Hai! Sesuai janjiku dulu, aku akan menceritakan tentang mimpi yang kualami disini setiap 10 fiction terlewati.
Baiklah, mari kita mulai..
💞VanneSkyRain💞
***
"Lihat, semuanya sudah pulang. Tinggal kelas kita saja yang ada disini," ucap Jenny.
Semua orang yang ada dikelasku memang pulang lama hari ini. Dan hanya kelas kami saja yang pulang selarut ini.
Tapi tunggu,
Kenapa aku ada di ruangan kelas lima? Bukan kelas enam? Aku kan sekarang sudah kelas enam.
"Oh iya, aku dengar-dengar, kelas enam itu katanya angker..." cicit Sherlie menggigil ngeri.
"Hah?" tanyaku spontan. Angker? Ada apa ini sebenarnya? Dan, kenapa pula aku bisa disini?!
"Kita sekarang kelas lima?" tanyaku pada mereka. Dan ya, bagi yang belum tau, aku masih SD. Ya, masih SD. Jangan berpikir macam-macam tentangku. Aku tau apa yang kalian pikirkan. Jadi berhati-hatilah, atau aku akan *tit* kalian.
(Jangan ada yang penasaran dengan apa yang aku tulis itu. Karna aku pun tak tau apa itu XD - Vanne)
"Iyalah, Mel, masa kita kelas enam," kata
Regina. Ha? Apa? Kelas lima?"Eh?"
Aku melihat kearah lengan baju kanan, yang biasanya ada logo yang tercantum nama kota dan provinsi, bercahaya.
"Lho? Kok ini bercahaya?" tanyaku bingung.
"Apa kelas kita yang terpilih tahun ini?" tanya Sherlie.
Lagi-lagi aku bingung, "Ha? Maksudnya?"
"Masa kau tidak tau, Mel? Logo ini adalah lambang dari Young Hunter di sekolah kita. Setiap kelas empat, lima, dan enam, kepala sekolah akan memilih salah satu kelas yang akan yang menjadi perwakilan Youngest Hunter di tiap tingkatan. Contohnya kita. Kelas kita diangkat menjadi Youngest Hunter di kelas lima ini. Ngerti?" jelas Jenny panjang lebar.
Oh.
Jadi, aku salah satu Young Hunter itu? Dan harus menjadi pemburu?
"Jadi kita jadi pemburu gitu maksudmu?"
"Ya enggaklah," tukas Sherlie cepat, "mana mungkin kita jadi pemburu di umur muda begini. Pas SMP dan SMA baru jadi pemburu sungguhan."
"Emangnya jadi pemburu apa?" tanya Regina.
"Pemburu hatimu~AW!" Stelim mengaduh kesakitan karna dipukul Regina. "Jaga bicaramu!"
Stelim hanya nyengir dengan senyum tanpa dosanya.
Logo di lengan kananku dan yang lain bercahaya membentuk peta. Apa lagi ini?
"Hei! Kalian ngapain disini?!"
Suara itu membuat kami menoleh kearah pintu. Rupanya itu Delicia, dia ketua kelas kami.
"Ee.. entahlah," jawabku, "logo ini kenapa menunjukkan gambar peta?" lanjutku.
Setelah aku menunjuk logo di lengan kananku, peta itu berbunyi. Suaranya mirip seperti lonceng.
"Aduh! Sekarang waktunya misi!" Delicia berteriak ke seluruh kelas setelah mengecek jam didinding kelas.
"APA?" tanya kami serentak, "waktunya misi?"
Aku dan Regina memiringkan kepala bingung. "Pokoknya ikut aja! Nanti kalau tidak kena marah kepala sekolah. Lalu nanti kita diusir sekolah! MAU GITU?!" teriaknya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Short Story : Only My Fiction
Short StoryHanya sekumpulan cerpen fiksi yang kubuat karna lenggang waktu. Disini aku tak akan membahas cerita orang lain, atau pun spoiler. Aku hanya menceritakan tentang cerita fantasiku ke kalian semua, para pembaca. Just Read it!