19. Kita Dekat

78 9 3
                                    

Suara bel pulang sekolah memang adalah bagian terbaik dari seluruh hal yang ada disekolah. Semua kepenatan terhempas begitu saja seolah kebebasan terpampang di depan mata.

Tak ubahnya dengan Nofel, setelah melewati hari-hari berat ia akhirnya bisa say hello dengan motor matic pinknya.

“Dah... Gue duluan ya!” ucap Salsa yang langsung menuju mobil jemputannya, hari ini dia diantar dan dijemput supir pribadinya karena beberapa alasan yang dilontarkan orangtuanya beberapa hari yang lalu.

“Okee. Hati-hati. Bye!” balas Nuri.

“Gue juga pulang duluan yak, capek!” tutur Nofel yang sudah berada diatas motornya.

“Iye, ti-ati...” kali ini Ferin yang menjawab, Nuri hanya mengangguk sambil tersenyum pada Nofel.

Setelah pamitan Nofel langsung melajukan motornya keluar dari area parkir sekolah. Dia benar-benar merindukan kamarnya.

Tiiittt.....tiiitt....

Baru keluar dari gerbang, suara klakson yang sangat keras di belakang motor Nofel membuatnya mau tidak mau memberhentikan motor.
Nofel menoleh ke belakang melihat siapa yang telah mengusilinya.

Tiiittt....tiiitttt...

“Woy, gue gak budeg kali” teriak Nofel pada sosok makhluk yang ada di belakangnya.

“Iya, gak budeg tapi pikun!”

“Serah lo.”

Nofel kembali menghidupkan mesin motornya, mengabaikan perkataan Dana yang sudah jelas tidak akan ada faedah untuk dirinya.

“Minggir Dana! Mau lo apasih?” omel Nofel yang tengah di cegat Dana.

“Elo” jawab Dana sambil nyenyir.

Nofel seketika terdiam lalu menatap tajam pada cowok yang entah kenapa selalu terkait masalah dengannya.

“Lo lupa ya, lo kan harus ngawasin gue buat bersih-bersih di perpustakaan daerah?”

Nofel diam, mengutuk dalam hati. Dia memang benar-benar lupa. Kenapa hari Senin yang sudah bagaikan cobaan ini harus di hadiahi lagi dengan hukuman.

“Jangan banyakan bengong, ayo kesana!” perintah Dana.

Nofel mendengus kesal. Ini benar-benar akan menjadi hari yang melelahkan untuknya.

°°°

“Itu tuh bersihin yang itu juga! Yang kanan kayaknya belum rapih deh... Sama buku yang itu tingginya gak sama... Susun ulang aja yang di pojok!”

Tuhan, berikan Nofel kesabaran ekstra untuk menghadapi mahkluk yang sedang bersamanya sekarang.

“Woi! Yang dapet hukuman itu elo, gue kan cuman disuruh buat ngawasin lo doang” kesabaran Nofel sudah habis. Dia menghempaskan kemoceng yang ada di tangannya.

“Apa salahnya sih lo nolongin gue? Kalo lo cuman ngawasin gue doang takutnya lo nanti naksir lagi ama gue” balas Dana santai.

Cause DanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang