'Bagaimana mungkin aku tidak akan muncul lagi, sedangkan dirimu begitu banyak menyimpan sesuatu yang membuatku tertarik'.
…
"hikss hikss..."
Terdengar suara tangisan yang berasal dari sebuah kamar rawat sebuah rumah sakit mewah di kota itu sekaligus tempatnya bekerja, sedangkan diluar hujan sangatlah lebat.
Terlihat seorang wanita sendirian tengah memperhatikan hujan dibalik jendela kamar rawatnya. Hujan itu mengingatkannya akan hari terkelam dalam hidupnya saat-saat kepergian orang tuanya karena kecelakaan. Tapi bukan itu yang membuatnya menangis, perlakuanya barusan yang entah mengapa begitu disesalinya mungkin memang pantas dia memarahi atasannya karena lelaki itu telah lancang menciumnya tapi dibalik itu dia yang telah menyelamatkan dirinya dan bayinya
Dia Adelia..
Gadis itu meringkuk bak sebuah janin dengan tangannya yang melingkari perutnya sabil terus mengusapnya lembut.
'Sepi ini terlalu menusuk'. batin Adelia
Tak lama terdengar bunyi knop pintu yang memutar
"Adel.." suara itu memanggil lirih
yang di panggil berbalik menatap siapa gerangan yang datang mengunjunginya, wajahnya berubah sumringah melihat siapa gerangan orang itu.
"Loren?!.." panggil Adelia dengan antusias, setidaknya kali ini sepi tidak jadi membunuhnya
Kedua manusia yang disatukan oleh ikatan persahabatan kini tengah berpelukan diatas brankar Rs, mereka melepas rindu karena kesibukan baru masing-masing yang mau tidak mau harus memisahkan mereka walau tak berpisah kota. Semenjak Adelia dan Loren selesai diwisuda Adel magang di RS sedangkan Loren magang di salah satu perusahaan ternama, bukan di perusahaan ayahnya. entahlah...
Dipandanginya wajah sahabat satu-satunya ini dengan sayang, Adelia mengerutkan kening. sepertinya ada yang salah dengan sahabatnya ini
"kamu sakit??" tanya Adelia
yang ditanya mengerutkan kening "ngga kok, aku sehat wal afiat, nih liat!" Loren menarik kelopak matanya kemudian menjulurkan lidah 'bwee'. Sontak keduanya tertawa terbahak-bahak.
Keesokan harinya Adelia telah diijinkan pulang karena kondisinya yang memang sudah membaik selain itu, juga karena pekerjaanya yang mungkin sudah menumpuk diruangannya, yah you know lah gimana anak magang itu..
Dengan langkah kecil dia berjalan keluar dengan perasaan tidak karuan mengingat tadi saat ia mengurus administrasi ternyata sudah lunas dan dia tahu siapa yang telah membayarnya tidak lain adalah atasan yang ia bentak-bentak kemarin.
'mati aku' batin Adelia
sepertinya Tuhan memang menakdirkannya untuk selalu bertemu dengan pria itu, sekarang saat ia menginjakkan kaki dilobbi RS, ia berpapasan dengan Dave atasannya.
Adelia bersiap memasang senyum terbaiknya dan mungkin setelah ini dia akan merencanakan permintaan maaf sekaligus ucapan terimakasih atas kebaikan pria itu juga karena tidak enak karena sikapnya kemarin. Namun yang terjadi pria itu justru berjalan melewatinya dengan ekspresi dingin sedingin es, tanpa sedikitpun menoleh pada Adelia. Seperti ada sebuah lubang yang menganga dihati Adelia, itu membuatnya sedikit Kecewa.
wanita itu meringis karena merasakan tendangan diperutnya, Janinnya seakan tahu perasaan mamanya saat ini.
"Anakku.." Bulir bening mengalir dari mata indahnya, Adelia mengelus lembut perutnya mencoba menenangkan baby
'persaan ini lagi, ada apa sebenarnya denganku' batin Adelia. ia melanjutkan langkahnya untuk kembali ke kontrakan kecilnya bersama semangat hidupnya.
…
TBC
Adelia author bikin dengan penuh perasaan serta dedikasi ciee..
author bukan penulis profesional
author cuma amatir
author cuma ingin menuhin ekspektasi author tentang cerita yang ada di imajinasi author
jadi klo ada yang tidak menghargai atau 'nyontek' sih Lucu aja!!Dan tidak pernah lelah author ingatkan kalian pembaca setiaku untuk vote dan coment yg buanyak biar aku semangat up karena cerita selanjutnya tinggal tunggu banyak 'vote comment' aja bru yasmin up! hehe
see ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia (2nightstand)
RomanceBerawal dari 'Cinta Satu Malam'. Membuatnya harus mengandung tanpa mengetahui sosok pria yang harus bertanggung jawab akan hal itu. Dan.. Apa jadinya jika hubungan itu berlanjut menjadi 'Cinta Dua Malam' tanpa dasar Cinta.? "Haruskah aku pergi ja...