Dua Puluh

12 1 0
                                    

"Lepaaaasinnn!!!!" Suara teriakan seorang perempuan menggema di sebuah ruangan yang berantakan dan gelap. Tangan dan kakinya diikat kuat oleh tali yang melingkar di pergelangan tangannya. Tidak ada seorang pun yang menolongnya, padahal sudah berjam - jam dia berada di tempat ini.

Tiba-tiba , pintu terbuka menandakan seseorang masuk ke dalam ruangan itu. Gadis itu memperhatikannya dari jauh sambil memasang wajah tidak sukanya kepada orang itu. Ternyata, orang yang masuk barusan adalah salah satu dari anak buahnya Ragar yang ditugaskan untuk menjaga Andira.

"Lepasin gue! Mau lo apa hah ?!" Gadis itu masih berusaha melepaskan tali yang berada di tangannya. Walaupun, dia tahu usahanya tidak akan berhasil. Karena , tali itu sangatlah kuat ikatannya.

Cowok itu menyilangkan kedua tangannya dan mendekati gadis itu dengan kedua tangannya ia masukkan. "Lo mau keluar dari sini ? Nggak segampang itu!" Cowok itu berujar dengan senyuman smirk nya.

"Gue nggak ada urusannya sama lo! Jadi lepasin gue!" Teriak Andira yang wajahnya sudah merah karena, menahan amarah. Tetapi, sama saja akan sia-sia. Karena , cowok itu pergi meninggalkan Andira yang masih kesusahan untuk membebaskan tangannya.

Perlahan - lahan perutnya terasa nyeri. Rasa itu menjalar sehingga, membuat kepalanya pusing. Wajahnya mulai pucat . Sedari tadi dia sudah menahan haus dan lapar. Tetapi, dia juga harus berusaha keluar dari tempat ini bagaimana pun caranya.

****

Di tengah lapangan terdapat dua kubu yang sama-sama berhadapan. Keduanya melempar tatapan tajam dengan kebencian yang melanda perasaan pikiran mereka. Di sekitarnya sudah di kelilingi banyak orang yang sejak tadi terus berdatangan untuk membantu antara kedua kubu tersebut.

Ragar berjalan mendekat ke arah Asgar yang berdiri dengan tatapan tajamnya. "Gue rasa ada berita baru sekarang. Kalo Asgar seorang ketua geng pacaran sama cewek yang dikenal jutek di Tunas Bangsa,"

"Nggak usah banyak bacot! Maksud lo apa kemaren hah ?!" Asgar menampakkan kemarahannya yang disambut gelak tawa oleh Ragar.

"Asgar mendingan lo ngaca dulu. Sebelum lo ngomong sama gue, makanya lo harus mikir dulu apa yang akan terjadi." Ragar melontarkan kalimat yang membuat Asgar mengeraskan rahangnya dan membuatnya ingin melemparkan bogeman keras ke arah wajah Ragar.

Asgar tetap dengan wajah cool nya. Walaupun, amarahnya sudah tidak bisa di bendung lagi. Yang merasa diabaikan , akhirnya menyerang terlebih dahulu. Asgar sudah menduga hal itu akan terjadi. Dersa mendatangi Asgar yang sudah berhasil menghajar dua anak buah Ragar dengan kewalahan.

"Andira di sekap sama anak Regano. " Dersa memberitahu Asgar yang kemudian , Asgar mengepalkan kedua tangannya.

Asgar menatap tajam Ragar yang sedang menghajar anak buah Rorenzo dengan habis-habisan. Rasanya , Asgar ingin sekali menolongnya. Tetapi, mendengar berita dari Dersa, membuat Asgar harus menolongnya.

"Dimana?"

"Di gudang deket sekolah kita."

"Lo urus Ragar jangan sampe ada anak Rorenzo yang habis sama dia." Setelah itu, Asgar melajukan kendaraan bermotornya dan meninggalkan lapangan yang masih rusuh. Ragar sama sekali tidak melihat kalau Asgar pergi, karena saking fokusnya untuk saling menghajar satu dengan yang lainnya.

Di perjalanan, Asgar sesekali terus  menatap ke arah sekelilingnya takut kalau saja ada anak Regano yang mengikutinya dari belakang untuk menggagalkan niatnya menolong Andira. Akhirnya, sampailah cowok itu di tempat dimana gadis itu di sembunyikan oleh Ragar.

Don't Leave METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang