Sebelas

19 1 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berkumandang sejak sepuluh menit yang lalu. Banyak siswa dan siswi yang sudah berhamburan keluar dengan membawa tas ransel milik masing-masing.

Koridor sekolah sudah mulai di penuhi oleh para penghuni sekolah. Tak terkecuali Rayya , Bella , dan Andira. Ketiganya masih sibuk mengobrol sambil berjalan ke arah pintu gerbang utama sekolah.

"Gue liat cowok lu di hukum tadi. Emang kenapa dia ?" Tanya Rayya sambil memasukkan ponselnya setelah , tadi menelfon untuk di jemput.

Andira memang tidak segera menjawab. Ia sengaja membiarkan keduanya berpikir , bahwa cewek itu tidak mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Rayya.

Tetapi dugaannya salah. Jika sudah menyangkut dengan rasa penasaran , pastilah Bella yang menjadi juaranya dalam kompetisi mencari informasi terkini.

"Ra, orang nanya di jawab kali, bukan cuma dianggurin doang" Timpal Bella lagi yang memecah keheningan.

Langkah cewek itu terhenti. Menghadap ke arah kedua sahabatnya itu. "Gue nggak tau kenapa dia kayak gitu. Yang jelas , dia buat masalah lagi. "

"Terus ? Lo nggak nanya sama dia ?" Jawab Rayya kemudian , yang diberi hedikan bahu oleh Andira.

"Iya. Lagian kan lo ceweknya Ra , wajarlah kalo lo nanya ke dia" Bella yang kini berucap menambah suasana membara diantara ketiganya.

Sementara Andira hanya meluruskan pandangannya ke depan. Dengan langkah gontai , Andira terus berjalan sambil sesekali menoleh ke arah dua sahabatnya itu.

Bella dan Rayya terus saja memenuhi gendang telinga cewek itu dengan celotehan yang tiada habisnya.

"Gue yakin banget kalo Asgar itu cuma mainin lo doang. Nggak mungkin kalo dia sayang sama lo , tapi dia bersikap kayak gini sama lo." Bella memutar balik tubuhnya ke arah Andira.

"Bisa nggak sih cukup ngomongin kayak gituan ? Gua rasa gua punya cara tersendiri buat bales dendam ke dia ," ucap keukeh Andira yang berjalan semakin cepat ke arah mobil sedan hitam yang sudah terparkir mulus di depan gerbang utama sekolah.

"Andira kenapa sih ? Heran gue , setiap kita kasih tau soal Asgar selalu aja dia menghindar!" Rayya menyilangkan kedua tangannya dan mengerutkan dahinya bingung ke arah Bella.

Keduanya kini berjalan mendekati halte sekolah yang terletak tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang. Bella dan Rayya segera menjatuhkan pilihannya untuk duduk sambil , menunggu angkot yang lewat.

Tak lama menunggu , angkot pun datang. Keduanya mulai masuk ke dalam angkot tersebut. Angkot pun mulai melaju dengan kecepatan sedang.

****

Cewek itu sedang menselonjorkan kaki di tempat tidur miliknya. Elektronik yang berbentuk persegi panjang , sedang menampilkan sebuah genre film yang menjadi kesukaannya.

Sudah beberapa menit setelah ia kembali dari sekolah. Hanya kesunyian yang ditemukan olehnya. Karena sudah lelah menghadapi berbagai materi dan berbagai macam buku yang tebalnya mengalahkan kitab mantra , Andira memutuskan untuk beristirahat di dalam kamarnya.

Ketokan pintu terdengar. Membuat cewek itu beranjak menuju pintu kamarnya.

"Bi Ani , ada apa ?" Tanya Andira sambil mengucek matanya yang sedikit gatal karena rambut yang mengenai matanya.

Bi Ani menunduk sambil tergagap-gagap cara bicaranya. "Itu anu non, hmm ada temennya di bawah. Katanya nyari non Dira,"

"Ohh... Siapa bi ? Kok temen aku nggak ada yang kabarin mau kesini ya ?"

Don't Leave METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang