Tiga Belas

12 0 0
                                    

  Senin pada pukul 06.30 A.M

Kring....kring...kring....

"Astaga! Ini jam berapa sih ?" Rutuk gadis yang masih bergelut di tempat tidurnya.

Rasanya , dia tidak ingin hari berlalu begitu cepat. Tubuhnya masih lemas. Matanya pun tak kunjung ingin terbuka. Meskipun alarm telah berbunyi. Ia tetap akan pada pendiriannya. Bahwa ia masih ingin tidur.

Setelah beberapa kemudian , ketukan pintu mulai terdengar.

Tok....tok....tok...

"Non permisi , ini sudah hari senin non. Non Andira sekolah kan ya ?" Tanya wanita paruh baya yang masih setia berdiri di depan pintu.

Andira hanya mendengar tanpa melaksanakan. Lalu , ia memutuskan untuk memejamkan matanya sebentar saja. Karena , di rasa Andira sudah tidak terdengar suaranya kembali. Sehingga , Bi Ani memutuskan untuk kembali ke dapur. Tanpa mengecek kembali cewek itu.

07.00 A.M.

Dengan tubuh yang masih lemas, Cewek itu terbangun dan melangkahkan kakinya dengan gontai. Tak sengaja , cewek itu menangkap suatu benda yang tergantung di dinding kamarnya.

"Jam 7??!? Gila! Gue bisa telat ini,"

Dengan gesit , cewek itu berlari cepat ke arah kamar mandi. Ia meletakkan pakaian kotornya di keranjang baju kotor dan segera mengambil sabun dan shampoo untuk digunakan.

Selesai ia mandi , ia dengan cepat mengambil sikat gigi . Lalu , menyikatnya dengan sk atau bisa juga disebut sistem kebut.

10 menit kemudian....

Cewek itu sudah mengenakan seragam putih abu-abunya dengan rambutnya yang masih di jedai. Dia bergegas menuju lantai satu. Kemudian, langsung mengenakan kaus kaki beserta dengan sepatu.

Tanpa pamit atau bahkan sarapan kembali , cewek itu memanggil Pak Imron dan segera masuk ke dalam mobil berwarna hitam itu. Kemudian, Kendaraan melaju keluar dari pekarangan rumahnya.

Ketika sampai di gerbang sekolah , Andira berlari dengan sangat cepat. Benar saja dugaannya. Upacaranya sudah di mulai. Bahkan , para siswa dan siswi sudah berbaris. Tetapi, untung saja pembina upacara belum ada di panggung untuk menyampaikan salam sekaligus , menyampaikan amanat kepada para siswa dan siswi.

Cewek itu mengambil posisi pada kelasnya. Kebetulan sekali, kedua sahabatnya berbaris paling belakang. Sehingga , Andira bisa dengan mudah meminta bantuan para sahabatnya untuk menutupi keterlambatannya.

"Lah lo telat ? Baru dateng jam segini ," ucap Bella sambil menatap bingung ke arah Andira yang masih dengan nafas tersengal-sengal.

Andira tampaknya begitu capai. Karena , deru nafasnya yang tidak berarturan. Mungkin , cewek itu butuh minum sekarang. Bahkan , ia sangat butuh makanan. Para cacing di dalam perutnya sudah meraung-raung sejak beberapa menit yang lalu.

Haduhh...gue lupa sarapan lagi. Gerutu cewek itu sambil memegangi perutnya.

Pak Abdi sudah terlihat di panggung upacara. Itu artinya , upacara akan sebentar lagi akan di mulai.

"Selamat pagi anak-anak. Sebelum , kita memasuki upacara marilah kita mengambil sikap tenang dahulu untuk mengawali pagi yang cerah ini ."

Suasana pun seketika hening. Tetapi, masih saja terdengar beberapa bisikkan dari beberapa anak. Termasuk Asgar dengan teman-temannya. Sekelompok bad boy yang sudah menjadi langganannya pembuat masalah.

Don't Leave METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang