Yuk vote duluhh :))
Jennie masih terdiam diambang pintu. Mencerna apa yang baru saja Hanna katakan. "Cepatlah tuan putri. Dia tidak punya banyak waktu" Hanna terkekeh pelan melihan wajah menggemaskan Jennie yang masih memproses kalimatnya.
"Taehyung disini?" Lagi. Jennie menanyakan hal yang sama lagi."Iya nona Kim. Kekasihmu didepan, menunggu sejak tadi dan kau masih disini dengan wajah menggemaskan itu" Hanna menyeret Jennie keluar dari kamar dan membawanya kelaintai 1 untuk menemui Taehyung.
Dan dapat Jennie lihat. Di sana, Kim Taehyung tengah berdiri dengan dengan tampannya di depan pintu masuk rumah keluarga Lee.
"Dia tidak bisa lama. Jadi cepatlah temui dia" Hanna mendorong Jennie saat mereka tinggal beberapa langkah lagi dari Taehyung. Pemuda itu sekarang tengah menatap Jennie yang mendekat dengab wajah kelewat datar.
"Ada apa ?" Tanya Jennie canggung. Saat gadis itu telah berada tepat didepan Taehyung.
"Aku tidak bisa terus begini. Ayo berbaikan" Jennie menggigit bibir bawahnya. Rasanya ada perasaan sesak didadanya ketika berhadapan langsung dan mendengar suara huskey itu. Bukan sesak yang seperti biasa dia rasakan saat kata-kata menyakitkan ibunya ia dengar. Lebih ke perasaan asing yang janggal dan Jennie menyukai rasanya.
"K..kita kan tidak sedang bertengkar" wah apa ini Jennie Kim yang lain lagi. Taehyung sedang mencoba menyembunyikan senyumnya karena gadisnya terlihat terbata saat bicara. Bolehkah Taehyung menduga bahwa gadis itu sedikit gugup karena mereka yang lama tidak bertemu. Gugup karena begitu merindukannya?
"Ah kau benar. Kita sedang tidak bertengkar. Kau hanya sedang marah padaku entah tentang apa dan mengabaikanku tepat selama seminggu lewat..." Taehyung melirik ke arah jam tangan yang ia kenakan "lewat 35 menit. Ah aku bahkan dengan bodohnya malah menghitung tiap detiknya waktu yang berjalan saat kau menyiksaku nona Kim" Jennie makin gencar menggigit bibirnya. Merasa makin gugup. Ayolah, siapa yang membuat suhu seketika memanas yang membuat wajah Jennie memerah dan jantungnya sedikit tidak normal ini.
"Aku tidak marah" Padahal banyak hal yang ingin Jennie bantah tentang tuduhan penyiksaan yang dilontarkan Kim Taehyung. Tapi malah hanya kalimat singkat yang berhasil ia keluarkan dari bibir mungilnya. Melihat itu tentu saja Taehyung terkekeh. Mendapati sisi lain kekasihnya yang terlihat begitu menggemaskan seperti seekor kucing.
"Baiklah. Anggap saja kau benar-benar tak marah. Jadi jangan mengabaikanku lagi" dalam persekian detik, Taehyung telah berhasil merengkuh tubuh mungil kekasihnya.Jennie merutuki pertahanannya yang begitu lemah hari ini. Bahkan dengan mudahnya ia dikalahkan Kim Taehyung. Salahkan pemuda itu yang datang tiba-tiba saat Jennie belum ada persiapan sama sekali.
"Karena aku benar-benar rindu. Jadi kau harus mengobati rinduku nini"
***
"Apa benar tak apa kalau aku ikut" Jennie terus saja bertanya pada Sejin karena merasa janggal dengan keberadaannya saat ini.
"Tak apa-apa Noona. Akan lebih menyenangkan kalau Noona ikut" Jungkook yang berada disebelah Jennie terlihat begitu bersemangat sejak tadi saat Taehyung meminta izin membawa kekasihnya untuk ikut mereka prarecording comeback show di sebuah stasiun tv.
"Tenang saja. Kau nanti bisa menunggu di backstage bersama Sejin Hyung. Lagi pula kami tak akan lama" Taehyung semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang mungil Jennie. Bahkan kepalanya sengaja ia senderkan pada bahu indah gadis itu.
"Ya! Kim Taehyung. Ini bukan apartement Jennie. Jangan bermesraan ditempat umum" Sejin yang baru menyadari kemesraan pasangan yang baru berbaikan itu sontak langsung berteriak. Bagaimana bisa Taehyung mencuri-curi kesempatan untuk bermesraan didalam van mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Warm and Cold (Jennie Kim Taehyung)
FanfictionLet's fall for real [Shisi, September 2017]