(15.5)

467 71 1
                                    

REAL PART ^^

Sejak tadi Yoona terus menatap Pria paruh baya yang berada di depannya kini. Kerutan yang terlihat jelas di wajahnya. 'Sehun, sekarang aku jadi rindu pada ayahku.' Batin Yoona.

Ibu Sehun keluar sebentar untuk mengurus beberapa keperluan dengan dokter dan kini Yoona sendiri menemani ayah Sehun.

"Aki tahu Sehun pasti akan mengkhawatirkanmu."

Yoona terdiam memandang bunga bunga yang berada di dalam vas. Bunga lili. Kemudian dia ingat dengan kematian kakaknya.

F l a s h b a c k    O N

"Yoona--rang..."

"Nde unnie.." Yoona kecil berlari ke arah taman belakang rumah dan mendapati kakak yang sibuk mengurusi pekarangan bunganya.

"Yoona bisakah kau bantu unnie?"  Senyuman dari gadis berusia 20 tahun itu mengembang.

"Nde unnie.. apa yang bisa yoona bantu?"

"Tolong kumpulkan bunga lili putih dan taruhlah di keranjang ."

"Baik unnie."

FLASHBACK OFF

andaikan saja kakaknya masih hidup pasti nasibnya mungkin jauh lebih baik dari saat ini.

Yoona menghela nafas. Mencoba untuk menahan air matanya. "Sehun, kita bertemu karen takdir." Batin Yoona mencoba untuk tersenyum.

"Yoona. Makanlah dulu, ini ada roti untukmu." Eomma sehun datang membawa beberapa cemilan dan sekotak susu.

"Gomawo eommanim. Tapi kapankah appanim bangun?"

"Doakan saja semoga suamiku cepat sadar." Yoona mengangguk.

Sesekali Yoona menyantap Roti yang di belikan ibu Sehun. Yoona perlahan mulau mengetikan pesannya untuk Sehun. Dia merasa tak enak karena kejadian tadi pagi. Tak seharusnya Yoona mengomelinya.

Tapi kemudian pesan itu di hapus. Yoona bingung haruskah dia meminta maaf pada Sehun.

"Sehun.. aku ingin kau datang menemui appamu. Dia membutuhkan mu sehun."

Batin Yoona.

"Braakk--"

Suara dobrakan pintu. Membuyarkan pikiran Yoona. Lantas semua pandangan beralih pada seseorang di tengah pintu. Dia adalah Sehun.

"Sehun?" Ucap Yoona kaget.

"Biarkan aku duduk dekat ayahku." Ucap Sehun kemudian merain tempat duduk disamping ranjang.

"Appa,maafkan Sehun. Kau harus sembuh dan maafkan Sehun."

Ucapan Sehun itu membuat wanita paruh baya yang berdiri dibelakangnya menangis. Yoona hanya diam, pikirannya kini di penuhi kata-kata.

"Eomma. Maafkan anak mu ini." Kini Sehun berlutut dan memeluk kaki ibunya itu. Ibu Sehun makin menjadi. Tangisannya pecah. "Maafkan Sehun eomma." Ibu Sehun menghapus air matanya dan membantu Sehun berdiri kemudian memeluk anak semata wayangnya itu. "Tidak. Eomma yang seharusnya minta maaf. Maafkan eomma ini yang tidak peduli denganmu dan izinkan eomma untuk menjadi ibu yang baik untukmu sehun."

"Nde.. eomma"

Yoona terpaku dan perlahan airmata nya mulai menetes. Melihat keluarga yang sempurna.

"Appa.." lirih Sehun tertunduk. Tangannya menggenggam jari jemari ayahnya. "Sehun?" Suara serak itu membuat sehun mendongak dan mendapati ayahnya yang sedang menatapnya.

"Appa, maafkan Sehun." Manik hitam milik Sehun menatap mata ayahnya yang teduh. "Appa yang seharusnya minta maaf. Ayah berjanji ayah akan menjadi ayah yang terbaik untukmu."

"Akan ku panggilkan dokter." Ucap Yoona. Membuat Ayah Sehun mengalihkan pandangannya ke arah Yoona.

"Kau siapa. Dalam tidurku aku mendengar suaramu. Terima Kasih sudah menjaga Sehun."

"Dia pacarku appa." Kening ayah Sehun berkerut dan perlahan senyum jail muncul di wajahnya "kau pacar Sehun? Kau benar mau dengan anakku yang berandal ini."

"Yakk! Appa jangan menjelek jelekkanku." Reflek Sehun memukul lengan ayahnya pelan.

"Auww.. akhh.." teriak ayah Sehun pura pura yang membuat Sehun panik. "Maaf appa, mana yang sakit?"  Tanya Sehun khawatir.

Ibu Sehun hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Tau dengan sifat jail Suaminya.

Hahahaha~~~

Bahak ayah Sehun yang membuat Sehun menatapnya bingung. "Ayah hanya bercanda."

"Itu tidak lucu." Sehun memasang wajah kesalnya.

***

Next part ? Vote dan Comment yang banyak :)

TimelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang