Rencana Dave

9.1K 359 14
                                    

"Sepertinya kita berjodoh"

----


'Jodoh? Mana mungkin jodoh, ketemu juga baru dua kali langsung jodoh jodoh aja'. batin Adelia yang memutar kembali peristiwa tadi siang

Flashback

Semua orang berlarian kesana-kemari akibat suara sirine kebakaran yang berbunyi, tampak Adelia yang mematung ditempatnya sedangkan dokter Marsya yang sedari tadi telah menghilang entah kemana tiba-tiba muncul dan menarik Adelia kesuatu tempat.

"Hahh.. Untung saja, aku gerak cepat. Kalau tidak". dokter Marsya berbicara sambil menggelengkan kepala dan membulatkan matanya menerawang

Tiba-tiba..
Terdengar suara berisik dari luar

"Mati kita Delia" dokter Marsya memandang horror Adelia

"Dokter... " Adelia terlihat sangat ketakutan karena telah menyadari kesalahan fatal yang diperbuatnya.

'Membentak seorang chief eksekutif officer Rumah sakit yang ditempatinya bekerja'

"Nadeliaaaa... Maafkan aku. Gara-gara aku---" teriakan seorang wanita yang tiba-tiba masuk tetapiperkataannya terputus ditengah jalan bersamaan dengan keningnya yang berkerut.

Bagaimana tidak, dia mendapati wajah dua orang Dokter berbeda beberapa tahun didepannya sedang 'melongo' dengan mulut terbuka, Yang jika tidak segera ditutup maka sebentar lagi bukannya kebakaran tapi RS ini akan tenggelam karena air liur mereka.

Hening..

"Khemm.. " salah satu dari mereka mulai tersadar dan memecakan keheningan yang ada.

"Dokter Bias, anda mengagetkan kami, kami kira anda itu 'banteng' yang mau ngamuk diruangan saya" Dokter Marsya menjelaskan dengan formal.

Bias yang tidak merasa 'tidak enak sama sekali' hanya menyengir kuda
"Mohon maaf lahir dan batin dok.tapi saya udah kurban hati, nggak usah kurban banteng lagi.."

'Dokter gesrek'. batin mereka

Tatapannya beralih kepada Adelia.
"Nadelia, maafin aku yah. Gara-gara aku, kamu.. " ucap bias penuh penyesalan.

"Tidak apa-apa, Bi. Kita sama-sama bersalah" jawab Adelia tersenyum penuh pengertian.

'Sepertinya sekarang teman Adelia bertambah satu'

Flashback off

***

Terlihat seorang pria dengan setelan formal yang sangat pas di tubuh, tengah tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai. Yang dari wajahnya dapat terlihat jelas jika dia sedang memikirkan suatu hal yang menyenangkan hatinya.

"Seno..". Teriak pria itu kepada sekretarisnya.

Seorang pria lari tergopoh-gopoh memasuki sebuah ruangan yang merupakan 'asal' dari suara membahana sarat kekuasaan, yang memanggil dirinya.

"Iya pak" ucap pria yang dipanggil Seno.

Pria yang dipanggil 'pak' tersebut menyandarkan tubuhnya memegang kedua pegangan kursi kebesarannya, kemuadian mendongakkan wajah, menatap tajam pada sang sekretaris.

Adelia (2nightstand)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang