19 ❤ : Nineteen

620 85 13
                                    

Beberapa menit menempuh perjalanan akhirnya sampailah Raya dan Mondy di sebuah toko buku. Mereka ingin membeli buku paket Biologi. Mondy mengikuti Raya berjalan menyusuri rak-rak buku mencari buku yang mereka cari.

"Mana ya mon.." Tanya Raya sembari melihati berbagai judul buku Biologi.

Mondy memanjangkan lehernya melihat arah rak lain. "gue coba kesana ya? Lo di area sini aja." Kata Mondy.

Raya mengangguk mengiyakan. Kemudian memainkan jarinya lagi ke judul-judul buku untuk kembali mencari.

Mondy berhenti di rak berbeda namun masih dengan lingkup jenis buku yang sama. Buku mata pelajaran Biologi.

Baru beberapa menit namun Mondy lelah mencari dan bosan juga menatapi buku. Ia kembali ke Raya.

"Gak ada ray." Ucap Mondy.

"Iya disini juga gak ada."
"Gimana ya mon. Mana buat besok lagi."

"Ke toko buku lain?" Tanya Mondy.

"Yaudah yuk." Raya memimpin jalan.

Brukk

"Eh Sorry." Ucap Mondy tak sengaja menyenggol seseorang hingga buku bawaannya terjatuh.

"Jalan tu pakai mata dong!" Jawab seseorang itu seorang cewek yang kedua matanya membulat saat melihat yang menabraknya.
"Mondy?" Lanjutnya.

Mondy menyipitkan matanya mendengar cewek itu menyebut namanya. Begitu juga Raya yang ada di samping belakang Mondy.

"Gak nyangka sekian lama gak ketemu sekarang ketemu lo disini mon."
"Apa kabar?"

Mondy menyerngitkan dahinya. Ia tak tau siapa cewek itu. Atau lebih tepatnya lupa.

"Gue santi mon. Lo lupa?" Ucap cewek itu sadar akan ekspresi Mondy.

"Santi?" Mondy masih mengingat-ingat.

"Ya ampun mon. Gue Santi temen smp lo. Tiga tahun kita sekelas. Bahkan lo sering nyontek tugas ke gue."

"Owh. Iya kyaknya gue inget." Jawab Mondy tanpa dosa.

Santi tersenyum. "Makin ganteng aja lo mon."

Mondy reflek melirik Ke belakang melihat Raya yang  menatapnya ganas.

"Gue duluan." Ucap Mondy pamit ingin pergi.

"Eh mon tunggu."

Langkah Mondy terhenti ketika lengannya ditahan oleh tangan Santi. Cepat ia menepis. Selain risih dia juga semakin takut karena Raya terlihat semakin jengkel.

"Eh sorry. Reflek." Ucap Santi.
"Habis lo buru-buru banget mon. Lo Gak kangen gue ? hehe"

Mondy gagal paham dengan Santi. Apalagi Raya.

Raya melangkah dua langkah maju mensejajarkan di samping Mondy. "Seenak jidat pegang-pegang. Lo gatau gue siapa?" Tanya Raya sinis pada Santi.

Santi menyeringai. "Emang lo siapa?"

"Kasih tau ke dia gue siapa." Suruh Raya pada Mondy.

Kali PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang