15 ❤ : Fiveteen

666 97 5
                                    

"Kok berhenti disini Mon?"
Tanya Raya heran ketika Mondy menghentikan motornya padahal belum sampai di rumah Raya.

"Sebentar. Tunggu sini."
Jawab Mondy kemudian masuk ke dalam apotek. Ya, Mondy menghentikan motornya di depan apotek.

Rayapun mengiyakan dan menunggu Mondy. Gadis yang masih memakai seragam SMA namun  dibalut jaket hoodie abu-abu milik Mondy itu duduk di bangku dekat motor Mondy terparkir.

Raya duduk manis sambil melihat jalanan yang ramai oleh pengendara motor baik mobil. Lampu-lampu yang menghiasi sisi jalan juga menjadi pemandangan Raya saat ini.

Ini pertama kalinya Raya masih di luar rumah saat malam minggu plus bonus sama pacar. Pacar pertama pula. Serba pertama.

Raya menoleh ke kiri ketika Mondy sudah keluar dari apotek dan duduk di samping kirinya.

"Beli apa tu?" Tanya Raya melirik plastik putih di tangan Mondy.

Mondy tak menjawab. Dia mengeluarkan barang di beli.

Raya menaikkan alisnya melihat barang yang dibeli Mondy adalah obat-obatan untuk membersihkan luka.

Gadis itu memundurkan wajahnya ketika Mondy hendak menyentuhkan kapas berakohol ke sudut bibir Raya. Raya penuh tanda tanya.

Mondy menghela nafas. "Katanya mau dibersihin lukanya biar kyak di drama-drama?" Jawab Mondy dengan polosnya.

"Ppfffttt" Raya menahan tawa.

Mondy menaikkan alisnya melihat ekspresi Raya malah ketawa.

"Masih kurang romantis? Perlu panggilnya aku kamu?"
"Sini aku bersihin luka kamu sayang."

"Pft. Pfffft. Wkwkwk." Raya ngakak.

Raya menepuk-nepuk bahu Mondy menahan tawa lalu menggeleng pelan. "Sumpah gak cocok. Malah aneh haha."

Mondy mendesis pelan kemudian cuek cowok itu tetap lanjut menepukkan kapas beralkohol di luka sudut bibr Raya. 

Membuat Raya memerhentikan tawanya terdiam sambil melihati wajah Mondy yang begitu dekat dengan wajahnya. Wajah Mondy yang konsentrasi melihat luka di sudut bibir Raya yang sedang di obatinya.

Melihat wajah Mondy berhasil memberi sensasi tenang pada hati Raya. Bahkan rasa perih akibat lukanya yang masih terbuka terkena alkohol pun tidak terasa.

"Selesai." Ucap Mondy memundurkan wajahnya usai menempelkan plaster coklat kecil di ujung bibir Raya.

Berhasil membuyarkan cengoan Raya yang melihati wajah Mondy.

"Udah? Ayo pulang?" Ajak Mondy sembari menegakkan badannya.

Raya menggeleng. "Belom mau pulang."

Mondy kembali merendahkan badannya mendekatkan wajahnya ke Raya. "Anak gadis gak baik diluar lama-lama. Masih pake seragam SMA lagi."

"Dikira gue om-om yang nyulik lo." Canda Mondy. Sambil mengode Raya melihat Mondy bukan terlihat sebagai anak SMA karena dia memang tak memakai seragam sedari tadi. Hanya memakai kaos hitam dan celana hitam.

Sedang Raya masih memakai seragam SMA meski dibalut jaket milik Mondy tetap saja roknya rok SMA.

"Ya biarin. Omnya ganteng gini gue maulah diculik." Balas Raya canda.

Mondy nyengir.  "Becanda mulu."
"Seriusan ayok pulang. Gaenak sama abah kamu juga."

"Abah kan di Bandung."

"Oh iya lupa."

"Hmm pelupa."

"Gaenak sama tetangga kalau gitu."

Kali PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang