Bab 1

49.4K 2.3K 27
                                    

"YA AMPUN KEZIA! KENAPA TANGAN LP BISA GINI SIH?!"

Spontan Kezia menutup telinganya saat suara cempreng Dhea terdengar menggelegar. Ya memang tidak perlu heran lagi saat mendengar suara Dhea. Memang dari lahir sudah begitu suaranya. Jadi maklumi saja.

Nama panjangnya, Dhea Faranisa Aznii, biasa dipanggil Dhea, cewek mungil, cantik dan memiliki suara cempreng yang merupakan kekasih seorang Ketua Osis di SMA Rajawali.

Sementara Kezia sendiri, nama panjangnya Kezia Almira Maritza, murid pindahan cantik yang periang, mudah tersenyum dan sangat menghindari masalah, dia ingin hidupnya damai-damai saja disekolah barunya.

"Aduh Dhe, kalo ngomong nggak usah teriak juga, sakit kuping gue, njir." Kezia mengusap telinganya, sementara Dhea terkekeh didepannya tanpa ada rasa bersalah. Ya Dhea memang seperti itu, jadi sekali lagi, maklumi saja.

"Iya-iya maap tuan putriku." Dhea tertawa saat mengucapkan kalimat itu, sementara Kezia memutar bola matanya, "Eh, ceritain kenapa tangan lo bisa kek gini, gece gue kepo." Kata Dhea, tak sabar.

Kezia mengangguk, setelahnya dia menceritakan kejadian buruk yang semalam terjadi padanya. Kejadian paling buruk sepanjang sejarah Kezia hidup di dunia ini. Paling paling terburuk bagi Kezia. Oke, sudah terlalu lebai. SKIP.

"Lo tau siapa cowok yang nolong lo kemaren?" Kezia menggeleng.

"Wajahnya ada luka?" Kezia mengangguk.

"Ganteng nggak?" Kezia memutar bola matanya malas. Sedetik kemudian dia tampak berfikir.

"Ganteng si, putih, punya lesung pipi kayaknya, soalnya dia pas senyum tipis banget, dingin orangnya terus kayak misterius gitu." Kata Kezia sambil mengingat-ngingat.

"Aduh cogan, sayang banget kalo dia kena luka, nanti gantengnya ilang. Ah! cogan gue." Kata Dhea dramatis.

"Kalo doi lo tau lo kek gini, enak kali ya" Celetuk Kezia membuat Dhea menoleh dan menampilkan cengiran bodoh kearahnya.

"Eh jangan dong, Zi, just kidding, lagi juga kan lo nggak tau doi gue yang mana," Dhe memeletkan lidahnya, mengejek, "Nanti guek asih tau deh. Awas aja sampe suka."

Kezia hanya bergumam tak jelas, kemudian gadis itu membuka buku fisika yang sedaritadi dia pegang. Dia tak membaca buku itu, hanya melihat, sementara pikirannya berkelana pada cowok yang menolongnya semalam.

Kapan gue bisa ketemu cowok itu lagi ya? Eh, apaan si, kok gue jadi mikirin tu cowok, jangan sampe gue ketemu lagi sama dia.

Tanpa sadar Kezia menggeleng-gelengkan kepalanya, membuat Dhea yang berada disampingnya memperhatikan dengan kening berkerut.

Kezia gila apa ya? Geleng-geleng kepala sendiri?

Membayangkannya saja sudah membuat Dhea bergidik ngeri, apalagi hal itu sampai benar terjadi.

"KEZIA!"

Kezia tersentak kaget, gadis itu menoleh cepat kearah Dhea yang kini sedang tertawa terpingkal-pingkal. Pelototan tajam keluar dari mata Kezia dan secara mendadak Dhea memberhentikan tawanya.

"Anjir, kaget gue bege!" Kata Kezia gemas.

"Hahaha, maap-maap, abis lo nggak ada yang ngajak ngomong malah geleng-geleng sendiri, mikir yang enggak-enggak ya lo?" Tuding Dhea, terselip nada selidik sekaligus bercanda di perkataannya.

"Astaghfirullah, nggak gitu njir, udahlah bodo amat, mending gue belajar sekarang."

~Alando~

Alando (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang