Vote dulu yok :)))
Tolong hiraukan semua typo yang ada"Apa yang membuatmu datang kesini? Bukannya kau menyerah?" Tanya dokter Jang saat Jennie memasuki ruangannya. Sebenarnya dia sudah menduga kedatangan Jennie hari ini karena Taehyung yang menelponnya tadi pagi dan memberi tau kalau Jennie ingin konsultasi lanjutan dan karena hal itu, dokter Jang mengosongkan semua jadwalnya seharian penuh. Berjaga-jaga kalau saja Jennie akan datang tanpa pemberitahuan seperti saat ini.
"Anda bilang aku harus bercerita tentang apa yang ada dikepalaku selama ini. Aku datang untuk itu. Menguras semua isinya" Dokter Jang tersenyum mendengar penuturan Jennie.
"Baiklah. Ayo kita langsung saja. Tidak perlu banyak basa-basi" ujar dokter jang menatap Jennie seolah begitu menunggu sesuatu yg berarti keluar dari mulut gadis itu.
"Aku ingin istirahat. Istirahat yang lama" dan dokter Jang pun membeku. Bagaimana bisa gadis yang mengaku ingin sembuh malah mengatakan hal semenakutkan itu.
***
Taehyung duduk dengan gugup sambil menyantap makanan yang tersaji didepannya. "Bagaimana makanannya" Tanya pria tua yang sekarang menemani taehyung menikmati makanan mewah tersebut."Enak" Jawab Taehyung seadanya. Sebenarnya ia agak sedikit bingung harus bereaksi seperti apa didepan pria tua yang mengaku sebagai kakek kekasihnya tersebut.
"Jennie sangat suka makan disini saat kecil. Dia selalu bilang pada ayahnya kalau makanan disini seperti makanan yang berasal dari surga karena saking enaknya. walaupun menurutku tak seenak itu" Taehyung hanya mendengarkan sambil menyantap makanan. Tuan Shin terlihat tak begitu butuh tanggapan.
"Jennie itu gadis yang ceria. Setidaknya dia pernah benar-benar tertawa lepas dan berlarian saat masih kecil. Yah, walaupun hampir semua orang beranggapan bahwa ia gadis yang periang hingga sekarang. Bukankah itu bagus? Dia dikenal sebagai gadis sempurna dikeluarga Shin. Sama seperti ibunya" Taehyung tertawa. Entah kenapa mendengar itu terasa lucu bagi Taehyung. Seseorang yang sejak tadi mengoceh tentang kekasihnya itu seolah mengetahui bagaimana Jennie, tapi malah mengatakan hal lucu seperti apa yang baru saja ia dengar.
Hampir semua orang katanya? berarti dia jelas tau gadis itu tak pernah lagi tersenyum tulus dan tertawa lepas tapi malah diam saja sebagai seorang kakek. Taehyung benar-benar jengkel dibuatnya. "Maaf karena tidak sopan. Tapi anda kelewat lucu saat ini" ujar Taehyung sinis saat mengakhiri tawanya.
Dan beberapa detik berikutnya tuan Shinlah yang tertawa. Entah apa yang ada dikepala si tua bangka itu hingga ia malah tertawa saat Taehyung tengah menyindirnya. Tapi tawanya jelas sekali bukan sebuah tawa cemoohan karena mendengar ucapan Taehyung barusan. Lebih seperti tawa lega seseorang saat ia telah berhasil menemukan jawaban atas masalahnya. "Syukurlah. Aku lega kau tau tentang Jennie. Bahkan sepertinya kau tau lebih banyak dariku yang merupakan kakeknya"
"Jennie sudah cukup menderita. Semua itu karena aku dan ibunya" Dan percakapan siang itu berhasil membuat Taehyung semakin ingin mendekap kekasihnya erat. Membawa Jennie kecil kembali. Jennie gadis lucu yang bahagia.
***
"Jadi? Kau datang kesini untuk menyampaikan pesan-pesan terakhirmu? Kerena dari apa yang aku tangkap kau ingin mati. Ah...terlalu kasar...maksudku kau ingin istirahat panjang..begitu?" dokter Jang tertawa sinis seolah mencemooh tindakan kekanakan Jennie. Kenapa gadis itu malah melapor padanya jika ingin mati. Cukup mati saja kalau ingin. Karena dia hanya akan menyembuhkan seseorang yang ingin sembuh.
"Apa anda akan mencegahku?" tanya Jennie menatap dokter Jang dengan sendu. Padahal beberapa detik lalu dia masih menunjukkan ekspresi datarnya saat berujar ingin mati saja.
"Untuk apa aku melakukan itu. Seseorang bisa mati dan hidup sesukanya. Aku ini dokter. Seorang penyembuh jika kau membutuhkannya. Bukan pendeta yang harus menasehatimu ini itu. Kau tau apa yang kau mau lebih dari siapa pun." dokter Jang terlihat serius dengan ucapannya.
"Ya walaupun aku sedikit kecewa karena pada akhirnya tidak bisa menyembuhkanmu. Tapi kau pasti punya alasan kuat intuk melakukan itu" Jennie terlihat menggigit bibir bawahnya. Karena mendengar penuturan sang dokter berhasil membuat dia memikirkan berbagai alasan kenapa ia ingin mengakhiri hidupnya.
"Mereka selalu bilang bahwa mereka mencintaiku dan menyayangiku. Tapi aku merasa begitu dibenci. Kakek, Ibu dan Sungwoo. Mereka sama saja" kena kau. Pekik dokter jang dalam hati. Ternyata benar seperti yang ia duga. Jennie akan mengatakan semua yang memenuhi kepalanya hanya karena kalimat kalimat rayuannya.
"Bagaimana dengan Taehyung? Apa dia juga sama? Mengaku mencintai dan menyayangimu tapi malah sebaliknya. Apa dia juga begitu?" Jennie sukses bungkam. Otaknya secara spontan membandingkan ketiga orang tadi dengan kekasihnya. Membandingkan bagaimana keempat orang itu memperlakukannya setelah tau kelemahannya.
"Aku rasa tidak. Melihat dari ekspresi wajah dan diammu. Kau tau jelaskan dia tulus. Setidaknya kau bisa jadikan kekasihmu itu alasan untuk bertahan" bohong jika Jennie tak pernah memiliki pemikiran yang sama seperti dokter Jang. Berharap dapat menjadikan Taehyung satu-satunya alasan dia harus tetap ada didunia dan melupakan semua iblis yang terus memaki di otaknya.
"Tidak. Aku tidak bisa melakukannya" Jennie mulai berkaca-kaca memikirkan hubungan yang lebih serius dengan Taehyung membuat sang ibu seolah berbisik padanya bahwa gadis itu seorang pendosa yang sedang dihukum. Dan seorang yang sedang dihukum harus meratapi semua kesalahannya. Kesalahnya tentang kepergian sang ayah meninggalkan ibunya hingga terpuruk, kesalahan karena membuat sang kakek begitu membenci ibunya karena ia harus terlahir didunia, kesalahan karena kekasihnya meregang nyawa didepan matanya.
"Seharusnya aku tidak kesini. Seharusnya aku tidak perlu menuruti kakek untuk jadi gadis baik agar taehyung tetap disisi ku. Bertemu dan berbicara dengan anda tidak membuatku membaik" Jennie terlihat kelewat rapuh saat ini. Gadis itu menarik tasnya dan bersiap pergi dari ruangan yang sejak tadi mulai terasa pengap baginya. Ia berdiri dan melangkah menuju pintu tanpa berpamitan seperti biasanya.
"Kau tidak datang karena mereka Jen. Kau tidak datang karena kakekmu ataupun Taehyung. Kau datang untuk dirimu sendiri. Kau tau jelas itu" perkataan Dokter Jang membuat langkah Jennie terhenti. Gadis itu berbalik dengan air mata yang telah berlinang.
"Ceritakan yang sebenarnya. Aku tau ini bukan lagi tentang Shin Hyemi ataupun Sungwoo. Duduklah lagi" Entah sihir apa yang membuat gadis itu menurut. Kembali duduk dengan wajah basahnya.
"Jadi? Kau mencintainya? Ingin sembuh tapi tak ingin kehilangan pemuda itu. Begitu kan?" pertanyaan dokter jang begitu lembut menyapu pendengaran Jennie. Dan berhasil di jawab dengan sebuah anggukan Jennie.
"Jadi... Ceritakan yang sebebarnya... Dari awal"
***
Jennie keluar dari ruangan dokter Jang setelah menghabiskan waktu disana hampir sepanjang hari. Sekarang langit bahkan sudah berganti jingga. Berganti dengan warna yang menggambarkan perasaan Jennie saat ini. Senang. Gembira. Ceria.
Semua jawaban yang ia butuhkan untuk masalahnya telah terjawab. Walau dokter Jang bersikeras Jennie tetap harus rutin konsultasi. Otak Jennie belum sepenuhnya kosong tentang masalalu dan iblis iblis yang bersarang di dalamnya. Tapi setidaknya ia tau harus bagaimana sekarang. Bagaimana harus bertindak sesuai dengan perasaannya yang sebelumnya meragu.
"Omma..." Wajah ceria Jennie hilang sepenuhnya saat sosok tak terduga sekarang berada tepat didepannya.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Warm and Cold (Jennie Kim Taehyung)
FanfictionLet's fall for real [Shisi, September 2017]