12 ❤ : Twelve

688 91 24
                                    

"Angel, kita harus ngomong."

"Ngapain lo?" Neila menatap tajam Reva yang tiba-tiba masuk ke kelasnya.

"Gue mau ngomong sama Angel." 

"Jangan ngel." Neila melarang Angel.

Angel berdiri. "Gak ada alasan buat gue nolak." Jawabnya serius kemudian melangkah. Dikuti Reva.

Neila hanya bisa menghela nafas tetap duduk di tempat.

Di ujung lorong kelas, Angel dan Reva berhenti.

"Soal gue sama Boy di ruang OSIS itu,"

"Udah. Boy udah cerita semua kok." Angel memotong kalimat Reva. "Gue ngerti." "Dan gue udah gak ada selera buat bahas itu lagi."

"Gue bener-bener minta maaf." Reva mengucapkan dengan penuh rasa menyesal.

Angel mengangguk. "Gaperlu minta maaf." "Karena suatu hari nanti, gue butuh lo gantiin gue."

Reva menyerngitkan dahinya. "Maksudnya?"

"Ehm. Lupakan. Gue balik ke kelas dulu ya." 

Belum sempat Reva menjawab, Angel sudah berbalik dan kembali ke kelasnya.

Menyisakan tanda tanya besar di dalam otak Reva akan kalimat Angel barusan. "gantiin dia?" Ucap Reva pelan berpikir.

"WOI."

Reva mendelikkan bahu--kaget. "Apasih kev. Ngagetin."

Kevin nyengir. "Salah siapa bengong." "Ada apakah bu ketos mengapa anda melamun?"

Reva cuek, malah melangkah pergi.

Kevin memiringkan kepalanya, kemudian mengikuti Reva. "Lo kenapa Rev? Beda gini." Ucap Kevin sembari mensejajarkan langkahnya dengan Reva.

"Biasa aja." Jawab Reva singkat.

Langkah Reva berhenti ketika Kevin berhenti di depannya. Melirik sinis Kevin.

Kevin menyerngitkan dahi. "Kok lo malah jadi mirip Raya sih, jutek sama gue." "Ini Reva apa Raya sih?" Kevin memegangi bahu Reva dengan menggerak-gerakan untuk mengecek benarkah Reva atau Raya.

Reva menepis tangan Kevin. "Lo buta? Gak lihat ini wajah gue wajah siapa?" Reva melotot.

Kevin memicingkan matanya. "Wajahnya Reva sih." "Ah, jangan-jangan lo kerasukan Raya?" "Ish. Kacau kalau Raya ada dua."

"Kenapa kacau? Bukannya seneng? cewek yang lo suka ada dua? ha?" 

"Ssst." Kevin membungkam bibir Reva. "Gak kurang kenceng Rev lo ngomongnya njir."

Reva menepis lagi tangan Kevin. "Kurang kenceng? Oke gue bakal pinjem mic sekolah."

"Eh eh, Gak Rev gue becanda." Kevin menghalangi Reva. 

"Minggir."

"Iya iya, lo Reva lo Reva. Bukan Raya." Kevin mengalah. "Mungkin lo PMS kali ya? makanya judes ke gue." "Eh, tapi biasanya pas PMS lo juga tetep baik sama gue."

Reva menghela nafas berat. Melihat dua bola mata Kevin. "Semua orang bisa berubah. Termasuk hati." 

"Lah malah bahas hati." Kevin menyentuh kening Reva. "Beneran kerasukan ya lo?"

Reva berdecak kesal. "Percuma ngomong sama lo. Gak ada otaknya. Susah!" Melewat Kevin melangkah pergi.

Kevin melongo--melihat punggung Reva yang semakin jauh. "Gue salah apa Ya Allah." Memelas.

❤❤

"Heh Boy, tumben lo kesini." Ucap Mondy lalu duduk di ujung atap di samping Boy, tempat biasa. 

Kali PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang