PART 25 - Without Words

21.7K 1K 37
                                    

Setelah kejadian tadi, sudah tak ada lagi Desya yang jutek, ketus atau cuek kepadanya. Sekarang Desya sudah kembali seperti Desya yang dikenalinya dulu, dengan segala tingkah manis dan lucunya.

     "Kak, beliin gulali yang itu dong" tunjuknya pada stand anak-anak SMA yang sibuk berteriak mempromosikan dagangan mereka.

Setelah selesai makan tadi, sekarang mereka mengunjungi bazar yang tadi dilihat Desya di sekitaran pinggir jalan, yang rata-rata anak-anak remaja yang menjualnya. Disini benar-benar sangat berisik dan sempit sekali karena orang-orang pada berdesakan.

Rizky tersenyum lalu mengangguk dan membimbing badan Desya yang mungil, mendekati stand tersebut.

     "Dibeli dibeli..., yang sayang suami, sayang istri, sayang anak, sayang pacar dibeli... Kalau yang belum punya siapa-siapa didoakan cepet dapet jodoh... Amin... Makanya dibeli" teriak mereka semrawutan dan berisik.

Desya tertawa melihat usaha mereka yang sangat bersemangat dan antusias.

     "Kak, dibelilah buat pacarnya. Tuh, cewenya aja udah ngeliatin terus dari tadi, iya gak kak?" goda salah satu anak laki-laki yang tinggi dan menaik-turunkan alisnya.

Rizki dan Desya hanya tertawa saja. "Berapa harganya?" Rizki menunjuk bungkusan gulali yang ada di stand.

     "Gak mahal-mahal, lima belas ribu aja kak. Ada banyak rasa, ada strawberry, cokelat, leci sama blueberry. Dibelilah kak!" mereka menunjukkan wajah memelasnya.

     "Ya udah satu ya" ucapnya pada anak SMA tersebut dan mereka mengucapkan terima kasih ramai-ramai. "Mau rasa apa?" tanyanya pada Desya.

     "Cokelat donggg..."

     "Ini kak, dijamin kakak yang manis ini, habis makan gulalinya bakal tambah manis" seorang anak laki-laki memberikan padanya gulungan permen kapas itu.

     "Makasih kak" ucap mereka kompak.

     "Sama-sama" jawab Rizki-Desya bersamaan setelah Rizki mengeluarkan uang dari dompet lalu memberikannya pada mereka.

     "Mau makan apa lagi?" tanya Rizki menahan senyum melihat Desya yang dengan semangat melahap dan menumpas habis permen kapas itu.

     "Udah kak, ini aja. Rame banget soalnya"

Rizki mengelus pucuk kepala Desya dengan sayang. "Ya udah yuk"

Mereka kembali ke dalam mobil lalu menuju ke salah satu kafe yang terkenal di Bandung dan baru dibuka. Desya sih taunya karena banyak anak muda yang sering nongkrong dan foto-foto disana. Jangan lupa kalau Desya itu kan sangat sangat up to date, setiap hari kerjaannya selalu buka instagram.

Suara bel menyambut mereka dan memang sangat ramai di dalam sana. Atribut-atribut foto dengan banyak sekali zona untuk berfoto-foto dan tak lupa dengan banyaknya gadis-gadis yang sibuk berpose, berdiri di depan latarnya.

     "Mau pesen apa?" tanya Rizki pada Desya yang mengitari pandangannya ke sekeliling kafe.

     "Mau french fries sama green tea latte aja kak"

Uh... dia sangat tertarik sekali untuk ikutan foto disana. Tapi mau foto dengan siapa dia? Masa sendiri sih... Biasanya pasti akan ada Arman yang mau diseret-seretnya secara paksa untuk ikutan foto dengan segala gaya canggungnya.

Kannn... Desya jadi keingat lagi dengan Arman, padahal tujuannya ke sini kan karena ingin meliburkan pikirannya dulu.

     "Mbak, pisang bakar kejunya satu, orange juicenya satu sama green tea latte dengan french friesnya satu juga ya" pesan Rizki lalu menutup menu pesanannya dan mengembalikannya pada pelayan kafe.

My Possessive Boyfriend(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang