WARNING 15+
Ada kalanya hidup butuh sebuah Danau 'Air Mata' serta setitik Cahaya penyemangat untuk kemudian menghasilkan sebuah Pelangi Kebahagiaan
-------------------------------------------------
Jakarta
Tidak terasa usia kandungan Adelia telah memasuki Bulan ke-3. Morning sickness yang dialaminya semakin menjadi-jadi, seperti pagi ini.
"Hoekk.. Hoekk.. "
Sudah setengah jam lamanya Adelia berada didalam wc memuntahkan isi perutnya. namun, yang keluar hanya air.
"Apa hamil semenyiksa ini? " gumamnya sambil memijit tengkuknya.
Rasa pening dikepalanya. Membuat pandangan Adelia sedikit buram.
"Seandainya saja aku tidak ham--- Akhh.. "
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Adelia tiba-tiba merasakan kram diperutnya. Mungkin bayinya tersinggung atas fikirannya yang membuat bayinya merasa seolah ibunya tidak menginginkannya.'Memang kenyataan'
Awalnya...
Adelia tidak menginginkan janin itu. tapi, akhirnya dia sadar, janin itu tidak bersalah sedikitpun.
"Astagah, maafkan Mama, Baby. Mama tidak bermaksud menyakitimu. Mama sangat menyayangimu, percayalah"
Adelia terus mengusap lembut perutnya, bermaksud menenangkan.
Walaupun kandungannya baru berusia 3 Bulan. Tapi, Adelia seakan merasakan ikatan yang kuat antara dia dan calon bayinya. Seakan janin itu terus menegaskan tentang eksistensinya didalam perut ibunya.
"Walaupun nantinya kita hanya berdua, tapi kamu tidak boleh sedih, sayang. Karena Mama akan berusaha selalu jadi apapun yang kamu butuhkan. Jadi, tolong sehat teruslah nak"
"Uluhh... Uluuhhh... "
Tiba-tiba terdengar sebuah suara dari arah ruang tamu."Yang mulai O'on, bicara sendiri."
Ternyata Loren
'Iyalah, siapa lagi yang main nyelonong aja masuk rumah orang tanpa permisi' batin Adelia
"Unchh... Onty Lindu, baby bump. "
Suara Loren menirukan anak kecil"Baby bump?? " kening adelia berkerut membentuk garis lurus kayak alis artis popular hihi
"Maksute?? Ora ngarti ndo!?" jawab Adelia dengan Logat Jawa.
Loren memukul jidatnya mengusap turun telapak tangannya sampai menutupi seluruh wajah kemudian bergumam "OMAIGAT"
Kemudian Loren melanjutkan "Itu tuh,, ponakan aku" sambil menunjuk perut Adelia yang mulai sedikit mebesar
Adelia yang mengikuti arah telunjuknya baru paham maksud Loren "Oh.. Maksud kamu, kandunganku? Kamu beri nama baby bump?!" jawab Adelia disertai cengiran
"Hihi.. Maap, nda ku tau kodong. "
Kali ini Adelia dengan logat Makassar."Lah.. Lah.. Logat apa lagi tuh? Lu kayak Duta bahasa Daerah aja, kayaknya lu ngerti amet sama bahasa-bahasa daerah, semoga aja deh, calon ponakan gue nanti pas lahir udah Cinta Tanah Air, Nusa dan Bangsa. "
"Sok gaul.. Pake loe gue-an, untung cantik." kini adelia menjawab pura-pura jengkel.
Yang dimaksud hanya 'meleletkan' lidah dan 'menjulingkan' mata kearah Adelia.
Adelia hanya menggelengkan mata kemudian menutup perutnya dengan telapak tangan bermaksud melindungi mata anaknya agar terhindar dari pandangan buruk (kalau kata serial India )
***
Disebuah kamar apartemen mewah bernuansa feminim yang kental, diatas sebuah ranjang dengan bedcover berwarna merah darah, Terlihat sepasang kekasih tengah memadu Kasih. Mereka terus berpelukan, atau lebih tepatnya 'si pria' yang memeluk erat kekasih cantiknya sambil menyembunyikan wajahnya di dada sang wanita. Layaknya seorang anak kecil yang sedang bermanja dengan ibunya.
Sang pria tidak mau melepaskan wanita bahkan hanya untuk membersihkan diri, alhasil sang wanita hanya bisa pasrah, dengan tersenyum manis semanis gula dia membalas memeluk pria yang telah menjadi kekasihnya selama beberapa tahun dan kembali memejamkan mata.
Saking nyamannya, mereka terjebak diatas ranjang padahal matahari mulai meninggi dan si pria sepertinya harus masuk kantor.
Tak ada tanda-tanda satupun dari mereka akan terbangun, mungkin mereka kelelahan akibat 'pergulatan' panas mereka semalam.
Sampai sebuah suara deringan ponsel membangunkan mereka.
Drtt... Drtt...
"Dave. bangun, Handphonemu!" Kesal wanita akibat kenyamanan tidurnya terganggu.
"Hmm... "
"Bangun, Dave!" perintah wanita itu sambil menepuk pelan pipi sambil menyerahkan kepada sang empunya handphone
Dengan kesal Dave memggeser tombol hijau pada ponselnya
"Apasih ganggu pag--Iya, Mah. Varo pulang sekarang."
Kemudian dave bangkit menyibak selimut yang membungkus tubuh Naked mereka.
Memungut satu-persatu pakaiannya yang berceceran disamping tempat tidur, mengenakannya secepat mungkin. Lalu meraih Handphone, jam tangan dan kunci mobilnya diatas sebuah nakas mungil berwana putih disamping tempat tidur.
Dave berlari kecil kearah pintu. merasa melupakan sesuatu, dia berbalik kearah ranjang
"Aku pulang dulu, honey" Dave memberikan sebuah kecupan singkat dibibir kekasihnya.
Yang di kecup hanya bisa melongo menonton pacarnya yang tidak biasanya buru-buru seperti ini
'Apa gerangan yang membuat Dave sepanik ini' Batin stella
TBC
***
Buat yang PENASARAN gimana sebenernya kronologis accident nya 'Dave-Adelia " beberapa part selanjutnya aku akan publis flashbacknya.
(Buat yang penasaran aja sih)
Dan follow akun aku yah..Buat pembaca setiaku dan yg udah masukin cerita ini di library nya. KALIAN LUAR BIASA hehe
Dan satu lagi...
Jangan lupa vote dan coment yahSemakin banyak yang baca ceritaku serta votement, semakin cepat juga aku UPDATE..
Salam love love diudara untuk kalian...
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelia (2nightstand)
RomanceBerawal dari 'Cinta Satu Malam'. Membuatnya harus mengandung tanpa mengetahui sosok pria yang harus bertanggung jawab akan hal itu. Dan.. Apa jadinya jika hubungan itu berlanjut menjadi 'Cinta Dua Malam' tanpa dasar Cinta.? "Haruskah aku pergi ja...