16 ❤ : Sixteen

638 93 11
                                    

"Kev."

Raya mengulum senyumnya mendapati Kevin mengabaikan sapaannya. Malah berjalan lurus melewati tempat Raya berdiri.

Gadis itu membiarkan Kevin melewatinya begitu saja tanpa menyusul ataupun memaksa Kevin untuk berhenti.

Masih pagi. Daripada pagi-pagi harus debat dengan Kevin nantinya. Lebih baik diam dulu menunggu waktu yang pas.

Akhirnya Raya melangkahkan kaki menuju ke kelasnya. Karena bel masuk sudah berbunyi.

Raya menyerngitkan dahinya melihat bangku Kevin masih kosong. Firasat Raya mengatakan kalau sahabatnya itu bolos.

"Rev. Lo lihat Kevin?"

"Nggak. Dari tadi gue gak lihat dia."
"Emang kenapa? "

Raya menghela nafas berat. Dia memang belum cerita ke Reva soal Kevin marah.

"Semalem Kevin lihat gue berduaan sama Mondy. Ketahuan deh gue pacaran. Dianya marah karena gue gak cerita apa-apa."

Reva menghela nafas. "Ya jelas lah. Gue jadi Kevin juga marah."
"Lo sih sok-sokan main rahasia-rahasiaan.

"Hmm. Maksud gue gak main rahasia juga sih. Belum sempet cerita aja."

"Alasan mulu lo." Cibir Reva.

"Kevinnya aja lebay."
"Mana pake bilang Hati gue hancur Ray. Lebay parah." Raya menggeleng heran.

Reva sedikit tertegun. Menghela nafas berat. "Lo gak ngerti juga maksud Kevin itu apa?" Tanya Reva dengan nada serius.

"Ya tau."
"Dia sakit hati gue gak cerita soal gue pacaran sama Mondy ke dia." Jawab Raya dengan penuh keyakinan.

"Dasar bodoh." Cibir Reva.
"Bukan itu maksudnya Kevin."

Raya menaikkan alisnya tak paham. "Terus? Maksudnya?"

Reva menatap Raya dalam-dalam. "Kevin itu suka sama lo."

Raya terdiam sejenak. 

"Pfft." Kemudian menahan tawa.

Reva berdecak sebal. "Gue serius Ray. Ini serius."

"Iya iya. Suka dalam persahabatan kan? ya itu gue tau. Gue juga suka sahabatann sama dia." Jawab Raya.

"Bukan."
"Bukan dalam sahabat." Reva mulai kesal.

Raya menunggu kalimat Reva selanjutnya.

"Kevin suka sama lo sebagai seorang cowok. Dia suka sama lo. Dia cinta sama lo sejak dia sahabatan sama lo. Dia sendiri yang cerita sama gue."

Raya mendengar dengan baik setiap kata yang keluar dari mulut Reva. Reva terlalu serius mengucapkan membuat Raya mengikuti suasana yang tiba-tiba menjadi mellow.

"Kevin cerita semua itu ke lo?" Raya shock.

Reva mengangguk.

"Kapan? kenapa lo gak bilang ke gue?"

Reva memalingkan pandangan. "Udah lama."

Raya menyerngitkan dahinya tak menyangka dengan apa yang dia dengar dari Reva. Bisa-bisanya Kevin cerita ke Reva yang Reva sendiri mempunyai perasaan ke Kevin.

"Gue gabisa bayangin gimana sakitnya lo saat itu Rev." Raya terdengar begitu terpukul.

"Gak perlu dibayangin. Gue udah laluin itu. Dan nyatanya gue baik-baik aja sampai detik ini." Jawab Reva meyakinkan dengan sedikit tersenyum.

Raya terlihat begitu kesal. Kesal dengan dirinya sendiri karena membiarkan Reva melewati sakit hati yang pasti sangat sakit seorang diri. Kesal juga dengan Kevin yang bisa-bisanya mempunyai perasaan tak terduga seperti itu.

Kali PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang