Chapter 7

96 7 0
                                        

Happy reading
*******

Zayn POV

Setelah beberapa jam lalu, clara datang kedalam kamarku. Kini aku kembali lagi kekamar dan sialnya, aku mengalami hal yang sama. Dibujuk untuk ikut pergi kepesta itu. Yang membedakan adalah orangnya.

Kali ini Sohibku yang mengajakku, Fadli. Dia melakukannya dari semua media mulai dari menelpon, kirim SMS, dan ngechat lewat sosial media. Lucu juga sih..

Datang gak ya???

Entah kenapa aku merasa apa ya? Entalah. Takut, malu atau apalah. Jangan tanya aku karna Aku sendiri tak tahu apa jawaban pastinya.

Yang pasti aku tak pernah keluar rumah tanpa didampingi orangtuaku. Bahkan apabila aku sekolah, aku tahu kalau ayahku menyuruh mata-mata untuk mengawasiku.

Flashback

A month ago

"Papa pergi dulu ya. Jaga mama ! mungkin papa akan pulang 2 bulan lagi. Jangan terlalu menonjol" ujar Bernardo Exvard, ayahku.

Ayahku adalah seorang pengusaha besar, bahkan mungkin sangat besar. Aku saja diusia yang masih muda, belum lulus dari SMA sudah mewarisi puluhan milyar rupiah berkat kekayaan orang tuaku.

"Iya pa"

"Dah sayang" tangan ayahku melambai setelah dia mencium kening ibuku.

Hari ini ayahku pergi ke Jerman untuk membuka cabang perusahaan disana. Dia memang sering melakukan ini pada kami.

Tapi kami tak pernah misscontact, kami selalu berhubungan. Aku juga tak seperti orang kaya lainnya yang kekurangan kasih sayang.

Aku selalu disayang, mungkin karna aku ini anak tunggal. Memang aku adalah anak yang beruntung. Tak semua orang bisa sepertiku.

Setelah ayahku pergi aku pergi keruang kerja ayahku. Dan aku menemukan beberpa fotoku. Saat aku belajar dikelas, mendapat penghargaan, mengikuti ekstrakurikuler dan masih banyak lagi.

"Jadi ayah selama ini mata-matai aku ya" aku berucap sendiri.

Aku tersenyum, menurutku dia melakukan ini untuk mengetahui perkembangan dan daftar kegiatanku.

Bukankah begitu?

Ku balikkan lagi tumpukan berkas didalam lemari kerja ayahku. Kutemukan surat wasiat, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan dan masih banyak lagi harta yang didokumentasikan kedalam berkas atas namaku.

Flashback off

Mereka selalu bilang padaku kalo aku ini pewaris tunggal dari seluruh kekayaan keluarga Exvard. Aneh sih, aku adalah keturunan exvard tapi aku jarang memperkenalkan diriku sebagai keturunan Exvard kecuali didepan para keluarga.

Aku masih bimbang dengan ajakan Fadli. Kayaknya kini waktunya aku keluar. Lagipula kan tak ada salahnya berbaur dengan teman diluar gerbang sekolah.

.
.
.

.

Clara POV

Kayaknya memang gue gak ditakdirkan untuk balas dendam sama tuh cowok sableng deh.
Biarian aja yang penting ini adalah party, gue udah cukup lama gak keluar rumah akibat urusan pindah sekolah dan rumah.

Jadi sekarang adalah waktu yang tepat untuk itu. Tapi...???

Gue kan gak punya teman.
Ditambah lagi gue pasti gak di kasih izin sama tante silvy.

Arrrrggggghhhhh.....

The only way for this problem is.....

Ngajak Zayn, si cowok sedingin es itu.

Matahari mau menenggelamkan diri, yang artinya akan di gantikan bulan dan sejuta bintang. Tapi aku masih saja berusah membujuk the home king Zayn.

"Ayolah Zayn!!! Ini hanya party"

"Clara , gue dah bilang kalo lo mau pergi. Pergi aja ntar supir yang bakalan antar dan jaga lo disana .Ok!"

"Kalo lo gak mau pergi sama gue. Gue gak bakalan dikasih izin sama tante silvy. Come on Zayn!!"

"Ok. ..." ada jeda sebentar

Ku belalakan mataku tanda tak percaya akan kata yang keluar dari mulut Zayn. Ku korek telingaku dalam-dalam tanda mastikan agar tidak salah dengar.

"Tapi kita gak bakalan lama" sambungnya.

Ach.... Senangnya
Oh my god, oh my god. Akhirnya berhasil juga setelah membujuk dari tadi siang.

"Ok" jawabku singkat penuh antusias.

"Ya udah lo mandi, gue tunggu disini untuk mastiin kalo lo benar-benar ikut!"  aku berucap antusias.

"Emang lo udah mandi??" tanyanya menyelidik

"Belum" ucapku datar

"Ya udah. Gi sana mandi" perintahnya sambil mengibas-ibaskan tangannya mengusir.

"Ogah" kubalas datar dan bahkan semakin melekatkan bokongku di kasur king size nya.

"Jadi lo mau nunggu gue sampai selesai??"

"Iya" ucapku masih datar yang menurutku pasti sudah membuat dia jengkel.

Haahahah..... Rasain lo. Biar tau lo gimana rasa nya dikerjain.

" bilang aja lo mau lihat gue shirtless, iya kan?" balas nya tak mau kalah.

Aduh.... Kok jadi gue lagi sih yang terpojok.

"Ihhh, ogah. Gue disini cuma pastiin lo!" kucoba untuk mengeluarkan argumen

"Lo orangnya gak percayaan ya?" dia mulai geram.

" Iya lah lo kan bocah. Masa harus disuruh-suruh sih"

" Zayn pakai baju nanti kamu masuk angin, kok mandi malam sih?"  aku bersuara layaknya tante silvy yang tengah menasehati Zayn.

"Ck.. Dasar bocah"

Zayn tampak sedikit tidak terima tentang pernyataan gue. Kan memang benar, masa murid yang katanya cerdas dan super hot ini harus diajari lagi kayak bocah. Kan heran.!

" yaudah kalo gue udah selesai" ujarnya sambil menunjuk ke wajahku.

"Gue bakal pergi duluan. Paham lo?"

"Isshhhh nyebelin lo. Iya gue pergi" akhirnya aku juga yang kalah.

.

.
To be continued...

Hang Out [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang