1 ❤ : One

1.4K 104 6
                                    

"Pilih Reva ya"

"Pilih Reva"

"Pilh Reva ya"

Gadis berseragam SMA itu membagikan brosur pada tiap siswa-siswi yang datang dari gerbang. Brosur dimana terdapat foto Reva dengan visi-misi sebagai calon ketua OSIS.

Disudut lain ada juga tiga gadis membagikan brosur serupa bedanya bukan foto Reva juga visi misi yang berbeda.

"Jangan lupa pilih Boy ya."

"Pilih nomor 1"

"Pilih Boy ya"

Tak lama kemudian Reva datang merangkul gadis yang membagikan brosur untuk memilihnya. Gadis itu Raya-kakak Reva.

"Kasiannya kakak aku pasti capek."

"Makanya lo harus menang biar capek gue kebayar."

"Haha doain aja."

"Amin"

"Sampai jam 8 Ray maksimal bagiin brosurnya. Habis gitu Orasi trus pencoblosan."

"Siap."

"Yaudah gue tinggal ya."

"Iya."

Raya mengambil brosur lagi yang ada di tasnya. Saat akan membagi tiba-tiba brukkkkkkkk.

Gadis itu terjatuh hingga brosurnya tercecer berantakan. Gak minta maaf gak bantuin malah kabur. Raya mengejar cowok yang menabraknya itu. Kemudian menarik tas cowok itu dan berdiri di depannya.

"Lo cowok gak ada tanggung jawabnya banget ! Liat brosur gue jatuh berantakan ! bantuin kek ! minta maaf kek !"

Cowok itu tajam menatap Raya. Maju selangkah membuat Raya mundur selangkah. Raya masih memasang wajah galak.

"Lo punya tangan ?! " "Bisa beresin sendiri kan ?! "

"Apa ? " Raya menaikkan alisnya.

"Gue gak ada waktu buat ladenin hal yang gak penting ! "

Cowok itu lanjut berjalan tanpa menghiraukan Raya.

"Hiishh.. udah lama pengen banget gue nyakar muka tu cowok! Cowok sialan ! biang kerok sekolahan ! Sok jagoan !! Argh."

Biang kerok sekolahan? Siapa lagi kalau bukan Mondy. Seisi sekolah setuju Mondy biang kerok sekolahan. Sikapnya yang bandel dan gak tau aturan sangat pas dibilang biang kerok. Mondy bisa semena-mena di sekolah mentang-mentang ayahnya donatur besar sekolah ini.

Raya memelas melihat brosur yang sudah sangat tak karuan di terpa angin. Terpaksa dia harus membereskan sendiri.

Setelah selesai memunguti brosur yang tercecer, gadis itu bernafas lega. Menghela nafas panjang. "Akhirnya.."

"Sssst" Langkah Raya terhenti ketika mendengar desisan seseorang dari belakang. Raya berbalik.

"Kevin." Ucap Raya keras melihat cowok yang sedang memegangi gerbang yang sudah tertutup itu.

Setelah Raya menoleh, Kevin dengan cepat memanjat lalu turun dari gerbang. Beruntung pak satpam tidak ada di pos. Entah kemana tak ada yang tau.

"Telat mulu hidup lo. Bosen gue."

"Gue juga bosen. Tapi si telat sayang banget sama gue gamau lepas."

"OH" Raya membalikkan badannya meninggalkan Kevin.

Cowok tengil bandel tapi untung ganteng itu berlari mengejar Raya.

Kali PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang