4 ❤ : Four

705 95 5
                                    

"Hasil ulangan kalian saya letakkan disini."

Ucap Pak Rian guru MTK menutup perjumpaan hari ini selesai mengajar di kelas XI IPS 1-kelas Raya, reva, Kevin juga Mondy.

Semua berlomba maju ke depan mengambil kertas hasil ulangan masing-masing yang tertumpuk di atas meja guru.

Ada ekspresi senang, kecewa, sampai datar juga ada setelah melihat hasil ulangan diri sendiri.

Reva sudah pasti termasuk senang-gadis pintar itu selalu mendapat nilai memuaskan. Kini Reva mendapat nilai 98.

Raya-datar, yah nilainya begitu-begitu saja.

"Edan. Mondy dapet seratus coy." Seru Kevin yang masih berada di depan melihati kertas ulangan yang masih ada di atas meja hingga bisa melihat nilai sempurna yang kertasna bernama Mondy Caesar.

Seisi kelas takjub heran karena Mondy mendapat nilai sempurna.

Biasanya saja Mondy hanya mendapat nilai 20, 30. Nah ini 100-kan wow.

Acara saling bisik itu seketika berhenti ketika Mondy tiba dari luar kelas. Bagaimana tidak berhenti, siapa juga yang berani ngomongin Mondy.

"Makan apa lu mon dapet 100." Kevin menyeringai.

Yah gak ada yang berani kecuali Kevin. Kevin orangnya memang selengekan, godain Mondy bukan masalah besar.

Mondy memasang wajah datar berjalan menuju meja guru dan mengambil nilai ulangannya. Tetap dengan wajah datar-lanjut kembali ke bangkunya.

"Kok bisa sih tu cowok dapet nilai 100."

"Udahlah Ray. Masih dipikir aja." Reva memutar bola mata bosan-dari tadi Raya masih saja kepo soal itu.

Raya menarik nafas-menyerngitkan dahi. "Gue mencium bau-bau kecurangan."

"Ssst. Ngaco lo Ray."

"Tamat riwayat lo kalau Mondy denger." Lanjut Reva pelan.

"Ya coba pikir. Biasanya dapet 20 kalau gak 30. Nah ini tiba-tiba 100." Raya masih ngeyel.

"Ya mungkin emang habis serius belajar." Reva posthink.

Raya menggeleng. "Gue gak yakin."

"Ck. Yaudahlah ngapain dipikir hm."

"Emang lo gak penasaran Re?"

"Yah. Ya penasaran tapi ya-biar ajalah." "Lagian percuma aja lo pengen tau. Kyak berani nanyain Mondy aja." Reva meremehkan.

"Kalau gue beneran nanya gimana?"

"Hah. Hoax." Reva masih dengan nada meremehkan.

Raya tersenyum miring. "Lo liat nih." Lalu berdiri melihat kea rah Mondy.

"Heh Ray lo jangan macem-macem deh." Desis Reva sambil menarik rok Raya yang hendak melangkah menghampiri Mondy.

Namun Raya menghiraukan dan masih terus melangkah.

Reva menghela nafas cuek sambil memandang datar Raya yang sudah duduk di depan bangku Mondy menghadap Mondy.

"Hey." Sapa Raya basa-basi karena bingung mulai dari kata apa.

Mondy menaikkan dagunya. Berarti Apa.

"Kok lo bisa dapet seratus gimana caranya?" Tanya Raya to the point.

Mondy menaikkan alisnya, sedikit tersentak mendapati Raya yang teman dekat bukan-sering ngobrol enggak-sering adu tatap tajam iya, tiba-tiba nyamperin dan tanya hal gapenting bagi Mondy.

Kali PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang