3 ❤ : Three

620 81 10
                                    

"BOY." "Angel pingsan!"

Seketika Boy berdiri lalu berlari keluar dari ruang OSIS mengikuti Seila sahabat Angel yang berteriak memberi tahunya Angel pingsan.

"Rapat kita tunda dulu ya." Ucap Reva bijak pada anggota OSIS inti di depannya. Semua setuju dan beranjak keluar ruangan.

Boy menghentikan larinya ketika sampai di dalam kelas Angel, terlihat disana Angel pingsan di pegangi sahabatnya Neila--di lantai.

Murid lain yang mengerubungi memberi jalan untuk Boy mendekat.

"Kenapa bisa pingsan?" Tanya Boy cepat.

"Dia bilang belum sarapan. Baru mau makan ke kantin dia udah jatuh gini." Jawab Neila cepat dengan wajah panik.

Boy tak bertanya lagi--langsung saja dia mengangkat tubuh pacarnya itu, ia gendong sampai ke ruang UKS. Neila mengikuti langkah Boy di belakang berjalan cepat.

Sampai di UKS Boy membaringkan tubuh Angel--pelan. Neila sibuk membuka kotak P3K mencari minyak kayu putih. Setelah dapat--ia oleskan pada pelipis juga dada Angel. Kemudian ia dekatkan ke lubang hidung Angel.

Menyadari ada Boy, Neila memberikan minyak kayu putih itu pada Boy. Boy menggapainya dan berganti posisi dengan Neila.

"Boy, gue tinggal ke kantin sekalian beliin bubur ayam buat Angel kalau dia bangun nanti ya."

Boy mengangguk. "Iya Nel. Makasih ya." Senyum.

Neila juga mengangguk kemudian keluar dari UKS.

Boy memandang sendu wajah kekasihnya yang sedang tertidur pingsan itu. Kulit putihnya memucat namun masih terlihat sangat cantik. Terus mendekatkan minyak kayu putih itu dekat hidung Angel.

"Jadi tadi heboh pingsan itu yang pingsan Angel?" Tanya Raya setelah menelan siomaynya.

Reva mengangguk--lanjut memakan batagornya.

"Hobi kok pingsan sih tu anak." Ucap Kevin yang asik makan nasi lauk pecel-nya.

"Hobi ndasmu!" Raya sebal menoyor kepala Kevin.

Reva terkekeh. "Yakali hobi pingsan Kev."

"Lah coba itung berapa kali tu cewek pingsan. Pas olahraga pingsan. Pas Upacara pingsan. Sekarang di kelas pingsan."

"Ya mungkin fisik Angel emang lemah." Reva membela.

"Yah. Kelihatannya gitu sih. Kulitnya putih pucet kyak mayat.--ADOH." Kevin mengelus kepalanya yang di toyor lagi oleh Raya.

"Mau gue pinjemin saringan mbok yem kantin biar omongan lo kesaring?" Raya sebal.

"Lo pikir omongan gue jus jambu pake disaring biar bijinya gak ikut keminum?" Balas Kevin.

"Tapi Kevin bener. Kulit Angel emang putih banget." Reva.

"Yah Rev. Lo sih semua omongan Kevin pasti bener terus." Raya sebal lagi.

"Haha jengkel kan lo gak ada yang bela." Cibir Kevin.

"Cih. Soktau lo." Raya

"Eh itu bukannya Neila." Ucap Reva melihat Neila yang datang dengan Seila lalu berhenti terdengar memesan bubur ayam.

Raya dan Kevin menoleh sekilas lalu kembali menoleh Reva.

"Beliin Angel pasti." Kevin menebak.

"Yah syukurdeh berarti udah sadar kan ya." Reva menghela nafas lega.

"Kayaknya sih ya." Raya menanggapi.

Ketiga sahabat itu lanjut fokus makan makanan mereka masing-masing. Masih terkadang di selingi candaan juga toyoran dari Raya ke kepala Kevin membuat Reva tertawa selalu.

Kali PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang