6 ❤ : Six

681 96 5
                                    

"Nebeng ya mon. yayaya." "Sama mantan gaboleh pelit."

Cewek itu memasang puppy eyes memohon agar Mondy mau mengantarnya pulang. Dia bilang mantan. Memang mantan Mondy. Fani namanya. Si cewek dengan senyum khas yang sempat beberapa bulan lalu menghiasi hari-hari Mondy.

"Gak"

Jawab Mondy cuek mengabaikan Fani yang minta bonceng itu. Mondy tetap naik ke motornya.

Tanpa permisi tanpa bertanya, Fani melompat naik ke belakang Mondy.

"Turun gak?!" Bentak Mondy.

"Gak"

"Turunn!!" Mondy geram.

"Enggak!" Fani malah memeluk Mondy dari belakang.

"Owhh.. jadi karena ini lo minta putus." Sahut seorang cowok yang tiba-tiba muncul.

Membuat Mondy dan Fani menoleh bersamaan. Kemudian Fani turun juga Mondy.

"Ternyata bener. Lo putusin gue karena selingkuh sama mantan lo ini." Lanjut cowok itu melirik sinis Mondy.

"Lo ngapain kesini?" Tanya Fani lurus menatap cowok itu.

"Masih nanya? lo bego apa tolol!" Nada cowok itu sedikit membentak.

Mondy melangkah ke depan mendekat cowok itu. "Lo gabisa ngomong alus ke cewek?" Ucap Mondy ketus.

"Gausah ikut campur lo." Balas cowok itu.

"Rendra! mending lo pergi!" Fani menengahi berdiri di tengah di depan Rendra dan Mondy mencegah dua pasang mata tajam itu yang pemiliknya sebentar lagi akan bertengkar.

"Pergi? biar lo bisa mesra-mesraan sama selingkuhan lo ini ?"

"Gue bukan selingkuhannya dia njing! " Mondy emosi dan nyaris benar-benar memukul jika tidak di halangi Fani.

"Pergi!" Ucap Fani tegas pada Rendra.

"Mana bisa gue pergi dan biarin pacar gue sama mantannya." Jawab Rendra.

"Gue bukan pacar lo lagi lo tau itu!" Nada Fani meninggi.

"Kapan? kapan gue bilang iya saat lo mutusin gue?" "Gue gamau putus dari lo Fan."

"Tapi lo udah sakitin gue Ren!"

"Gue udah jelasin ke lo fan. Cewek kemarin itu bukan siapa-siapa gue!"

Mondy berdecak pelan dan menggeleng bosan. Lama-lama dia hanya jadi obat nyamuk diantara pasangan yang sedang berantem.

"Gue pulang fan. Lo selesaiin masalah lo dulu." Sahut Mondy ditujukan pada Fani.

Fani hendak mencegah namun tangannya di genggam oleh Rendra.

Mondy sudah berada di atas motornya dan melaju pergi.

Ninja hijau itu membelah jalanan yang tak begitu ramai. Pengendaranya memandang sendu arah jalan yang ia lewati.

Seketika teringat kenangan saat pulang sekolah mengantar kekasihnya pulang. Emm, mantan kekasih tepatnya.

Baru sebulan yang lalu dia masih duduk di belakang Mondy saat mengendarai motor pulang sekolah begini.

Tertawa ringan sampai tertawa riang sepanjang perjalanan hingga sampai di rumah mantan kekasih Mondy itu.

Mondy menghela nafas.

Itu sudahlah berlalu. Tak perlu ada lagi kenangan yang harus di ingat apalagi di kenang secara mendalam.

Mondy menarik tipis sudut bibirnya. Sedikit tersenyum--memcoba memperbaiki mood di hatinya. Memantapkan untuk melupakan semuanya. Melupakan Fani.

Melaju lebih kencang dan lebih fokus ke jalanan bukan lagi teringat kenangan manisnya.

Kali PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang