Malam itu...
Dengan langkah yang tenang, mataku terus menerawang. Berusaha akrab dengan malam dan terus menghitung dentingan jam.
Aku tak akan terkejut, aku tahu itu.
Gemerisik daun menjadi musik pengantar, mengetahui langkahku hampir sampai. Setiap inchi tubuhku mendekat, semakin tinggi senyumku terangkat.
Aku tak akan terkejut, aku tahu itu.
Terhitung dari bayangku yang semakin jelas, segalanya justru terasa semakin pudar. Ada hal lain yang membuatku terdiam, apa ini?
Oh tidak. Aku tak akan terkejut, seharusnya aku tahu itu.
Tetapi ini adalah perasaan lain. Malam semakin pekat dan tubuhku makin bergetar hebat. Bergulirnya Agustus membuat angin semakin menyeruak.
Mataku beralih. Sela gelap seolah mengundangku. Tidak. Itu hanya dugaan. Aku hanya akan mengabaikannya lalu terus berjalan.
Aku tegaskan. Aku tak akan terkejut, aku tahu itu.
Hanya sepuluh langkah di seberang jalan, hingga aku tahu setitik hujan mulai datang. Pandanganku terangkat menuju gaun pekat, terduduk bersandar dengan sesuatu yang terlihat sangat familiar.
Benar, aku tak akan terkejut, aku tahu itu.
Beberapa jam menuju September, aku ikut mendekat dalam perputarannya. Menghampiri.
Pandanganku tidak beralih dari lengan kecilnya, membawa kue cokelat yang hampir tak terlihat dalam gelap.
Hampir aku tersenyum, tubuhku justru termenung.
Ada sesuatu yang lolos dalam sentuhan itu.
Dingin menyambar bersama dengan kilat yang membangunkanku.
Seharusnya aku tak akan terkejut, tetapi aku tidak tahu.
Yang kudapatkan hanyalah tubuhnya yang mematung dan limbung ke arahku dengan mata tertutup.
Seharusnya aku pun harus sadar.
Kau... tak akan pernah kembali lagi.
1 September. Dia tak lagi akan tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Affair [BTS Fanfiction]
Fanfic"And there just something about him I can't live without." [Bangtan Trash] Kimgysm_ present.