"aku disini..." ucap seorang pria dengan wajah sendunya menatap pada luasnya padang rumput didepannya.
-
-
"aih.. hujan! Ayo masuk kedalam rumah!!" ucap seorang gadis menarik prianya yang sedang berayun di sebuah ayunan.
"wae? Bukankah ini seru" ucap sang pria menarik gadisnya untuk duduk dipangkuannya dan berayun di bawah derasnya hujan siang itu.
"ih!! Lepaskan!" ucap sang gadis meronta, melepaskan tautan tangan pasangannya dan langsung berdiri mengadap kearahnya.
"aku tidak mau kau sakit!!" ucap sang gadis dengan penuh emosi.
"ke-kenapakau semarah itu" sang pria berdiri dihadapan kekasihnya, mencoba menggenggam tangan gadisnya namun ditepis dengan kasar setelahnya. "umji ya.." ucapnya lembut sambil mengusap wajahnya karena pandangannya tertutup oleh derasnya hujan.
Umji masih diam menundukan kepalanya.
"sekhawatir itu kah?" tanya sang pria.
"eunha? Eunha? Eunha?" ucap umji masih menunduk.
Sinb bingung dengan maksud umji.
"6 bulan sudah kita bersama, kupikir kau sudah melupakannya, masihkah kau menyayangi dia yang pergi meninggalkanmu? Namanya yang selalu kau sebut setiap kau demam" jeda umji "tidak pernahkah kau sadar akan hal itu?"
Sinb paham maksud umji sekarang.
"kau" umji menunduk mengeluarkan air matanya yang menyatu dengan air hujan. "kau selalu membuatku sakit ketika kau sakit" ucapnya lemas.
"umji yaaa mianne" ucap sinb selangkah maju kearah umji.
"em.. ayo masuk ke villa dan keringkan tubuh kita" ucap umji dingin dan berbalik arah meninggalkan sinb yang berjalan lesu dibelakangnya.
-
-
"minumlah.." umji memberikan segelas coklat hangat pada sinb yang sedang duduk di teras villa.
"gomawo umji ya" ucap sinb masih merasa bersalah pada umji.
"jangan fikirkan kata-kataku tadi. Aku hanya sedang sensitive, mianne sinb ya" ucap umji yang duduk di bangku sebelah sinb.
-
Sinb merenung memikirkan apa yang umji katakan tadi sore. Sinb memutar kembali ingatan-ingatannya yang dahulu.
"itulah sebabnya kau menjagaku, membawakan bekal makan siang untuku, menyuruhku untuk tidak terlalu lelah, saat aku sakit, kau juga sakit" batin sinb sambil menundukan kepalanya.
"aku tidak akan sakit karena hujan, jangan membencinya, maafkan aku" ucap sinb menoleh kearah umji yang berada disampingnya.
Umji masih menatap lurus kedepan, menekuk kedua kakinya dan memegang teh panas ditangannya untuk sedikit menghangatkan tubuhnya dan melihat pemandangan kebun teh di depan villa yang mereka tempati.
Sinb menaruh coklat panasnya di meja, berjalan kedepan umji dan berjongkok disana, mengambil teh yang umji pegang lalu diletakan di meja yang sama.
Sinb menggenggam kedua tangan umji, menggesekkan kedua tangan mereka dan sesekali meniupnya, berharap dapat menghangatkan kekasihnya.
Umji tersenyum manis pada sinb, mata mereka bertemu, tulusnya cinta umji pada sinb dapat sinb rasakan.
"semakin dingin diluar sini.. ayo masuk" ajak sinb lembut pada umji.
-
-
"sinb ya" bisik umji.
"eum.."

KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT
FanfictionDear Reader. Tolong peka terhadap warning ⚠ yang saya buat. Dan tindakan yang tepat untuk menghadapinya. Per tanggal 23/03/18 saya nge up cerita hot di yadonger. Dsini buat cerita yang adem adem aja ya ?