Dua Puluh Dua

27 0 0
                                    

Suara kegaduhan terdengar sampai ke luar ruangan kelas XII IPA 1 sampai dengan XII IPA 4. Kegaduhan tersebut bersumber dari anak-anak Rorenzo yang sama sekali kurang kerjaan. Maka dari itu , mereka membuat hal-hal konyol seperti sekarang ini. Vano yang menggoda para siswi dan Rangga yang bernyanyi di depan kelas sambil memegang sapu , Bayu yang sedang asik menyembunyikan buku teman sekelasnya lalu, Asgar yang berdiam diri dengan ponselnya.

Awalnya, Asgar ingin sekali pergi dari ruangan kelas ini. Sumpek sekali hanya melihat kelakuan teman-temannya yang sudah dia hafal sekali akan bertingkah konyol. Bagi beberapa orang itu akan lucu, lain halnya dengan Asgar.

"Gar, maju dong sini! Ikutan sama gue nyanyi, masa nggak mau ?" Ajak Rangga yang dijawab tatapan datar oleh Asgar. Bayu dan Vano yang melihat itu tertawa sambil menampilkan tatapan 'Kasian deh di tolak'.

"Udah Gar, mendingan nggak usah ikutan sama si Rangga. Entar lo jadi sukanya halu lagi kayak dia," celetuk Bayu yang mendapatkan pukulan di dahinya.

"Anjing, ya nggak lah! Asal lo tau aja ya suara emas gue ini nggak ada dah yang bisa tandingin," Rangga membangga-banggakan dirinya sendiri yang sudah jelas itu semua berbanding terbalik dengan faktanya.

Asgar memutar bola matanya dan melihat Erika sedang berjalan ke arahnya. "Hai Gar," sapanya sambil mengambil posisi duduk di samping kanan cowok itu.

Asgar tanpa risih hanya melihat cewek itu sekilas dan kembali lagi bermain ponsel. "Lo kok nggak bolos tumben ? Kenapa?"

Masih belum terdapat jawaban dari cowok itu, Erika melanjutkan dan berusaha membuat cowok itu akan membuka mulutnya untuk cewek itu. "Lo laper nggak ? Nanti kantin yuk? Mau nggak ?"

"Bisa diem gak ?!" Ketus Asgar yang membuat Erika segera terdiam dan mengerucutkan bibirnya karena, mendapat jawaban yang tidak sesuai ekspetasi nya.

Vano yang melihat dan mendengar kejadian itu , langsung menatap heran Asgar. "Astaga abwang! Jangan marah atuh, aku atut nanti jadinya,"

Gelak tawa seisi kelas mewarnai kelas itu. Kala semua orang tertawa, Asgar tidak tertawa. Malah hanya tersenyum sinis dan duduk sedikit menjauhi Erika. Walaupun, cowok itu jelas sekali menolak kehadirannya cewek itu tetap tidak akan berhenti.

"Hati-hati, nanti pawangnya cemburu lagi yang di lain kelas" Bayu berbicara sambil mengingatkan Erika bahwa, di lain sisi terdapat seseorang yang sudah memiliki Asgar.

Bel istirahat berbunyi, ke empat anggota Rorenzo itu segera berjalan menuju kantin dan mengambil tempat duduk di pojok kantin. Tanpa Asgar sangka, Erika bersama dengan Tania dan Kiara berjalan bersamaan menuju tempat perkumpulan Rorenzo yang sedang berkumpul.

Asgar sudah menatap kedatangan Erika dari kejauhan, tetapi sebisa mungkin dia tidak mempedulikan keberadaan gadis berambut yang sedikit di cat berwarna kemerahan itu.

"Asgar, aku boleh duduk disini nggak ?" Disaat yang bersamaan, Asgar menatap gadis yang sedang duduk bersama kedua temannya itu sambil tertawa menampilkan wajah manisnya.

Zidan , Daffa , beserta dengan Raja dan yang lainnya menggoda Asgar yang sudah di datangi oleh cukup primadonanya sekolah. "Enak bwanget abang! Aku juga mau, Erika mendingan sama gue aja,"

Raja menutup muka Daffa dan segera saja tersenyum sumringah ke arah Erika. "Jangan sama dia! Mending sama gue aja, lo kan belom mandi Daf, udah sana ah! Bau,"

"Enak aja lo! Bukan mandi lagi gue, udah mandi parfum gue mah,"

"Lah ? Lo kan nggak pernah beli parfum, dari mana tuh?" Tanya Girandra , anak XII IPA 2 yang juga sebagai anggota Rorenzo.

Don't Leave METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang