7 ❤ : Seven

704 89 5
                                    

"Ray ayo pulang."

Raya menoleh--memandang sebal Kevin yang sedari tadi mengajaknya pulang. Sebal-bosan jawab enggak. Akhirnya hanya berdecak lalu diam.

"Lo mau dimarahin abah? Ini kita udah lama banget."

"Lo bawel banget sih. Mondy itu belum sadar, yakali kita tinggalin." Jawab Raya ketus.

Kevin menghela nafas berat lalu duduk di samping Raya duduk. Menoleh Raya yang menatap lurus ke depan.

"Bokapnya Mondy keterlaluan banget sih. Denger kabar anaknya masuk rumah sakit malah mentingin kerjaan dan cuma transfer doang buat biaya rumah sakitnya-udah-selesai." "Gak habis pikir gue." Raya mengoceh dengan nada begitu kesal.

Gadis itu menoleh Kevin yang malah menyandar tembok sambil merem. Raya menyenggol bahu Kevin. "Gausah pura-pura tidur deh."

Kevin menghembus nafas berat. "Mondy itu cowok ray, bisa jaga diri. Kita tinggalin juga ga bakal mati dianya."

Raya menyerngitkan dahi. "Jadi lo sebel gue nungguin Mondy sadar?"

"Gue sebel bisa di marahin abah karena bawa lo pulang telat."

"Assh. Alesan aja lo."

Baru mau Kevin membuka mulut dan menjawab--didahului suster yang keluar dari kamar Mondy.

"Silahkan masuk. Pasien sudah sadar." Sambil tersenyum.

Raya reflek berdiri dan mengucap terima kasih kemudian membuka pintu dan masuk ke dalam. Diikuti Kevin.

Terlihat disana sepasang mata menoleh ke arah Raya dan Kevin bergantian.

"Akhirnya siuman juga lo." Ucap Raya dengan nada penuh kelegaan. Melangkah lebih dekat ke tempat Mondy duduk di tempat tidur putih itu.

"Jadi kalian yang bawa gue kesini?" Tanya Mondy.

"Lo main tebak-tebakan?" Balas tanya Kevin--sinis.

Mondy tak menjawab hanya balik melirik sinis Kevin. Raya memutar bola mata bosan--melihat dua cowok itu tidak pernah lepas dari tatapan tajam seperti itu.

"Lo belom boleh pulang." Ucap Raya mencegah Mondy yang terlihat akan turun dari tempat tidurnya.

Mondy terhenti--lalu melihat Raya. "Siapa yang berani larang gue?" Jawab Mondy ketus. Masih bersikeras untuk turun.

"Aduh." Rintih Mondy sambil memegangi perut dan kepalanya saat sudah turun tak jauh dari tempat tidurnya.

"Gue bilang apa. Lo itu masih perlu istirahat." Sahut Raya yang masih sigap berdiri di tempat.

Mondy mendongak--melihat Raya. "Ck. Bukan bantuin malah ngomel." Mondy kembali lagi ke atas ranjangnya.

Raya hanya menggeleng pelan. Kevin terus-terusan bermuka masam.

"Ssst." Desis Kevin sambil menyenggol lengan Raya. "Udah jam setengah lima sore neng." Lanjutnya mengode keras agar Raya mau diajaknya pulang.

"Iya--iya."

"Mon, gue sama Kevin balik dulu." Pamit Raya.

Mondy menoleh. "Bentar. yang bayar biaya gue siapa?"

"Owh. Bokap lo kok yang bayar." Jawab Raya santai.

"Bokap gue?" "Bokep gue kesini?" Nada suara Mondy sedikit ada rasa senang.

"Ehm." Raya melirik Kevin. Terlihat Kevin cuek. Gadis itu kembali melihat Mondy. "Iya." Lanjut Raya sambil tersenyum ringan.

Kevin melirik bingung Raya. Raya menaik-naikkan alisnya mengode Kevin untuk diam saja.

Kali PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang