Enam Belas

18 0 0
                                    

Dengan membawa sebuah buku tulis yang berlembar sudah berantakan itu, Andira meletakannya di atas meja kantin sambil menampakkan wajah kesalnya. Akibat tugas yang bukan punya dirinya, cewek itu harus tidur larut malam. Padahal, bukan Andira kalau tidur larut malam bangun kesiangan.

Cowok itu bersama dengan teman-temannya menatap kedatangan Andira dengan wajah yang berbeda-beda. Rangga sekalipun , terlihat sekali terkejut akan kedatangan gadis itu di pagi hari.

"Tugas udah selesai semua. Sesuai dengan apa yang lo mau kan ?" Andira berkata seraya menyilangkan kedua tangannya di dada.

Asgar meletakkan ponselnya lalu , beralih menghadap cewek itu. Sesekali, cowok itu mengukir senyum merendahkan di hadapan cewek itu. "Bagus."

"Gitu doang ? Nggak ada bentuk rasa terima kasih apa ? Nggak tau diri banget jadi orang." Oceh cewek itu dengan tatapan tajam yang sudah dilontarkan kepada cowok itu.

Tangan Asgar melayang di udara memanggil Amir untuk membeli satu mangkuk mie kuah. Rangga dan Vano yang melihat ketidakbiasaan kedua remaja itu , semakin bertanya-tanya.

"Ini apaan sih maksudnya ? Kok tiba-tiba pagi gini langsung ada perang rumah tangga ?" Celetuk Vano yang diberi pukulan di dahinya oleh Rangga.

Rangga merutuki nasibnya yang memiliki teman tidak tau situasi kapan harus bercanda dan tidak. Setelah itu, orang-orang yang ada disitu melihat tanpa memberikan satu komentar pun.

Mangkuk beserta dengan segelas es teh tawar, diantar setelah lima menit yang lalu. Andira yang kebingungan akan hal itu , segera saja bertanya kepada Asgar.

"Maksud lo apaan sih,  Kok malah dianter kayak ginian ?"

"Makan."

"Lo udah gila ya ? Ini masih pagi. Bentar lagi masuk, lo pikir ini sekolah nggak punya aturan ?" Maki Andira sambil menaikkan alis.

Terlihat sekali Asgar sama sekali tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh Andira. Marah seapapun, tetap saja. Ia akan tetap terlihat cool. Entah mengapa, cowok ini bisa melakukan hal itu, tetapi yang jelas Andira sama sekali membenci hal pelanggaran.

"Makan."

"Nggak!" Andira menatap Asgar dengan tatapan menyalangnya. Lalu, tetap saja dihiraukan oleh cowok itu.

Vano menatap perilaku Asgar kepada Andira. Pertengkaran mereka dianggap seperti anak kecil yang dipaksa untuk pulang ke rumahnya. "Udah lah, kalian ini kayak anak kecil banget deh. Lagian , lo kayak nggak tau aja cewek lo gimana , Gar,"

Seketika juga Andira melenggang pergi dari tempat itu. Dia melihat ke arah sekelilingnya dan menemukan beberapa pasang mata sedang melihat ke arah mereka. Mungkin sehabis ini akan ada gosip yang beredar lagi.

Tepat sekali. Bel berbunyi. Andira sudah berada di ambang kelas dengan wajah yang di tekuk. Membuat kedua sahabatnya bertanya-tanya apa yang sudah terjadi.

"Tumben , telat. Biasanya selalu dua puluh menit lebih awal sebelum masuk" goda Bella yang mendapatkan tatapan malas dari Andira.

Biasanya , Andira tidak akan seperti ini wajahnya. Bella tahu. Pasti ada yang habis terjadi. Cewek itu rasanya sudah gatal untuk menanyakan apa yang terjadi , kemudian niatnya terurungkan. Akibat , Rayya yang menahan Bella untuk tidak mengikuti Andira kembali.

"Biarin dulu aja. Lagi ada masalah kali,"

Keduanya mengikuti Andira sampai ke kelas. Jam pertama pelajaran sudah dimulai. Termasuk kelas XII IPA 2 yang sedang rusuh akibat, perbuatan Asgar beserta dengan teman-temannya. Bu Nadira yang tidak masuk , disebabkan oleh beliau sedang sakit. Maka dari itu, hanya selembar kertas yang berisikan tugas dibagikan kepada per setiap orang.

Don't Leave METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang