Disebuah rumah besar, ada keluarga besar yang sedang berbincang di ruang TV. Semuanya tampak serius, ada yang berbicara soal pekerjaan, sekolah, gosip ibu-ibu, dan lainnya.
Tapi tiba-tiba sang kepala keluarga berbicara pada anak sulungnya tentang dia harus masuk ke Diamond Gakko, Senior High School terkenal, dimana bagian keluarga Agehaway selalu masuk kesana dan mendapat prestasi besar, juara umum, dan penghargaan. Tahun ini adalah giliran si sulung setelah sepupunya masuk kesana tahun lalu.
"Tidak! Tou-Sama(Ayah)! Aku tak mau masuk kesana!" Shia menentang itu, menolak untuk masuk ke sekolah Diamond Gakko, ayahnya berdeham menyuruh Shia untuk duduk. "Shia, setiap tahun, salah satu keluarga kita akan masuk ke Diamond Gakko. Sepupumu sudah masuk kesana, tahun ini giliranmu. Jangan membantah!" ucapnya dingin, Shia menatap sepupunya itu, Shou, Shou menghela napas lalu menggeleng.
Shia menggertakkan giginya, berseru lantang. "Tou-Sama. Aku ingin masuk kesekolah lain, Mirai Gakko, aku tak mau masuk kesana! Aku tak mau!" Shia tetap pada pendiriannya, ucapannya tak kalah dingin. "Shia, turuti ayahmu." ucap ibunya, menenangkan keduanya, aura bertempur mereka sudah terasa, sebentar lagi pasti akan ada adu mulut.
"Shia, Tou-San hanya ingin kamu melanjutkan kesuksesan keluarga kita, membawa prestasi besar di Diamond Gakko, akan menguntungkan mu juga. Mirai Gakko sangat jauh dari sini, itu ada di Hokkaido. Kaa-San tak mau kamu sendirian disana."
Shia tak mengubris perkataan ibunya, masih menatap perang pada ayahnya. Suasana menjadi sangat menegangkan. "Phia, ayo kita masuk kekamar saja." ibunya menarik Phia, adik Shia masuk kekamar, Phia masih terlalu kecil untuk mendengar itu, perdebatan antara kakak dan ayahnya.
"Shia, jangan membentak ayahmu!" ucap sepupunya yang lain, Sora, kakak Shou. "Sora-Nee(kakak), ini soal jalan hidupku nantinya, aku tak mungkin membiarkan orang mengambil jalan hidupku seenaknya! Kan, ada Shou, dia sudah lebih dari cukup untuk membuat keluarga kita terkenal."
"Jangan mengatakan ayahmu begitu, Shia! Ini demi kamu juga, kamu mau, gak dapat pekerjaan karna dicap bodoh?" Sora tetap membela pamannya itu, hanya Sora yang sanggup bicara saat ini, membela pamannya, melawan Shia, ayah, ibu, dan adiknya tak berani ikut campur.
"Kenapa aku harus menuruti yang bukan kehendakku! Aku mau memilih sendiri! Jangan halangi aku, Tou-Sama! Sora-Nee!" Shia memukul meja, membuat suasana makin tegang, Shia dan Sora menatap tajam satu sama lain.
"Shia, kamu harus." ucap ayahnya, Shia menggigit bibir bawahnya menahan amarah yang ingin diluapkan nya.
"Ini juga untukmu. Jangan membantah Shia, kamu tidak boleh masuk ke sekolah lain. Masuk ke Diamond Gakko, tidak ada bantahan." ucap ayahnya lagi.
Ini tak adil. Kenapa? Shia hanya ingin masuk ke sekolah yang Shia inginkan. Tidak, aku harus memberontak.
Shia melangkah pergi dari sana. Menggenggam ganggang pintu nya erat, memejamkan mata, lalu masuk, dia berucap pelan. "Tidak, Tou-Sama, Sora-Nee, aku tak akan mau masuk kesana."
Ayahnya dan Sora menghela napas, semuanya bubar, saat dikamar Sora, Shou berkata. "Nee-Sama, kenapa kau membela Oji-Sama(paman)? Shia juga butuh kebebasan, kenapa kau mau mengekangnya seperti ini?" Sora berucap pelan. "Kau tak mengerti, Shou. Kita hidup bukan berdasarkan apa yang kita inginkan, tetapi apa yang kita butuhkan. Aku pernah me galaminya, aku juga memprotes pada Tou-Sama. Tapi aku akhirnya sadar, itu juga menguntungkanku, sekarang aku sukses. Punya banyak perusahaan, kekayaan keluarga kita melimpah hingga kini. Kau juga sudah menyetujuinya, sekarang tinggal Shia, lalu Phia 10 tahun mendatang, kita tak boleh berhenti, Shou. Shia juga harus mengerti ini. Yakinkan dia, kalau tak mau, kau diam saja, Shou. Aku lelah, selamat malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Short Story : Only My Fiction
Short StoryHanya sekumpulan cerpen fiksi yang kubuat karna lenggang waktu. Disini aku tak akan membahas cerita orang lain, atau pun spoiler. Aku hanya menceritakan tentang cerita fantasiku ke kalian semua, para pembaca. Just Read it!