"Hoam... Lelah sekali..." Rara menghempaskan badannya ke kasur. "Untung besok tidak ada PR.." gumamnya sambil memeluk bantal guling.
Dia terbawa ke alam mimpi.
"Huh? Dimana aku?" tanya Rara, Rara melemparkan pandangannya pada sekitar. "Lho? Aku didepan rumah?" Rara mengernyit
Apa aku sedang bermimpi? Pikirnya.
"Rara!" Rara mencari pemilik suara itu, "Kenapa kamu masih disini? Kamu kan seharusnya sudah pergi!" pergi? Apa maksudnya?
"Hei, apa maksudmu?" tanya Rara bingung. Orang itu juga heran "Kamu lupa ya, kalau kamu lagi ikut tour sekolah?" Rara makin heran. "Tour? Mana ada!" katanya.
"Masa sih tidak ada? Eh! Itu bus mu! Rupanya bus nya belum sampai.." dia menunjuk keadah belakang sambil cengengesan. "Kukira bus mu sudah pergi. Ayo cepat!" ujarnya mendorong Rara pelan, Rara juga terkejut ketika sadar kalau dia memakai tas di punggung nya.
Pasrah, dia masuk kedalam bus. Didalam, dia sudah disambut oleh "Rara! Duduk sini!" Rara hanya menurut dan duduk disebelahnya. "Memangnya kita sedang tour ya, Lice?" tanya Rara. Felice tertawa lalu mengangguk "Ya! Kamu lupa ya? Amnesia mu kayaknya kambuh lagi, deh!" Felice kembali tertawa. "Ini serius, Lice!" kata Rara kesal, Felice masih tertawa dan malah makin keras sampai guru menegurnya. "Felice Amber, tolong berhenti tertawa. Kita sedang belajar, bukan piknik." ujar Miss Patrie.
Felice mengangguk patuh dan mulai berhenti tertawa, tidak sakit pikir Rara saat Felice ditegur Miss Patrie tadi. "Makanya jangan ketawa keras-keras, kan sudah dimarahi." ucap Rara datar. "Iya-iya! Kamu juga lucu, masa udah berkemas lalu lupa apa tujuanmu? Udah ditenteng lagi." Felice menunjuk tas Rara.
Rara tak menghiraukan Felice.
Toh, ini cuma mimpi. Hanya perlu mengikuti alurnya saja sampai diri kita sendiri bangun nanti dan mimpi langsung berhenti dan..
Dilupakan.
Setiap mimpi pada akhirnya pasti akan dilupakan karna dianggap tidak diperlukan. Walau seingat-ingatnya orang pada mimpi nya, pada akhirnya dia akan memilih untuk melupakan mimpi yang tak berguna.
Rara fokus pada pemandangan luar jendela, perumahan kompleknya sudah dilewati, keluar menuju ke gedung-gedung tinggi kota. Sampai masuk ke daerah hutan pemerintah, daerah untuk dipelajari alamnya.
"Semua murid, tolong membawa tas dan barang lainnya. Karna bus ini akan pergi dan kembali nanti sore, jangan ada yang tertinggal." pesan Mrs.Cloral.
"Baik Mrs."
Semua nya turun, dan berbaris sesuai kelompok. "Lice! Rara!" keduanya melirik seberang. "Hai, Karin." sapa Rara, Karin tersenyum lebar mendekati mereka. "Satu kelompok berapa orang?" tanya Karin. "Emm, mungkin 5 orang." Felice meletakkan telunjuk di dagu berpikir. "Kita bertiga satu kelompok! Tapi siapa lagi yang kurang?" seseorang menghampiri mereka.
"Hei."
Mereka bertiga melihat orang itu dengan pandangan menyelidik.
"Maaf, kamu siapa?" tanya Karin.
"Joey." katanya singkat.
"Apa kamu murid baru? Aku baru melihatmu." tanya Felice.
Rara memilih diam begitu juga orang itu--ralat--Joey. "Hei, jawab dong!" pekik Karin. "Ya. Aku murid baru, aku baru bergabung disini 1 bulan yang lalu."
Dingin sekali orang ini, pikir mereka bersamaan.
"Kamu sekelompok dengan kami?" tanya Felice.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Short Story : Only My Fiction
Short StoryHanya sekumpulan cerpen fiksi yang kubuat karna lenggang waktu. Disini aku tak akan membahas cerita orang lain, atau pun spoiler. Aku hanya menceritakan tentang cerita fantasiku ke kalian semua, para pembaca. Just Read it!