Chapter 8

108 7 0
                                        

Happy reading.
******

Author POV

Jarum pendek jam hampir berada di angka 8. Baik Zayn dan clara sudah selesai berkemas.
Zayn dengan kemeja merah maroonnya dipadukan dengan jaket dan celana hitamnya. Tampak juga jam rolex, super mahalnya serta sepatu kerennya.

Memang tanpa pakaian mahal pun Zayn sudah tampak tampan. Bahkan mungkin setiap gadis berharap bisa melihatnya full naked. Namun, malam ini ia tampak lebih tampan dan keren.

Meskipun demikian, Pakaian bagus dan  mahalnya tak mampu mempengaruhi pikirannya yang kalut. Ia tampak sedikit gugup layaknya seorang mempelai pria yang hendak menikah.

Di kamar lain yang serba putih, yaitu kamar tamu, tempat clara menginap, ia dengan senangnya mengenakan gaun pink. Hal ini tak diduga akan memadukan keserasian antara Zayn dan Clara.

Zayn pergi ke ruang kerja  mamanya dan berdiri di depan pintu. "Ma, zayn mau keluar bareng Clara untuk hadiri party teman. Boleh?"

" hah?" silvy yang tadi berkutat dengan komputer kini menoleh zayn yang ada di pintu. Dia heran dan terkejut akan pernyataan Zayn.

" kemana? Tumben kamu mau keluar?" tanyanya selidik. Karna hari tampak hari biasa, gak ada hujan ataupun halilintar. Tapi kok zayn mau pergi keluar malam?.

"Ma, aku mau keluar. Boleh gak?" suara zayn bergema lagi.

Dia sudah tahu apa yang dipikirin mamanya. Makanya dia mengulangi sedikit perkataannya.

"Oh, ya."

"Maksud mama , tentu boleh. Tapi ingat sayang jangan pernah umbar siapa kamu. Jangan pernah bilang kamu keluarga exvard"

"Iya ma aku tahu"

" ya udah ma, mama ada lihat clara gak?"

"Gak. Tapi tunggu dulu"

Zayn berhenti menunggu kata yang hendak di keluarkan ibunya.

" you look awesome tonight" mamanya menatap penuh kagum.

Zayn hanya memainkan kepalanya seolah berkata ya begitu lah

Tak lama kemudian, clara tampak dihadapan mereka berdua. Tampak dia sangat seksi dan tentunya dia dengan sengaja melakukannya untuk  membalas Zayn.

" aduh, clara cantiknya kamu sayang" puji silvy kepada anak sahabatnya ini.

"Makasih tante" balasnya sambil menundukkan kepala sedikit.

"Ma, berangkat dulu ya" ujar zayn. Jujur Zayn kini tengah terpesona akan kecantikan clara. Tapi dia merasa itu hanya sebatas rasa kagum saja tidak lebih.

"Oh, iya iya. Be careful and have fun sayang"
.

.

.

.
.

"Apaan ini?" ujar  CEO salah satu perusahaan besar.

" maaf pak. Tapi perusahaan kita sudah sangat kalah saing dengan perusahaan lainnya. Kita terlalu memangkas pengeluran padahal mamaksakan untung berlebihan" terang salah satu anggota rapat.

" saya menggaji ratusan karyawan. Kamu pikir itu pengeluaran yang kecil. Hah?" bentaknya pada seluruh anggota rapat.

" begini produk kita bagus, tapi perusahaan memangkas anggaran untuk biaya pemasaran. Sehingga produk kita tidak dikenal banyak orang"
Seorang bidang marketing memberi penjelasan.

" belum lagi sistem distribusi kita yang sudah berantakan karna sudah banyak distributor kita tak mempercayai produk kita" seorang lagi menambahkan.

" hal ini juga diperparah dengan banyaknya anggaran yang entah kemana ditambah sebagian bahan yang kita miliki tidak Iegal. Dan pihak pengawas dari pemerintah mulai curiga"

"Apa?? Jadi kalian semua bepikir kalau saya tidak becus sebagai pemimpin Perusahaan dan saya melakukan penggelapan uang. Begitu??" pria yang memakai setelan jas mahal memukul meja rapat secara kasar. Dia tengah dikerumuni oleh amarah, tidak mampu lagi memendam emosinya yang sudah di ubun-ubun.

Sedangkan Semua orang terdiam dan menunduk takut. Tapi memang begitulah keadaan yang sebenarnya terjadi.

Perusahaan yang bergerak dibidang mebel, perabotan rumah dan aksesoris rumah itu kini rancu.

Nama besar nya dulu tak mampu lagi memberikan kepercayaan pada para investor.

Perusahaan berjalan secara amburadul. Utang berserakan dimana-mana dan para investor berlarian tanpa jejak.

Perusahaan yang dipegang oleh paman Zayn, Samuel Exvard itu kini terancam punah alias bangkrut.

Hal ini sangat berbanding terbalik dengan perusahaan saudaranya yaitu ayah Zayn, Bernardo Exvard yang sangat telaten dan cekatan dalam memelihara perusahaan.

.

.

.

.

Sebuah mobil berwarna hitam yang harganya fantasis sedang membelah padatnya jalan raya di malam hari. Mobil yang memuat satu supir dan dua orang lainnya itu melaju dengan kecepatan standar.

"Ehm.. zayn. Aku cantik gak?" sambil tersenyum lebar, Clara mulai membuka pembicaraan di mobil.

Karena sedari tadi tidak ada bunyi di dalam mobil, bahkan lagu saja tidak dinyalakan. Kan garing jadinya.

" biasa aja" juteknya.

"Isshh.."

"Lo masih ingat kan perjanjian kita?"

"Apa?"

"Kita hanya bentar disana"

"Oh, ingat. Tapi lo gak usah sok jadi pelindung deh. Biar gue bisa bebas berpesta"

"Ish,,, kegeeran lo mau gue lindungi. Tadi kan mama gue kan bilang harus lindungi lo"

"Bagus deh."

Mereka kini kembali dengan pikiran mereka masing-masing.

Jadi begini ya rasanya angin malam, melihat secara langsung lampu di malam hari, banyak mobil yang melintas dan apa itu...

Aish, lihat orang ciuman.

"Astaga apa-apaan itu, ciuman ditengah jalan" suara zayn keluar begitu saja.

" mereka gak malu ya" ucapnya lagi.

Clara yang mendengar melirik dia,

" lo juga pernah lakukan itu. Bahkan lo lebih parah. Depan teman sekolah lagi"

Clara mengingatkan kejadian yanh di depan sekolah sambil menghakimi Zayn. Sedangkan Zayn langsung diam tak mampu berkata apa-apa lagi.

Setelah melakukan percakapan yang sama sekali tidak penting di mobil, sampai lah mereka di tempat club tujuan.

Zayn sedikit jantungan akan apa yang akan terjadi nanti. Ini adalah hang out pertamanya dalam hidupnya. Dia bahkan berkeringat kecil.

Clara mau tertawa melihat reaksi Zayn. Ini berarti dia bisa membalaskan dendam kecilnya. Dia akan dengan senangnya membuat Zayn keringat dingin dengan tingkah hot nya.

Zayn siap-siap tegang buat malam ini. Hahahahaa....... pikiran Clara sudah menyusun skenario pembalasan dendamnya.

.

To be continued...

Hang Out [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang