Semenjak insiden kalimat putus yang dilontarkan Desya minggu lalu, sedikit banyak Desya dapat merasakan perubahan Arman, memang tak semua orang dapat melihatnya, tapi Desya bisa merasakannya.
Arman juga jadi lebih banyak meluangkan waktunya, seperti hari ini misalnya. Arman menemani Desya berbelanja setelah secepat mungkin ia menyelesaikan pekerjaannya dan malam ini, Arman memutuskan untuk menginap di rumah Desya.
Ya, ini memang bukan pertama kalinya ia menginap disini. Ia terkadang menginap walau tidak sering, hanya beberapa kali, terutama saat ayah Desya menyuruhnya. Ayah Desya sudah sangat percaya sekali pada Arman, baginya Arman itu pria yang bertanggung jawab.
Mereka tak pernah melakukan hal yang lebih dari sekedar tidur karena Arman sendiri pun berpegang teguh pada prinsipnya, yaitu no sex before marriage, hanya sekedar berpegang tangan, kecupan, ataupun pelukan saja sudah cukup.
"Gak sabar pengen nyoba masker yang ini" Desya menunjukkan bungkusan masker yang terdapat logo harimaunya dengan semangat.
Tak pernah mengenal dunia kecantikan membuat Arman mengernyitkan alisnya kebingungan.
"Masker apaan nih?" tanyanya saat melihat masker berbentuk lembaran yang Desya keluarkan dari kemasannya dan bentuknya sangat aneh, tak seperti masker-masker yang pernah dilihatnya, masker bergambar harimau?
"Iya, lucu banget kan? Ini namanya animal mask. Ah kakak, ketinggalan jaman banget"
"Oh, ya lagian mana aku tau, gak penting juga Sya buat aku"
Desya menyipitkan matanya, menatap tajam Arman seolah-olah pria itu sudah melakukan kesalahan. Baginya, masker itu salah satu kebutuhan. Lagian masker kan bukan cuma boleh dipakai perempuan saja, laki-laki pun boleh, tapi mereka sering sok jual mahal saja untuk mempertahankan image mereka.
"Gak! Masker itu penting buat kakak! Pokoknya kakak harus ikut aku maskeran juga!" perintah Desya tak mau dibantah.
"Sya, kamu yang bener aja lah, masa aku pake masker?" ujar Arman sama tak mau mengalahnya. Masa dia terus yang mengalah? Malam ini saja, Arman sudah menuruti mau Desya dengan memakai piyama couple yang bergambar teddy bear ini, yang membuat dirinya merasa malu sendiri saat berkaca karena biasanya ia tidur hanya menggunakan kaos dengan celana setengah lutut saja.
"Gak mau tau!" setelah itu Desya mendekatkan tubuhnya pada Arman yang sedang bersandar di ranjang untuk menggapai wajah pria itu dan bersiap-siap memakaikan masker yang sudah dibukanya.
"Sini mukanya" ujar Desya sembari mencoba menggapai wajah Arman yang terus menghindari tangan Desya. Arman menggerak-gerakkan wajahnya ke kanan dan kiri serta berusaha mendorong tubuh Desya.
"Isss, sini!" teriak Desya mulai kesal.
"Sya, jangan, kamu apa-apaan sih?" Arman terus-terusan menepis tangan Desya yang menjulur.
Merasa kesal karena terus ditolak, Desya pun menyerah dan melempar lembaran masker tersebut dengan kasar ke sembarang arah untuk menunjukkan kekesalannya.
"Ya udah! Terserah kakak!" Desya menarik selimut tidur lalu membalut tubuhnya di dalam sana setelah menciptakan jarak yang jauh dari Arman dengan berbaring di ujung ranjang."Ya ampun Sya, masa gitu aja kamu ngambek"
Desya tetap diam tak bergeming, entah apa yang dilakukannya di dalam sana. Apa dia tak kesulitan bernapas membalut dirinya di selimut setebal itu?
Arman menghembuskan napas kasar dengan lelah. Kalau sudah begini, lebih baik ia mengalah daripada nantinya Desya akan semakin lama marah dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend(END)
RomansaGimana jadinya kalo seorang cewe imut, kekanakan dan polos kayak Desya, dikekang sama pacarnya yang selalu bikin dia gemes sendiri? Pacarnya Desya itu pengacara, jadinya sifatnya berbalikan banget sama Desya. Tegas, dewasa, bijak dan yang jelas gak...