Chapter 17

56 7 2
                                    

"Terkadang berkah berlebih akan membawa kesialan bagi orang lain melalui iri hati"

-Hang Out-

"ma, Zayn berangkat sekolah dulu ya" pamit pria idola di sekolahnya itu.

"Iya. Hati-hati"

"ayo jalan pak" ajaknya pada supir dan juga bodyguard yang usianya masih terbilang muda, 30 tahun.

Seperti hari-hari sebelumnya, mereka pergi dengan mobil berharga hitam metalic, didalam mobil dia bertanya kepada bodyguardnya itu.

"usia bapak berapa ya kalo boleh tahu?" tanya Zayn sopan

"30, tuan" jawabnya singkat

"Udah menikah pak?"

"Sudah" sambil tersenyum dia membalas pertanyaan tuannya ini.

"oohhh" manggut Zayn.

Kali ini Zayn mencoba mengenali orang yang menjaganya ini. Bagaimanapun, dia harus peka terhadap sesama terlebih lagi dia akan menjadi seorang pemimpin perusahaan yang akan mengepalai banyak karyawan yang artinya dia setidaknya harus mengenali beberapa dari mereka bukan?.

"Turun disini aja pak. Saya nanti langsung kekelas kok. Jadi nanti langsung kekelas aja ya pak" perintahnya kepada Supir yang akan memarkirkan mobilnya di basement sekolah.

"baik" sepertinya supirnya ini irit bicara seperti dia yang dulu dianggap banyak orang.

.

.

Pagi ini di sekolahnya Zayn diawali dengan banyaknya wartawan lagi yang berusaha datang kepadanya. Terpaksa dia harus melalui arah yang akan membuatnya mengelilingi hampir seluruh sekolah. Dia harus melewati kelas dengan jurusan IPS terlebih dahulu. Tak cukup sial sampai disitu, dia juga diserbu cewek-cewek yang menggilainya dari jurusan itu.

"kak Zayn, lewat sini pasti cari yang baru deh"

"ish itu karena wartawan bego" suara Tasya yang tahu alasan sebenarnya.

"mau kemana?" tanya cewek kelas XII padanya

"ehmm.. mau kekelas" tangannya mengarah kekelasnya

"boleh minta nomor WA dong?"

"boleh. Itu ambil di tong sampah" suara Tasya yang justru membalas permintaan temannya sendiri. Zayn tampak tersenyum dan juga heran dengan sikap Tasya yang memang mencoba berubah. Dia jadi teringat dengan kata-kata yang diucapkan ketika dia bersamanya.

Tasya membalas senyum Zayn dengan rasa teriris karena ternyata Zayn hanya bisa tersenyum padanya apabila dia bertingkah begini. Yaitu tidak memaksakan obsesinya kepadanya.

"udah Zayn lo lewat aja" mulut Tasya membuka suara lagi.

"Thanks"

Sesudahnya dia sampai dikelasnya, XII-IPA 1 yang justru berisi seorang siswa jurusan IPS. Dia adalah Dornan yang tengah duduk di kursi miliknya.

"hei Zayn" sapa Clara

"minggir lo" perintahnya pada Dornan tanpa menyapa kembali.

"Sabar Boss" tampang kemenangan dibuat Dornan untuk memicu perkara.

Dia berpindah kekursi belakang yaitu kursi Khey yang ternyata belum sampai juga di sekolah karena memang masih pagi sekali. Zayn pun duduk dengan diam di kursinya. Lain halnya dengan Dornan dan Clara yang melanjutkan percakapannya.

"big thanks banget ya buat kemarin. Sumpah gue exciting banget. Senang lah pokoknya"

"ohh. Iya. Gue juga senang"

Hang Out [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang