Time *my fiction 19

20 6 7
                                    

Hei.

Ya. Kamu yang sedang membaca.

Aku mau bertanya.

Kalau misalkan kamu diberi pilihan, kamu mau pilih yang mana?

Masa lalu, sekarang, atau masa depan?

Aku selalu berpikir, kenapa bumi bisa ditinggali makhluk hidup dan kenapa kita bisa tercipta. Kenapa ada berbagai macam makhluk hidup dan kenapa ada kehidupan di dunia ini.

Kalau aku bertanya dengan orang-orang, pasti mereka menjawab tidak tau. Kalian pasti juga begitu kan?

Mungkin para ilmuan mungkin juga sudah menemukan teori kenapa kita bisa ada didunia ini dan bagaimana dunia terbentuk.

Teori tentang bagaimana caranya kemasa depan dan kemasa lalu.

Adanya kehidupan lain diluar sana. Dan masih banyak lagi.

Jadi kalian mau pilih yang mana?

Aku memberi kalian 3 pilihan dan kalian hanya boleh memilih SATU.

Baiklah, mungkin itu pilihan yang sulit.

Sembari berpikir, bagaimana kalau aku menceritakan sebuah cerita?

Mungkin saja cerita ini bisa memberikan kalian pencerahan.

Ini adalah kisahku, yang hanya seorang anak kecil berumur 10 tahun dengan lentera berapi biru dan sebuah jam pasir.

***

"Divani Melrose Winatra?"

Seorang anak kecil berambut putih silver mengkilat yang mengikat rambutnya twintail merasa terpanggil. Dia mendongakkan kepalanya.

"Ya?" jawabnya pada orang itu.

"Kesini sebentar, saya ingin memberitahu sesuatu padamu," kata orang itu sambil tersenyum hangat pada Vanny.

Vanny mengangguk dan mengikuti orang itu. "Ada apa ya, Bu? Sampai-sampai memanggilku kesini?" tanya Vanny bingung ketika orang itu memasuki ruangan khusus dimana hanya orang-orang penting yang boleh masuk kesana.

"Ibu ingin memberimu ini." dia memberikan sebuah bando berwarna biru gelap berhiaskan manik-manik berbentuk permata kecil yang bersinar ketika mengenai cahaya lampu juga hiasan batu Sapphire berbentuk kotak di bagian pinggir.

Vanny kebingungan karena gurunya memberikan sebuah bando padanya. "Ini ... untukku?" tanyanya masih tak paham.

"Ya. Ini adalah kenang-kenangan untukmu karena kamu tak akan lama lagi berada disini," katanya masih tersenyum.

"Maksudnya..?"

"Kamu sudah lulus, Vanny. Dan bando ini, akan memberitahumu apa yang akan kamu hadapi setelah ini."

Vanny menerima bando itu dan segera pergi dari sana. Vanny melewati deretan kelas yang masih terisi dengan siswa-siswa yang merusuh karena tidak ada guru yang mengawasi disana sampai ke kelasnya.

Vanny duduk dikursinya dan menatap bando itu dengan seksama. Bagaimana bisa sebuah bando bisa menentukan kemana arah kehidupannya?

"Wow, Vanny! Kamu sudah dapat Lambang Kelulusan! Kapan aku mendapatkannya ya?" perkataan Sara membuat fokus Vanny terpaling dari bando itu.

"Lambang Kelulusan?" tanya Vanny tak mengerti. Sara, yang melihat temannya masih bingung menepuk keningnya.

"Ah, aku lupa bilang tentang itu ya. Apa bando itu sudah memberimu pandangan?" tanyanya penasaran.

Vanny menggeleng, "Kurasa belum. Aku belum merasakan apa-apa setelah menerima bando ini."

Sara berpikir sejenak, "Oh ya? Kukira ada yang luar biasa dari bando itu. Mungkin kamu harus memakainya dulu?" usul Sara.

Little Short Story : Only My FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang