Love Affair [BTS Fanfiction]

Oposite

"Dengan jutaan kebahagiaan yang diciptakan...

Aku...

memilih untuk tetap membencimu."

***

Mungkin ia akan bosan setelah ini. Kuasnya kembali mencelupkan diri pada warna biru, sedangkan warna merah hanya bisa iri karena hanya membuat pencampuran warna menjadi ungu.

Beberapa bagian telah terisi penuh dengan warna. Sisi lainnya masih perlu ia pertimbangkan akan dibawa ke mana.

Wajahnya serius. Atensinya tak pernah teralihkan sebelumnya, dari banyaknya garis hingga gradasi warna. Kecuali saat jendela kaca besar itu kembali menampakan wajah seorang gadis yang tengah mengamatinya.

Tenang berdiri dengan mata yang menatap dalam.

Tubuhnya meremang membiarkan kuasnya yang mengambang.

Di balik bunga rambat yang menggantung di sisi jendela, tidak seharusnya ia beralih untuk hal lain jauh dari sana.

Seulas senyum gadis itu berikan.

Sedang melukis?

Bibirnya terbuka tanpa suara.

Gelenyar tak mengenakkan langsung membuat reaksi pada dada kirinya. Ini tidak baik. Bibir pria itu kaku sedetik.

Detik berikut sorotnya berubah, gadis itu terkejut tentu saja.

Pikirannya kacau dan berkecamuk banyak hal.

Kakinya sudah melurus dan tubuhnya telah bangkit. Garis mata yang tajam membuat gadis itu menunduk namun tidak mengalihkan pandangan.

Pergi.

Muak akan kaitan itu, ia melesat meninggalkan dinginnya. Dan gadis itu tau, bahwa pria itu, Kim Taehyung, mungkin tak ingin kembali melihatnya.

***

Sesederhana kata "Aku mencintaimu."

Bagaimana caranya aku tetap diam namun tetap menyerukan banyak hal?

Langkah kecil itu menjauh.

Membawa flatshoesnya meninggalkanku, walaupun aku yang pergi terlebih dahulu.

Dan aku tidak akan melakukan apapun.

Bahkan hingga bibirnya kembali naik jauh di sana.

Seorang pria telah mampu menggenggam erat tangannya sekarang.

Lukisanku membuat segalanya menjadi abu.

Di antara segala keindahan yang diciptakan,

Aku tetap memilih untuk membencimu.

Di antara keajaiban yang mungkin saja datang.

Aku tetap memilih untuk membencimu.

Karena aku tahu ada cinta lain yang mungkin saja lebih pantas untukmu.

Biarkan aku bertahan pada garis tipis itu.

-Kim TH.