Delapan

44 0 0
                                    

Setelah , kemarin ketiga sejoli itu membuat taruhan untuk Asgar. Kini, tibalah hari pemilihan kapten pertandingan basket itu.

Di lapangan sudah dikumpulkan para siswa dan siswi dengan seragam lengkap. Hari ini memang tidak upacara , tetapi kata lainnya adalah Apel pagi.

Andira , Rayya , dan Bella sudah memasuki area lapangan tengah sekolah. Tak sengaja , retina cewek itu jatuh kepada salah seorang cowok yang sedang duduk bersama dengan kerumunan teman-temannya itu.

Cowok itu terlihat sangat cool diantara teman-temannya. Seperti yang dilihat , Asgar memang bukan tipe cowok yang pecicilan apalagi mudah dekat dengan seseorang.

Bella dan Rayya yang merasa sahabatnya itu sedang memperhatikan sesuatu, segera menghampiri kembali tempat Andira.

"Ra , kok lu masih disini deh? apel udah mau mulai." Ujar Rayya sambil menarik tangan Andira secara tiba-tiba.

Andira seketika menoleh dan memalingkan wajahnya dari arah cowok itu dengan cepat. "Oh iya , ayo! Kelas kita dimana ?"

Sambil mencari , Bella menunjuk ke arah sebelah kelas XII IPA 2. "Itu disana! Tapi kok di sebelah anak kelas IPA 2 ?"

Mendengar itu, Andira melihat arah yang ditunjuk oleh Bella dan mengerutkan dahinya.

Itu kan kelasnya si annoying. Males banget gua kesana.

"Ya udah ayo! Itu udah pada ngumpul juga disana" Bella dan Rayya langsung menuju ke barisan yang mulai memanjang ke belakang.

Setibanya di barisan paling belakang, Andira buru-buru menjatuhkan bokongnya di lantai. Sambil melihat -lihat, dia menemukan kembali cowok itu. Bahkan , cowok itu duduk di sebelah barisan kedua darinya.

Tanpa mau memikirkan hal itu , Andira mulai mendengarkan suara Pak Abdi yang sudah menggelegar di panggung.

"Selamat pagi anak-anak!" Salam Pak Abdi yang juga di jawab oleh serentak siswa dan siswi.

"Hari ini Bapak mengumpulkan kalian untuk , memberitahu pengumuman. Bahwa yang sudah kalian tahu pertandingan basket akan diadakan bulan depan. Kemudian , dari pada itu Bapak akan memilih anggota peserta lomba yang mengikuti perlombaan itu."

Suara bisikkan sana-sini sudah terdengar di telinga Pak Abdi. "Mohon tenang! Jika masih belum tenang juga , Bapak tidak akan membacakan pesertanya ,"

Setelah mengatakan itu, suasana kembali hening. Sementara, Rangga dan Vano mulai menerka-nerka siapakah kaptennya. Tetapi, yang masih menjadi keyakinan mereka adalah Asgar.

"Kita liat aja nanti, siap-siap Gar!" Vano memperingatkan kembali soal taruhan itu kepada Asgar yang masih memandang lurus ke arah Pak Abdi.

Pak Abdi kembali memegang mic dan terdapat kertas putih di tangannya. Mungkin , itu adalah nama peserta lombanya. Beserta juga dengan kapten basketnya.

"Baik, Peserta lomba basket kita adalah Zidan, Vano, Rangga, Bayu , dan menurut hasil pemungutan suara terbanyak dan keputusan bapak-ibu Guru yang akan menjadi kapten kita adalah Gentafian Asgar Linggar Suryamatja dari kelas XII IPA 2"

Suara tepuk tangan riuh memenuhi tempat itu. Bahkan , orang yang baru saja dipanggil namanya mendadak membeku di tempat. Tetapi, sebisa mungkin ia tidak menunjukkan rasa terkejutnya.

Kedua teman Asgar , sudah membanjiri telinganya dengan celotehan dan meminta Asgar untuk melakukan segera taruhan itu.

"Tuh kan , udah gue bilang pasti lo yang jadi kaptennya. Masih aja nggak percaya." ujar Rangga sambil membanggakan dugaannya yang ternyata benar.

Don't Leave METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang