"Kau benar-benar datang ternyata" Dokter Jang mempersilahkan Jennie duduk didepannya. Wanita paruh baya itu berdiri dari duduknya. Berjalan ke arah rak buku dibelakangnya dan mengambil buku secara acak. Setelahnya, ia kembali duduk.
"Jadi, apa kau sudah siap?" tanya dokter Jang pada Jennie. Gadis itu hanya diam dengan tatapan kosong.
"Ternyata masih belum" dokter Jang yang mengerti dengan respon dari Jennie hanya membiarkan kebisuan gadis itu. Dari pada memusingkan diri selalu membujuk Jennie yang tak pernah membuahkan hasil. Dokter Jang lebih memilih membuka buku di genggamannya dan mulai membaca.
"waktumu tinggal 32 menit sebelum jam kerjaku habis" dan berikutnya, tak ada suara apapun yang terdengar dari ruangan itu kecuali suara lembaran buku yang di balik.
***
Jennie melangkah keluar ruangan setelah membungkuk dan mengucapkan terimakasih pada dokter Jang. Yang tentu saja tak direspon dokter itu. Dia mengenal Jennie dengan sangat baik sejak gadis itu masih di sekolah dasar. Dan hal itu cukup membuatnya tau bahwa Jennie pasti sedang mengutuknya didalam hati karena disaat gadis itu mengucapkan terimakasih dengan wajah datarnya itu, sebenarnya Jennie sedang mengumpat dan menyumpahinya.
Bukan tanpa alasan Jennie bersikap begitu. Disaat dia berdiri dan akan keluar tadi, dokter Jang mengucapkan sesuatu yang mengesalkan bagi Jennie "semua orang akan meninggalkanmu kalau kau terus begini"
Seharusnya seorang psikiater memberikan semangat bukan malah mematahkan semangat pasiennya. Makanya Jennie Menyumpahi dokter yang merupakan sahabat bibiknya-ibu Hanna- itu.
Saat telah berasa di luar ruangan. Dapat Jennie lihat Taehyung yang duduk menunggunya sambil melamun. Segera terbentuk lengkungan dibibir Jennie yang tentunya ia peruntukan untuk kekasihnya itu.
"Tae" Suara lembut Jennie berhasil membuat Taehyung menyadari kehadirannya.
"Kau sudah selesai?" Tanya Taehyung
Jennie mengangguk. "Ayo pulang. Aku mengantuk" dan diraihnya tangan kanan Taehyung untuk membuat pemuda itu berdiri dari duduknya.
"Aku sudah memesan taxi. Kau ke apartementku dulu ya. Nanti saja ke dormnya" Taehyung hanya bergumam menyetujui.
Dan berikutnya, Jennie bergelayut manja dilengan Taehyung. Mencoba menutupi tubuhnya yang sedikit gemetar. Efek konsultasi selalu saja begitu. Jennie akan merasa lemas, tubuhnya akan terasa dingin dan otaknya akan terasa begitu penuh. Padahal dia bahkan tidak melakukan apapun saat didalam sana. Hanya duduk selama kurang lebih setengah jam. namun, suasana ruangan itu dan kata-kata perpisahan yang selalu dokter Jang sampaikan padanya selalu berhasil membuat Jennie semakin kacau. 'Jalang gila' maki Jennie lagi yang masih belum puas dengan segala sumpah serapahnya untuk dokter Jang.
Taehyung mengelus lembut rambut panjang Jennie. Mereka sekarang telah berada didalam Taxi yang Jennie pesan. Gadis itu tengah tertidur dan bersandar di pundak Taehyung. Dan dapat Taehyung cium bau strawberry bercampur susu yang ia yakini berasal dari sabun dan sampo gadisnya itu.
Setelah mengelus lembut rambut panjang Jennie, Taehyung mencoba melepaskan genggaman gadis itu di tangannya karena dia harus mengabari Namjoon karena akan pulang lebih malam dari perjanjian. Disaat genggaman mereka terlepas, kedua mata Taehyung menangkap sesuatu di pergelangan kekasihnya karena lengan kaus yang tadi menutupinya sedikit tersingkap.
Tiba-tiba saja pikiran buruk terlintas dikepala Taehyung. Dan benar saja. Saat Taehyung mengangkat lengan baju Jennie lebih keatas, dapat ia lihat sayatan baru disana. sayatan yang terletak tak jauh dari sayatan minggu lalu yang sekarang memudar. Lagi-lagi gadis itu melakukannya. Melukai dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Warm and Cold (Jennie Kim Taehyung)
FanfictionLet's fall for real [Shisi, September 2017]