"Hiks.. Hiks.."
Seorang gadis meratapi kehidupannya yang sangat miris. Apa yang membuat tuhan memilihnya untuk menderita?
Ia tau kalau ini tantangan hidup, tapi kenapa ini sangat menyakitkan? Orang yang disayanginya mati mengenaskan. Hatinya sangat rapuh, banyak benang kesedihan didalam sana, yang saling terikat sehingga tak akan bisa di tarik menjadi baru.Baru saja dia masuk kuliah, tapi dikabarkan orang tuanya tiada karna tak sanggup membayar hutang, kakak dan adiknya yang berlari meninggalkannya seorang diri, tak berbalik dan mengajaknya pergi bersama ke tempat lain.
Dia ditinggal, sendirian.
"Kenapa...?" tanya nya dengan suara terisak. "Kenapa... mereka meninggalkanku sendiri disini.." dia kembali terisak.
Oh tuhan. Seburuk itukah diriku? Tanya nya dalam hati.
"Tidak." dia menghapus air matanya kasar, bangkit mencuci mukanya, mengelap wajahnya. Ditatapnya mata sembab itu di cermin, "Aku harus kuat. Jangan lemah." dia mengepalkan tangannya menahan rasa sakit didadanya. "Hei, kemana Vanna yang ceria?" tanya nya pada bayangannya sendiri di cermin. "Hmm. Kenapa kau menjadi cengeng, huh?" dia kembali tersenyum, menatap dirinya di cermin. "Kemana Vanna?" dia tersenyum lebih lebar lalu tertawa kecil. "Bagus, Vanna. Jangan bersedih. Hidup terlalu disayangkan kalau bersedih. Tersenyum, biarkan yang lalu berlalu." dia kembali bahagia.
Ya, Tivanna Clover Shrinethy. Gadis yang sudah kembali ceria.
Oh, apa kalian tau? Aku berzodiak Sagitarius. (Vanna or Vanne?)
Aku pernah melihat di satu ensiklopedia, kalau zodiak Sagitarius bisa memotivasi dirinya sendiri. Bangkit sendiri, itulah keistimewaan ku. (Vanna or Vanne?)
Jatuh lalu bangkit. (Vanna or Vanne?)
Jikalau kau jatuh, ingat yang ada dipaling atas, Sang Kuasa. (Vanna)
Ingatlah jika terjatuh, akan ada yang menolongmu, walau semua merendahkanmu. Jangan takut, tersenyumlah. (Vanna)
Just imagine if it was the trials of life that God gave you. (Author, Vanne)
Tivanna melihat kearah cermin. Memperhatikan penampilannya, "Aku..." dia menyentuh cermin. "...jelek sekali kalau nangis."
"Ya, memang." Tivanna terlonjak kaget. Dia melihat kesana-sini, mencari sumber suara itu, "Aku disini, didepanmu." Tivanna melihat kearah cermin.
"Siapa?" tanya nya.
Sosok dalam cermin itu terlihat, dia mirip dengan Tivanna. Tapi terlihat lebih anggun dengan gaun hijau daun serasi dengan warna matanya, Emerald.
"Si-siapa kau?" tanya Tivanna terkejut melihat gadis yang mirip dengannya namun matanya berwarna Emerald, berbeda dengannya yang berwarna Amethyst.
"Jangan takut. Aku bayanganmu, aku tau bagaimana perasaanmu." ucapnya.
"Siapa kau?" tanya Tivanna lagi. Sosok itu tersenyum, "Hania Violette Shrinethy." Tivanna terkejut, orang ini punya marga yang sama dengan nya. "Kenapa margamu sama denganku?" Hania menatap Tivanna dalam. "Kita ini bayangan. Namamu Clover dan aku Violette, berbanding terbalik dengan warna mata kita." Tivanna juga menyadari itu.
Warna mata Hania Emerald sementara nama keduanya Violette, sedangkan Tivanna Amethyst dan nama keduanya Clover.
Apa ini kebetulan?
"Kau jangan terkejut. Kau bayanganku, dan aku bayanganmu. Kita ini terikat." ucap Hania tersenyum lembut. Tivanna masih bingung, "Hania, bagaimana kau bisa ada di cermin?" tanya Tivanna.
Hania menghela napas, Tivanna cerewet juga ternyata, pikirnya. "Aku akan memberitaumu. Tapi jangan memotong." ucapnya serius.
Tivanna mengangguk.
"Begini, sebenarnya dunia ku dan duniamu itu berbeda. Bisa dibilang terbalik, kalau di dunia mu zamannya modern, maka di dunia ku zamannya kuno, juga nama kita tertukar. Jadi jangan kaget melihatku disini."
Hania menarik napas.
"Aku bisa disini karna disini ada sihir, sihir yang kupakai adalah Behind the Mirror Magic. Di dunia mu pasti tidak ada sihir, 'kan?" Tivanna mengangguk lagi. "Disini aku tidak sendiri, dan pasti sekarang kau sendirian, 'kan?" Tivanna kembali sedih namun tersenyum. "Aku tau perasaanmu. Jangan sungkan, ayo ceritakan. Aku akan membantumu, kita bisa berbicara di cermin ini, masa waktu sihir ini juga lama. Tenang, sihir ini tak ada efek sampingnya kok." Tivanna tersenyum lebar, mengangguk lalu bercanda gurau dengan Hania.
"Setidaknya aku tidak sendirian disini." ucap Tivanna.
"Vanna. Aku akan selalu bersamamu." janji Hania. Tivanna mengangguk.
Hania dan Tivanna pun menjadi sangat dekat, Tivanna tidak sendirian lagi sekarang.
Dia memulai kehidupannya yang baru. Tak memikirkan adik dan kakaknya lagi, dia kuliah dan bekerja paruh waktu.
Kadang Hania juga datang tanpa diundang. Membuat hidup Tivanna berwarna lagi.
Kini, dia punya teman yang selalu bersamanya.
Teman di balik cermin. Hania Violette Shrinethy.
***END***
Halo-halo! Kembali lagi nih. Greget ya cerpen nya :v awalnya sih aku bingung mau buat yang dibalik cermin itu cewek atau cowok. Kalau cowok, kan, nanti kelampau baper dan jadi panjang kayak chapter sebelumnya.
Makanya kubuat cewek aja. Biar gak pegel ngetik terus kelamaan baper, juga aku gak tau mau buat cowoknya gimana nanti.
Thanks banget yang mau baca cerita ini. Jangan lupa Vote dan Comment juga ya! (Berharap cerita dibaca banyak readers, padahal cuma dikit doang yang baca :v)
Thanks banget, Vanne💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Short Story : Only My Fiction
Kısa HikayeHanya sekumpulan cerpen fiksi yang kubuat karna lenggang waktu. Disini aku tak akan membahas cerita orang lain, atau pun spoiler. Aku hanya menceritakan tentang cerita fantasiku ke kalian semua, para pembaca. Just Read it!