MENCINTAIMU

37

Ketika orang yang kita cintai telah pergi baru di situ kita merasakan nama nya kehilangan. Seperti ali yang sedang merasakan penyesalan teramat menyakitkan buat diri nya. Dengan sadar memilih viana dan membuat prilly pergi di tambah bonus sakit fisik yang prilly rasakan membuat ali selain menyesal dia ingin juga membunuh diri nya sendiri.

Sejak pergi nya prilly yang tanpa jejak ali benar benar menjadi laki laki yang dingin,lebih dingin dari dulu saat viana memutuskan pacaran sama pria lain.

Jika dulu ali kehilangan viana karna dia sudah terlalu nyaman oleh hubungan yang dia jalin dengan viana sampai dia tak sadar wanita itu perlu kepastian bukan sebuah harapan kosong yang sewaktu waktu akan hilang. Dan sekarang ali kehilangan prilly karna ali tak sadar bahwa dia lupa membuang cinta untuk viana di masa lalu sampai prilly menjadi korban akibat ali sendiri tak tau tentang hati nya.

"Disaat takdir menentukan kita untuk berpisah boleh kah aku meminta takdir pertemukan kita lagi di waktu yang lain,di tempat yang lain? Aku sekedar ingin meminta maaf, tapi jika aku masih boleh meminta aku akan minta untuk bisa mendapat maaf dari kamu dan melanjutkan kisah cinta kita yang sempat berhenti karna kesalahan yang aku buat" ali bertanya pada foko prilly yang dia pegang,seakan akan itu adalah prilly.

Tak henti air mata ali mengalir setiap berbicara dengan foto prilly. Penyesalan itu adalah menjadi suatu pukulan yang keras buat ali.

"Li" reva masuk kedalam kamar ali dia duduk di samping ranjang sepupu nya ini.

Reva adalah salah satu orang yang sangat marah dan kesal dengan kesalahan ali dulu saat memilih melepaskan prilly.

"Mau sampe kapan kaya gini" tanya reva . dia tak tega melihat sepupu nya meminum minuman keras seperti ini. Walaupun dia dulu kesal tapi tetap saja ali adalah sepupu nya. Apa lagi begitu sangat menyesal.

"Lo harus ngelanjutin hidup lo li jangan terus kaya gini. Gw yakin prilly pasti ga suka liat lo minum minuman keras kaya gini terus li"

"Apa prilly masih perduli sama cwo berengsek kaya gw"

Tuk. Reva menjitak kepala ali

"Dia aja bahkan rela kehilangan nyawa nya dari pada lo yang luka. Dia cinta banget sama lo li. Dia pasti marah kalo liat lo kaya gini" jawab reva kesal

"Iya kalo dia masih cinta sama gw. Kalo engga ? Gw ini udah banyak banget buat dia sakit di batin maupun fisik. Lo tau kan manusia itu ga sempurna,sesabar sabar nya orang pasti punya rasa sabar, punya rasa lelah begitu pula dengan prilly. Apa dia masih cinta sana cwo kaya gw ? Gw cuma salah satu bajingan yang beruntung rev bisa di cintai sama prilly tapi nama nya gw bajingan kerjaan gw cuma bisa nyakitin prilly doan" jawab ali menyalahkan dirinya sendiri di setiap kata keluarkan

Reva terdiam. Benar manusia ga ada yang sempurna,punya batas kesabaran dan juga lelah. Prilly manusia biasa yang memiliki rasa lelah. Apa lagi sakit yang di torehkan oleh sepupu nya itu membuat reva jadi memikirkan apakah prilly masih mencintai ali ? Sedangkan laki laki di dunia ini banyak yang bisa mencintai prilly dengan sepenuh hati banyak.

"Lo tau kan wanita itu mahluk yang lemah. Sekuat kuat nya perempuan tetap aja laki laki lebih kuat. Kaum hawa kaya kita selalu mengutama kan perasaan di bandingkan logika" reva berenti sejenak "jadi gw rasa jika suatu saat nanti lo di temuin lagi dengan prilly, keadaan prilly tidak mencintai lo tapi gw yakin dia memaafkan lo li. Jika takdir juga berpihak pada lo bonus nya mungkin ada jalan nya lo bisa balik lagi sama prilly" ucap reva memberikan sebuah pandangan kedepan nya untuk ali. Tidak memberi harapan tidak juga menjatuhkan dia memberikan sebuah pandangan bahwa hari ini ,besok ,lusa atau kapan pun itu takdir allah tak ada yang tau.

"Takdir seseorang ga ada yang tau. Begitu pun dengan jodoh seseorang. Yang pacaran lama aja bisa putus kalah sama yang baru kenal 3 bulan langsung naik ke pelaminan. Contoh lain nya lo deh sama si david, sekarang kaya gimana ? Walaupun ga terang terangan berteman tapi lo sama dia engga mengibarkan bendera perang kaya pas pertama kali lo ketemu sama dia" ucap reva terkekeh mengingat ali dan david yang tak seperti dulu walaupun tak pernah bertegur sapa setidak nya hawa permusuhan dari mereka tak begitu terasa seperti dulu.