Masih teringat di benakku. Ketika kau memilih pergi dari sisi hati ku. Kau putuskan lari meninggalkan ku sendiri. Tahu kah engkau? Detik itu juga kurasa hati ku hancur berkeping keping. Aku disini berusaha bangkit dengan cara mencabut belati yang hampir saja membunuh mati. Namun percuma belati tersebut tertancap dalam menembus Uluh hati. Satu hari di bulan Agustus , ditengah usaha ku untuk bangkit sendiri. Aku melihat mu. Detik detik kamu memilih dia yang lain. Hati ku yang hancur berkeping keping kini rapuh. Ia bagaikan serpihan yang tak berarti lalu terbang terbawa angin ke antah berantah.
Hari itu juga aku memutuskan untuk pergi, untuk menenangkan hati. Aku butuh kesunyian dalam kesendirian agar aku dapat mencerna semua yang terjadi lalu belajar menerima semua keadaan ini. Aku butuh berdamai dengan keadaan , lalu membuka hati dengan orang baru yang lebih menghargai perempuan. Ketika hati ku mulai menerima semua ini aku akan kembali dengan pribadi baru, pribadi yang tak pernah kau kenal dulu. Aku akan berbeda tidak seperti dulu saat kita bersama . Bisa saja kelak pikir ku tak akan sudi dilintasi oleh bayang mu, namun kau harus tau , satu hari di bulan Agustus tersebut merupakan perpisahan terpahit ku dan tak akan pernah terlupakan seumur hidup ku.-Dari kegelapan yang kehilangan penerangan

KAMU SEDANG MEMBACA
UNSAID
PuisiPada catatan ini boleh kah saya meminta? Bacalah segalanya menggunakan hati, boleh saja hati yang sedang terluka. Agar kalian dapat merasakan begitu pahitnya ditinggalkan, dikecewakan, dan ditiadakan. Bila sudah, maka kau akan merasakan hati dan pik...