13. Feeling miss you

1.7K 148 5
                                    

Harry mengangkat tangannya. Mengusap wajahnya yang masih memar bekas pukulan. Lalu Harry bangkit menatap dirinya sendiri didalam cermin.

"Shh Aw" pekiknya saat memegang luka lebam diwajahnya.

Harry berjalan ke arah dapur. Hanya melihat-lihat isi kulkas lalu duduk diatas meja makan.

Perasaannya saat ini sangat kacau. Benar-benar bad mood. Harry tidak selera untuk makan sama sekali. Bahkan minum saja dia tidak ingin.

Matanya sangat layu. Akibat kurang tidur semalaman. Rambutnya sangat berantakan. Tidak seperti biasanya yang selalu rapi. Wajah Harry juga terlihat sangat pucat sekali.

Tok
Tok
Tok

Tiba-tiba terdengar seseorang mengetuk pintu dari luar. Harry pun langsung bangkit berjalan ke arah pintu. Dia berusaha menyeimbangkan badannya agar tidak terjatuh.

"Kamu hutang penjelasan sama mama" betapa terkejutnya Harry saat mengetahui mamanya pagi-pagi seperti ini sudah datang dan langsung meminta penjelasan.

"Mama?" Hanya satu kata yang keluar dari mulut Harry.

"Heh. Kamu kenapa pucet banget gitu" ucap Mama Harry. Dan langsung memegang pipi anaknya.

"Badan aku lagi gaenak. Mending Mama masuk dulu nanti aku jelasin semuanya" ucap Harry.

~~~

Kini Harry dan Mamanya sudah berada dikamar Harry sekarang. Harry tidak sanggup lagi mengangkat tubuhnya, jadi dia berbaring diatas kasur saja. Kepala Harry benar-benar sangat pusing. Suhu badannya juga naik kembali.

Walaupun tampang Harry yang sangar seperti ini tapi percayalah. Dia itu anak mami. Manja sekali dengan Mamanya. Apalagi sedang sakit seperti ini.

"Mama kecewa sama kamu" ucap mamanya menunduk saat Harry selesai menceritakan semuanya.

"Mama boleh kecewa sama aku. Aku juga kecewa sama diri aku sendiri. Aku bener-bener gabisa nahan emosi" Harry memegang tangan mamanya. "Maaf udah bikin Mama kecewa. Tapi nanti suatu saat aku janji bakal bikin Mama bahagia"

Mamanya tersenyum penuh tulus ke arah Harry. Harry pun ikut tersenyum walaupun kini badannya tengah terbaring diatas kasur.

"Aku udah mulai ngerasain yang namanya rindu sama kamu"

*Tessa pov
"Morning Tessa! Gue bawain sarapan dong!" Ucap pria dengan berambut blonde ini. "Jangan bengong woy!" Ucapnya berteriak.

"Berisik" liriku menatap ke arah Niall malas.

"Eh lu abis nangis?! Sumpa ya makin kesel gue sama sikeriting itu!" Gerutu Niall.

"Mending lo keluar"

"Yaampun sensian banget" ucap Niall lagi.

"Keluar gak!" Niall pun langsung keluar dari kamarku. Udah tau orang lagi kesel juga. Malah bikin moodku tambah buruk.

Tak lama Niall keluar. Tiba-tiba Mama masuk. "Kamu gapapa?" Tanya Mama.

Aku hanya menggeleng namun tatapanku masi ke arah luar jendela. Masih bisa kulihat Mama duduk diujung kasur tepat dibelakangku.

"Mama Harry barusan nelpon. Katanya Harry lagi demam"

"Serius?" Tanyaku yang langsung menoleh ke arah Mama dengan nada khawatir.

"Hm" sambil mengangguk. "Terus mamanya juga cerita. Pas Harry tidur tiba-tiba nyebut nama kamu"

Aku hanya tersenyum mendengarnya. Mungkin itu hanya kebetulan saja dia menyebut namaku.

"Kamu gak mau jenguk?"

Aku hanya diam. Tidak menjawab pertanyaan dari Mama.

"Sa?" Senggol Mama yang langsung membuyarkan lamunanku.

Aku menggeleng. "Aku gabisa nemuin dia untuk sekarang" ucapku. Seketika suasana menjadi hening.

"Ma aku lagi pengen sendiri" ucapku memecahkan keheningan. seakan mengerti apa yang kukatakan. Mama langsung bangkit dari duduknya.

"Mama yakin kamu bisa ngadepinnya dengan dewasa" kata Mama sebelum ia menutup pintunya kembali. Aku pun kemudian bangkit. Lalu berjalan menatap kearah luar jendela.

Aku sebenarnya sangat ingin sekali menemuinya, sangat sangat ingin. Pasti dia kini sedang terbaring lemah diatas kasur. Bisa kubayangkan betapa pucatnya wajah Hazza saat sedang sakit.

Aku rindu dengan Hazza. Aku rindu saat dia tertawa padaku. Saat dia mengkhawatirkan tanganku yang terluka. Saat dia mendengarkan curhatku. Aku benar-benar merindukan semua darinya. Tapi kenapa dia begitu jahat mengatakanku sebagai pembawa masalah dihidupnya.

Padahal dengan datangnya dia dihidupku membuatku merasa lebih baik. Tapi ternyata tidak baginya selama ini. Aku salah kalau aku berpikir dia menyayangiku juga.
*****
Maaf ya pendek :(
Soalnya waktu aku kebanyakan disekola jadi gak sempet megang hp. Yah kan jadi curcol :(

MY CURLY HUSBAND [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang