Chapter 22

12 1 0
                                    

Kabar kecelakaan yang dialami Zayn sampai ketelinga orang tuanya. Hancur. Kata yang mungkin tepat untuk menggambarkan perasaan mereka berdua. Mereka berdua buru-buru pergi ke rumah sakit dimana Zayn dan supirnya dirawat. Tak lupa, Bernardo meminta untuk dikawal secara ketat hingga sampai ke rumah sakit. Bernardo berusah kuat untuk dapat menghibur istrinya yang sangat terpukul dengan kabar kecelakaan ini.

Hatinya semakin mencelos ketika sudah sampai di rumah sakit. Keadaan Zayn yang dikonfirmasi masih kritis dan menjalani serangkaian pemerikasaan lainnya. Dilihatnya dari luar, alat bantu pernapasan dan alat-alat lain yang melekat ditubuhnya membuat hatinya semakin sakit. Dilihatnya lagi keadaan istrinya yang sangat berantakan. Rambut acak-acakan, bekas air mata yang sudah kering, tubuhnya yang gemetar dan lelah membuat dirinya meneteskan air mata yang sudah ditahan dari tadi.

Dia mendekat kepada istrinya untuk memberikan sekadar pelukan hangat ditengah kejadian menyedihkan ini membekukan mereka. Seorang pria berjas datang menghampiri mereka. Pria itu adalah kepala keamanan di perusahaan Exvard Corp. Pria dengan postur tubuh yang tegap itu menunduk hormat dan menggerakkan kepalanya seolah mengajak untuk berpindah tempat untuk diajak berbicara.

"Ma. Papa tinggal bentar ya" dia berkata sangat lembut kepada istri yang hampir 21 tahun menemaninya dalam pekerjaannya. Silvy hanya mengangguk lemah, tak kuat walau hanya berkata iya.

"Ada apa?" tanya Bernardo langsung

"Ada banyak kejanggalan dalam kecelakaan yang dialami tuan muda, tuan" ucapan ini membuat Bernardo penasaran.

"Maksud kamu?" tanyanya lagi

"Kami telah memeriksa mobil yang dikendari oleh tuan muda, ternyata rem nya tidak berfungsi. Padahal pagi sewaktu berangkat sekolah semuanya berfungsi. Tapi anehnya kami tidak menemukan sidik jari diluar sidik jari tuan muda dan juga pak Erik di dalam mobil. Terlebih lagi..." dia berhenti berbicara

"Apa? Apa lagi?"

"Supir truk yang mengendarai truk itu sudah tewas. Dan dia bukan tewas karena kecelakaan itu, beberapa jam setelah supir itu sampai dirumah sakit, kami masih sempat mengeceknya dan dia masih hidup. Tapi ketika kami ke kantor polisi meminta rekaman CCTV dan kembali lagi kesini, dia tewas."

"Lantas letak kejanggalan kematiannya dimana?" Bernardo tidak mengerti. Orang mati di rumah sakit sudah biasa bukan, lantas bagaimana ini bisa jadi suatu kejanggalan.

"Kami meminta rekaman yang ada di kamar rawatnya. Dan hasilnya tidak ada. Kamera CCTV itu berhenti pada pukul 18.00 WIB, tuan. Kami akan mencoba menyelidiki lebih dalam lagi tuan" Kepala keamanan itu mencoba meyakinkan bos besar tersebut.

Bernardo mengangguk yakin. "Iya. Kalian harus menyelidikinya. Kerahkan yang lainnya juga bila perlu. Dan satu lagi, saya mau kamar Zayn tidak pernah kosong dari penjagaan. Kalau terjadi sesuatu kamu yang harus bertanggung jawab."

"Baik, tuan"

"Tunggu, saya juga yakin ini ada kaitannya dengan isu perselingkuhan yang ditujukan pada saya. Cari tau tentang itu juga" perintah demi perintah dilontarkan oleh Bernardo.

"Baik, tuan. Kami akan mencari tahu" respon pria itu mantap.

Jika ini adalah sebuah rencana seseorang, maka orang itu harus menyesal telah memilihnya sabagai lawannya. Bernardo harus segera mengetahui kebenaran ini semua. Kesialan ini harus berbalik arah dan inilah waktunya untuk memberikan perlawanan jika memang mereka benar sedang diserang.

Lampu-lampu di Exvard Corp menyala terang, terlebih lagi di lantai 10. Lantai 10 pada perusahaan ini adalah semacam kantor polisi bagi Exvard Corp. Disini segala tindak kriminal yang berkaitan dengan perusahaan dikumpulkan dan juga diselidiki. Kasus-kasus lain dan juga markas keamanan serta rumah bagi para bodyguard bagi Exvard Corp. Jumlahnya tidak sedikit, karena pada saat-saat seperti ini kantor ini akan menjadi sangat sibuk. Mereka tidak hanya harus menjadi keamana tetapi juga harus menyelidiki kasus-kasus mencurigakan bagi perusahaan.

Malam ini juga tampak banyak orang mondar-mandir mengumpulkan informasi yang dibutuhkan bos besar mereka. Cahaya komputer menyala, mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan.

"Malam ini kita harus tahu, bagaimana kecelakaan tuan muda bisa terjadi. Saya mau unit satu untuk mengamati hasil rekaman CCTV dan mengumpulkan informasi truk yang menyadap itu, unit dua mengecek kembali mobil yang dipakai. Temukan apa saja yang bisa menjadi petunjuk. Unit 3 dan 4 bertugas untuk menjaga keamanan di tumah sakit, unit 5 mencari tahu isu perselingkuhan pak Bernardo. Cari tahu siapa perempuan itu, hotel dimana foto itu diambil. Satu lagi unit 6, saya mau kalian mencari tahu tentang wartawan yang mengajukan pertanyaan ketika konferensi pers. Unit lainnya bertugas untuk penjagaan di rumah pak Bernardo dan bersiap apabila keadaan genting terjadi. Jelas?" komando ini berasal dari kepala keamanan itu. Pria itu sudah bekerja kurang lebih 10 tahun di perusahaan ini. Pak Hasan, itulah panggilannya.

"Ambil peralatan kalian. Kita tidak tahu musuh seperti apa yang kita hadapi. Apabila perlindungan diri dibutuhkan. Kalian diperbolehkan menembak. Mengerti?" perintah seperti ini sangat jarang terjadi. Hal ini menandakan permasalahan ini sangat genting dan rahasia.

Para pengawal terlatih itu bergegas mengambil senjata dan peralatan yang dibutuhkan. Mereka siap untuk melaksanakan perintah dari komandannya. Mereka siap untuk memberikan perlawanan terhadap serangan musuh. Penyerangan terhadap keluarga internal pemilik perusahaan itu bisa saja menimbulkan banyak korban.
.

.

To be continued....

Hang Out [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang