Apa?
Apa yang kau lihat?
Jangan melihatku seperti itu. Aku ini bukan monster!
Baiklah. Kalian ingin tau apa yang akan kuceritakan? Oke, oke, akan kuceritakan.
Ini berawal saat aku kelas 4 SD. Waktu itu aku belum punya HP, aku mendapatkan HP saat kelas 5, dimana aku mendapat ranking 4.
Waktu itu malam, dan mati lampu. Dirumah hanya ada aku dan adikku (perempuan) papa-mama-adikku yang satu lagi (laki-laki) pergi keluar untuk pergi berobat.
Aku tak tau pada saat itu jam berapa. Karna aku tak punya HP.
Alhasil? Aku sendiri. Adikku sudah tidur duluan dikamar, karna dia takut kegelapan(?)entahlah.
Jika kalian mengira aku takut, maka kalian salah besar! Aku tak takut sedikit pun.
Hebat?
Ya, memang.
Waktu itu aku sangat polos, aku saja waktu itu tak kepikiran hantu, atau jin-roh atau apalah yang kalian sebut seram.
Aku ingin menghidupkan lilin. Tapi aku takut,
Ya, urusan lilin. Aku takut.
Karna?
Disana hanya ada lilin setinggi telapak tanganku dan mancis. Mancis... Aku takut menghidupkan lilin dengan itu. Kalau korek api mungkin aku masih berani, kalau mancis?
Uh, ya aku takut dengan itu.
Karna aku takut kuku ku terbakar kena api dari mancis. Dan bahkan aku tak bisa membuka mancis sama sekali.
Aku ragu, mau atau tidak?
Kalau iya, maka aku harus menerima resiko kalau kuku ku terbakar.
Kalau tidak, maka aku akan terkurung dalam kegelapan ini sampai pagi.
Aku berpikir keras. Mau atau tidak ya?
Akhirnya, aku memilih pilihan pertama. Ya, aku akan menghidupkan lilin itu dengan mancis.
Perlahan, kucoba menekan tuasnya, hingga keluar api kecil. Kuarahkan perlahan ke lilin sambil melirik kuku yang ku harapkan tidak terbakar.
.
.
.
.
Berhasil!!Aku sungguh lega saat itu. Aku putung rokok itu, (aku memakai putung rokok punya papaku untuk menopang lilin). Aku bawa perlahan setelah mendiamkannya berdiri sendiri agar lilin melekat dengan permukaan putung itu.
Ku bawa kekamar dan meletakkannya di meja rias milik mamaku. Lalu mencoba tidur.
Sudah 5 menit, (masih perkiraan) tapi aku masih belum bisa tidur. Kulirik adikku yang tertidur pulas, kuhela napasku lalu melihat langit-langit kamar yang agak redup karna tak mendapat cahaya dari lilin.
Tiba-tiba aku mendengar suara klakson mobil dibawah (karna rumahku 2 lantai). Sontak aku gembira, langsung mengambil putung rokok dan turun kebawah.
Melewati jajaran snack, dan barang lain. Sampai ke pintu.
Aku menunggu, menunggu papa dan mama membuka pintu dan menampakkan mobil yang hendak diparkirkan masuk kedalam rumah.
Sudah beberapa menit, tapi aku tak mendengar apapun lagi. Bahkan suara mesin mobil tak ada lagi.
Aku tetap menguatkan mentalku. Menunggu dan menunggu.
Akhirnya aku menghela napas, naik lagi keatas diruang keluarga.
Kulihat lilin yang bercahaya sambil meniup-niupnya karna bosan.
Hingga papa-mama-adikku pulang. Aku menyodorkan lilin didekat jam dinding.
Jam 11 lewat. Hampir tengah malam, dengan bangga aku menceritakan perjuanganku menghidupkan lilin pada mama. Yang disambut senyuman lembut dan kami semua tidur.
***END***
Hai! Sudah tau kesimpulannya? Ya... Sebenarnya ini penggalan cerita lamaku. Memang benar saat itu aku kelas 4 SD dan belum punya HP :D, juga aku waktu itu aku memang gak takut sama sekali(sok-sok-an).
Bagi yang gak paham, gini kesimpulannya. Saat aku dengar suara klakson waktu itu, mungkin itu mobil lain atau orang-orang yang lagi balap liar. Walau didaerahku gak pernah ada balap liar sih, mungkin ini kebih konek ke horor atau mistis.
Bagi kalian yang tau, tolong Comment ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Short Story : Only My Fiction
Short StoryHanya sekumpulan cerpen fiksi yang kubuat karna lenggang waktu. Disini aku tak akan membahas cerita orang lain, atau pun spoiler. Aku hanya menceritakan tentang cerita fantasiku ke kalian semua, para pembaca. Just Read it!