meja makan untuk mengisi perutnya.
Setelah selesai, Mentari membersihkan bekas piring serta peralatan lain yang ia pakai untuk makan.
"Aish, ada PR buat cerpen lagi. " gerutu Mentari mempercepat gerak tangannya yang sedang membersihkan piring menggunakan spons dan sabun.
"Selesai, " ucapnya senang lalu masuk kembali kekamar tak lupa mengucapkan selamat malam pada ibunya.
"Konsep cerpen gue apa ya? "Tanya nya pada dirinya sendiri, tadi setelah selesai mencuci piringnya Mentari segera kekamar unuk mengerjakan tugas.
Karena lelah memikirkan tema cerpennya matanya tak sengaja melihat bungkusan plastik yang tadi di berikan Samudera. Diraihnya dan melihat isi plastik itu, hanya ada Novel yang ia inginkan dan sebuah note.
Gue beliin ini buat referensi lo buat cerpen, semangat yaa buat cerpennya:)
Mentari tersenyum melihat note yang tertempel di Novel itu. Dirinya tak menyangka Samudera akan sepeka itu pada ia, bahkan Mentari sendiri belum kepikiran untuk mencari referensi cerpennya.
"Lo itu jail, tapi gue nggak tau kalau lo se peka itu. Lo dan sikap lo ini ngebuat gue jatuh sedalam dalamnya dengan sikap lo, "
***
Hai gengs, ku datang lagi dengan membawa kebahagiaan.kuyy vote and comentnya. Semoga suka dengan ceritanya.
See you,
![](https://img.wattpad.com/cover/120871939-288-k21421.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SeMen Couple
Teen Fiction"Jangan narik rambut gue kuda nil, " ucap seorang gadis dengan wajah yang sangat marah. cowok yang di depannya hanya cengengesan melihat wajah gadis itu. "gue suka ngeliat wajah lo lagi marah, kaya ada manis manisnya gitu. " jawabnya dengan mengedi...