9 ❤ : Nine

656 90 12
                                    

Bukk

Kevin jatuh lalu mengatur nafas dengan posisi telentang menatap langit-langit ruangan. Keringat bercucuran menghiasi tubuh hingga wajah Kevin.

"Bangun!!"

Reva membentak Kevin untuk segera bangun. Supaya kembali melawannya.

Kevin dan Reva. Sedang berlatih karate di tempat karate biasa mereka berlatih.

Kevin mengangkat tangan kanannya mengode Reva kalau ia tak sanggup--lelah.

"Payah lo." Cibir Reva. Kemudian beranjak pergi meninggalkan Kevin.

Kevin menghela nafas masih menatap langit-langit ruangan. Masih terngiang momen pagi tadi saat di sekolah.

Dimana Kevin mencengkeram kerah Mondy dan menyiapkan kepalan tangan untuk memukul Mondy.

Namun gagal ketika Raya seketika berdiri di depan Mondy menghalangi Kevin melanjutkan niatnya.

Raya memelototi Kevin sangat kesal. Kevin melepas cengkraman dan tangan mengepalnya.

"Lo apa-apan sih Kev." Ucap Raya masih dengan tatapan tajamnya.

Kevin mendengus. "Gue gasuka dia mainin lo."

"Siapa yang mainin?!" Mondy angkat suara dengan sedikit memajukan tubuhnya. Namun tetap dihalangi oleh Raya.

"Cukup." Raya membentak. "Lo berdua kyak anak kecil tau gak!" Melirik sinis keduanya secara bergantian.

Mondy dan Kevin saling lirik sekilas kemudian saling membuang muka. Kevin terlihat muak dengan langkah pasti iapun pergi keluar kelas.

Lagi--menghela nafas berat lalu memicingkan mata ketika sebuah botol minuman disodorkan di depan wajahnya.

Melihat ke arah si pemberi. Reva. Kemudian merubah posisinya menjadi duduk.

Revapun duduk di samping Kevin. Meminum minumannya bersama Kevin yang juga minum minumannya.

"Lo ada masalah? Lawan gue gak fokus mulu dari tadi." Tanya Reva setelah selesai minum.

Kevin menghela nafas berat lagi. Menoleh Reva dengan wajah melas. "Raya gak cerita?"

"Soal tadi pagi?" Reva menebak.

Kevin menghela nafas panjang. Malas menjawab pertanyaan yang sudah sekaligus jadi jawaban pula.

"Lo sendiri juga. Lebay pake acara mau nonjok Mondy."

Kevin menoleh sinis. Tak setuju dengan kalimat Reva. "Heran gue sama Raya sama lo juga." "gue itu benci Mondy mainin Raya." Kevin kembali kesal.

"Lo baper amat kev. Rayanya aja palingan gak bakal mikirin."

"Karena gue pasti mikirin."

"Ck. Sok pemikir lo." Cibir Reva lagi.

Seketika hening. Kevin memilih diam sejenak kemudian menoleh Reva dengan tatapan sendu. Bukan tatapan Kevin yang sering Reva lihat sebagai cowok pecicilan.

"Lo sakit Kev? ngeri gue liat lo gini."

"Gue lama-lama capek rev." Jawab Kevin dengan nada lemas.

"Njir. Beneran sakit ni bocah."

"Gue serius. Lama-lama gue capek mendam perasaan ini dari dulu." Lanjut Kevin masih bernada sendu.

Reva tak lagi mencibir. Kini melihat sorot mata Kevin yang terlihat penuh keseriusan tanpa ada setitik kebercandaan disana.

Kali PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang