(15.2)

388 76 0
                                    


Yoona bangun paling awal dari yang lain. Dengan hati senang ia menyirami sambil bersenandung ria di kebun milik nenek Sehun.

"Bunga bunganya sangat indah." Batin yoona

"Rupanya kau bangun terlebih dulu nona. Aku akan menyiapkan sarapan apa kau mau membantu?"

"Tentu saja." Balas Yoona.

'Ahh baiklah aku akan membuatkan kimchi makanan kesukaan nenek'
Batin yoona.

***

Semua sudah siap. Yoona pun mendudukan dirinya di kursi setelah lama bergelut dengan kompor.

"Ahh anyeonghaseyo halmeoni, silahkan duduk. Sarapan telah siap." Yoona tersenyum ke arah nenek sehun. Tak lupa ia menarik kursi yang akan di duduk nenek Sehun.

Yoona perlahan menaruh lauk-pauk dan kimchi di depan nenek sehun.

Setelah itu Yoona mengambil mangkuk yang telah terisi nasi di taruhnya lauk pauk tak lupa kimchi juga.

"Kau kenapa duduk dilantai? Kursinya masih banyak yang kosong."

"Anniya Halmeoni. Tidak sopan jika aku duduk di samping halmeoni." Ucap Yoona yang mmbuat senyum nenek sehun mengembang.

"Nanti kau akan ikut aku ke kebun."

"Baiklah halmeoni."

"Tunggu Halmeoni, biar aku yang mencuci piringnya." Yoona mengambil piring dari nenek sehun. Seperti biasa dia akan bersenandung.

"Yoona, nanti bangunkan Sehun untuk mengantarmu ke kebun. Aku akan pergi lebih dulu."

"Nae~~"

***

Cuci piring sudah selesai. Yoona menaiki tangga dan menuju kamar Sehun. Tepat dia sampai pada pintu berwarna putih yang bertuliskan Sehun.

Yoona tersenyum, saat melihat foto foto Sehun bersama keluarganya. Dia merasa iri karena Sehun memiliki keluarga yang lengkap.

"Kau disini?" Suara berat merasuk pada indra pendengarannya dia memalingkan kepalanya dan mendapati Sehun dengan wajah bangun tidur nya.

"Ahh anni.. mm hahaha wajah mu lucu sekali."

"Ahh palli Sehun, aku akan ke bawah." Ucap Yoona.

Tapi Sehun menarik tubuh yoona ke pelukannya. "Wae.. kenapa?"

Yoona meronta ingin di lepaskan "tidak aku tidak papa." Balas Yoona kini air mata mulai menetes dan membasahi kaos sehun. Sungguh dia benar merindukan pelukan dari Sehun.

"Jujur atau aku akan menciummu?" Kesal Sehun.

"Baiklah, aku rindu dengan kedua orang tuaku. Puas." Setelah yoona berkata bahwa dia merindukan kedua orang tuanya Sehun makin mengeratkan pelukannya. "Tenang aku di sini, kau tidak akan kesepian lagi." Mendengar membuat Yoona sedih sekaligus senang. 'Aku juga ingin bersamamu'

"Ekhemm.."

Mata Yoona dan Sehun mengarah pada asal suara. Melihat wanita paruh baya yang di kenalnya '     '
Mereka langsung melepaskan pelukannya. Semburat merah telah menghiasi pipi Yoona dan Sehun.  Sedangkan '   '   hanya tersenyum senyum melihat kemesraan Sehun dan Yoona yang ia ganggu.

"Ahh ada ajjumah?" Tanya yoona mencairkan suasana.

"Maaf aku mengganggu kalian, tapi bukankah nyonya telah menunggu kalian."

"Ahh iyaa.. aku hampir lupa. Baiklah ayo yongg kajja." Sehun menarik tangan yoona pergi meninggalkan ajjumah sendiri. Ajjumah itu masih saja teesenyum "dasar anak muda zaman sekarang." Desisnya.

"Gomawo Sehun-ahh."

Sehun tersenyum.

"Maaf karena nenek ku terlalu keras padamu." Gumam Sehun.

"Aku mengerti. Aku menganggapnya ini adalah ujian Sehun-ahh."

"Ujian?"

"Nae, ujian untuk mendapat restu dari nenekmu." Setelah berkata seperti itu Yoona langsung berlari.

Sehun masih diam mencermati perkataan Yoona. "Yoona-ya kau pasti akan menjadi Ms. Ohh."

Sehun berlari mengejar yoona.

***

"Halmeoni maaf kami telat."

Nenek Sehun memalingkan merasa ada yang memanggilnya. Pandangan mata Halmeoni tertuju pada Yoona yang berada di belakang Sehun.

"Sehun cepat cabuti rumput-rumput liar itu dan kau nona Im bantu aku menanam bibit ini." Perintah nenek Sehun.

"Baik nek.." Yoona langsung berlari ke arah rumput kegirangan bahkan nenek Sehun yang melihatnya di buat melongo dengan tingkah Yoona. Sehun yang melihatnya tersenyum 'kau berbeda Im Yoona' batinnya.

Bukannya geli saat masuk ke lumur kini Yoona kegirangan sambil sesekali bermain lumpur.

"Kau nona Im ingin bermain atau menanam bibit hah?" Gerutu nenek Sehun yang sekarang di hiasi simpul.

"Nae.. mianhae aku terlalu senang."

Penat menanam bibit kini Yoona bersama nenek Sehun memetik tomat yang sudah matang. "Terima kasih halmeoni, aku boleh memanggil nenek Halmeoni?"

"Aku rindu dengan nenekku, dia pasti sudah tenang di sana?" Nenek sehun kini diam menyimak.

"Yakk jangan lah curht denganku, lebih cepat selesai kan bibit ini?"

"Mianhae, tapi bolehkan aku menganggapmu sebagai halmeoni ku? Aku hanya meminta itu."

Nenek Sehun terdiam, entah sebuah perasaan aneh rasa kesal ya tapi itu hanya pura pura (untuk menguji yoona) apakah dia pantas bersama dengan Sehun.

'Kau memenangkannya nona Im.'

"Halmeoni, aku akan ke sana untuk mengambil bibit baru."

"Im Yoona."

"Nae?" Tanya Yoona bingun yang kini masih memandangi wajah nenek Sehun.

Nenek Sehun berjalan ke arah Yoona dan langsung memeluknya. "Kau boleh menganggapku sebagai Halmeoni mu. Selamat datang cucuku."

Yoona tersenyum, buliran air mata kini jatuh dari pelupuk matanya. "Maafkan aku, karena tidak bersikap baik dengan mu."

"Tidak Halmeoni, terima kasih Halmeoni.." isak Yoona

***

Sehun sedang meneduh di bawah pohon besar sambil memainkan ponselnya. Sehun tertawa jarena chatan dari Eyecandy yang sekarang bagian dari keluarganya. Tapi kehadiran Yoona bersama neneknya perlu di garis bawahi sangat akrab.   Sehun di buat melongo, yang sekarang tidak fokus lagi dengan ponselnya tapi dengan Yoona dan neneknya.

N      E      X      T




Vomment!! 100💞

.

.

.

.

Jangan lupa join Grup K-POP
ID: widhaaurann_

Yang mau join add and Pc line aku terima kasih 😉

TimelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang