22. Bohong

81 12 2
                                    

~Untuk satu hal, "beritahu aku, bagaimana cara agar selalu dekat denganmu!"~

Jam istirahat di kelas DKV-2 membuat suasana kelas menjadi sepi karna banyak murid yang makan diluar, kecuali Nofel, Nuri, Ferin, Salsa dan beberapa orang lagi dikelasnya yang mungkin malas untuk beranjak keluar mencari makanan.

Dengan bermacam makanan  ringan dan air minum di atas meja, Nofel, Salsa, Ferin dan Nuri, masih betah untuk tidak beranjak dari dalam kelas. Bercerita tentang segala hal yang terlintas dalam pikiran masing-masing. Menertawakan setiap hal-hal lucu yang terukir selama masa sekolah mereka dulu.

“Eh, tapi ngomong-ngomong nih sekolah tentram, aman, damai gitu ya kalo gak ada si biang onar” ucap Salsa mengubah topik pembicaraan mereka dari penyanyi yang sedang naik daun ke warga sekolah.

“Si biang onar? Siapa?” tanya Nofel. Karna banyaknya aktivitas tertawa Nofel tadinya, membuatnya tidak bisa berpikir dengan baik siapa orang yang dimaksud Salsa.

“Yee, masa gak tau sih lo?” balas Salsa menatap sebal pada Nofel.

“Dantos bukan?” timpal Nuri.

“Nah, tu pinter” balas Salsa sambil mengangkat jari telunjuknya.

“Iya ya. Dia kan kena skor selama satu minggu. Jadi sekolah kita buat sekarang ini aman lah ya. Kenapa gak cepet lulus aja sih dia?” kali ini Ferin yang berkomentar.

Nofel menghentikan aktifitas makannya, beralih menatap Ferin dengan tampang yang sulit diartikan.

“Kenapa? Jangan bilang lo lupa ingatan tentang siapa Dantos?” tukas Ferin sebelum mulut Nofel melontarkan sesuatu. “Tapi bener kan skorsnya itu selama satu minggu? Lo kan ada pas dia dikasih hukuman di BK” lanjutnya memastikan.

“Iya, dia kena skors selama satu minggu” jawab Nofel.

Sesuatu mulai muncul di otak Nofel. Dantos di skors selama satu minggu, dan Dana bilang dia akan dipukuli Dantos di sekolah pagi tadi, hari ini. Bukankah ini baru hari kedua mereka bertiga menjalani hukuman.

“Dia bohong?” gumam Nofel.

“Siapa yang bohong Fel?” tanya Nuri yang mendengar jelas gumaman Nofel.

“Hm, enggak. Gak ada” balas Nofel sedikit gugup.

Hal-hal tentang Dana kembali muncul di kepala Nofel. Ia tidak mengerti apa maksud Dana berbohong padanya. Dan juga tentang ucapan Dana tadi pagi, sesuatu yang bahkan masih membuat pipi Nofel panas sampai sekarang jika ia mengingatnya. Satu perasaan yang kini datang ke hati Nofel, dia kecewa pada Dana. Karena sampai pagi hari ini, Nofel benar-benar merasa bahwa Dana adalah orang yang punya pengaruh lain dalam hatinya.

°°°

Nofel merenggangkan tubuhnya, memainkan jari-jarinya yang sudah terasa kaku karna habis menggambar. Waktu untuk ISOMA (Istirahat, sholat,makan) tinggal sepuluh menit lagi, dan Nofel barusaja siap menyelesaikan tugasnya di ruang Osis untuk mengurus masalah mading. Karna anak jurusan DKV adalah anak seni, maka mereka semua harus ikut terlibat dalam kegiatan ekskul mading, tak terkecuali Nofel. Minggu ini adalah giliran kelasnya. Dan Nofel ditunjuk sebagai perwakilan oleh teman-temannya.

“Gimana Fel? Udah selesai?” tanya Ary menghampiri Nofel yang sudah tampak membereskan alat tulisnya.

“Iya Ry, udah selesai. Bagus nggak?” jawab Nofel sambil memperlihatkan gambar karikaturnya kepada Ary.

Cause DanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang