Aku terbiasa disakiti. Sehingga aku merelakan diriku menjadi korban . Lagi dan lagi. Disakiti terus menerus, oleh seorang yang pernah mengaku mencintaiku
Aku pun sudah terbiasa baik-baik saja saat tidak dipedulikan. Karena aku tak dapat mendeteksi mana yang benar peduli dan mana yang hanya menebar janji.
Dibohongi berkali kali pun bukan hal tabu bagiku. Kurasa itu adalah salah satu jalan berdamai dengan satu sama lain.
Aku enggan menceritakan seluruh masalah ku pada siapapun. Setidaknya ada satu dua orang yang mengetahui apa permasalahan dalam hidupku. Namun mereka pun tak sepantasnya tahu cerita hidupku yang sebenar benarnya. Karena aku tahu, masalah ku terlalu menjijikan untuk diceritakan.
Kini beginilah aku. Aku menjadi pribadi yang tidak menghargai diri sendiri. Merasa telah terbiasa disakiti. Kemudian tak tahu bagaimana caranya berlaku seharusnya layak orang normal pada umumya. Yang kalian lihat dari aku, itu adalah seluruh kepura pura an ku. Dan yang tak kalian lihat dari ku, itulah aku yang sebenar benarnya .
Sampai saat ini aku terbiasa pada satu titik dalam perih hidupku, aku terlalu malas berusaha mendapatkan kenyamanan hidup , karena pada akhirnya kebahagiaan akan berakhir dengan sakit hati

KAMU SEDANG MEMBACA
UNSAID
PoetryPada catatan ini boleh kah saya meminta? Bacalah segalanya menggunakan hati, boleh saja hati yang sedang terluka. Agar kalian dapat merasakan begitu pahitnya ditinggalkan, dikecewakan, dan ditiadakan. Bila sudah, maka kau akan merasakan hati dan pik...