"Astaghfirullah."
Gadis itu menepuk kecil keningnya saat matanya melihat jam yang tertera dipergelangan tangannya.
22.01
Gadis itu pamit pada kakaknya untuk pergi ke toko buku pada pukul 19.00, dan sekarang jam telah menunjukkan pukul sepuluh lewat. Sudah larut malam dan dia belum pulang.
Gadis itu mempercepat langkahnya menuju kasir untuk membayar dua buah novel yang dia beli. Setelahnya dia bergegas keluar dan berjalan menuju halte untuk menunggu taksi atau angkutan umum yang lewat.
Sudah sepuluh menit gadis itu menunggu taksi ataupun angkutan umum, namun tak ada satupun yang lewat dan malam semakin larut. Gadis itu, Kezia, nampak gelisah. Suasana sekitar juga terlihat sepi dan di ujung sana matanya dapat menangkap ada dua orang cowok sedang memperhatikannya.
Kezia mencoba menetralkan detak jantungnya saat merasa ada orang yang berjalan mendekatinya. Kezia menggenggam erat ponselnya. Ponsel itu mati sejak lima menit lalu. Dalam hati Kezia terus berdoa sambil memejamkan mata.
Ya Allah, tolong lindungi Kezia Ya Allah, Kezia takut.
"Aaaaa...." Pekik Kezia refleks saat salah satu dari kedua cowok itu berusaha merebut ponsel yang sedaritadi dia genggam erat.
"Ih lepas!" Kata Kezia, menatap berani sekaligus takut kearah preman yang kini berusaha merebut ponselnya.
"Lu yang lepas kalau nggak mau tangan lu kenapa-kenapa!" Preman itu balas membentak, membuat nyali Kezia ciut. Namun dia masih berusaha mempertahankan poselnya, sampai...
"Awh!" Kezia membulatkan matanya saat melihat darah mengucur dari punggung tangannya akibat goresan yang sengaja preman itu buat dengan menggunakan pisau yang ternyata mereka sembunyikan. Setelahnya, kedua preman itu hilang dari pandangan Kezia beserta dengan ponselnya.
Kezia terduduk dibangku halte sambil menutup matanya dan menangis. Sungguh sial nasibnya malam ini. Ponselnya hilang dan juga tangannya terluka.
Abang, jemput Zia, Zia takut.
Jerit Kezia dalam hati sambil terus menangis dan menangis, matanya juga masih menutup dan tak ingin terbuka.
"Udah, jangan nangis."
Refleks Kezia membuka matanya dan menoleh kearah sumber suara itu. Disebelah kirinya kini ada seorang cowok yang sedang menunduk sambil membuka plastik dari mini market.
"Lo-"
"Gue nggak berniat jahat." Potong cowok itu, kemudian dia mengeluarkan kapas dan obat merah. Setelahnya dia menatap kearah Kezia. Senyum tipisnya terlihat, senyum yang sangat tipis.
Kezia terkejut saat melihat wajah cowok itu, ada lebam di pelipis dan ujung bibirnya mengeluarkan darah. "Muka lo..."
"Gak apa-apa, cuma kena pukul sedikit tadi." Cowok itu mengeluarkan air mineral dan membukanya, "Gue cuma mau obatin luka lo." Dia menunjuk tangan Kezia dengan dagunya.
Tangan cowok itu memegang pergelangan tangan Kezia, kemudian menyiramnya dengan air mineral yang tadi dia beli. Kezia hanya terdiam menatap bagaimana cowok itu mengobati lukanya. Bahkan rasa sakit saat lukanya diberi obat merah tak terasa karena sedaritadi Kezia berusaha menormalkan jantungnya yang terasa seperti marathon.
Setelah selesai, cowok itu kembali menaruh tangan Kezia ketempat semula, diatas paha gadis itu. Mata coklat pekat milik cowok itu menatap mata coklat terang milik Kezia.
"Ayo, ikut gue." Katanya kemudian berdiri.
Kezia yang kaget sontak ikut berdiri sambil bertanya, "Eh, kemana?"
Cowok itu terus berjalan dan Kezia mengikuti dibelakangnya. "Anter lo pulang." Katanya setelah lama terdiam.
Kezia menyejajarkan jalannya dengan cowok itu, "Nganter gue?" Tanya Kezia, ulang.
Cowok itu hanya mengangguk, sementara Kezia terlihat bingung. Otaknya terus berfikir mengapa cowok yang baru saja ditemuinya ini ingin mengantarnya pulang.
"Gak mungkin gue ninggalin cewek dihalte sendiri, udah larut malem lagi." Katanya seakan mengerti dengan apa yang Kezia pikirkan.
Cowok itu naik keatas motor ninja merahnya, memakai helm dan menunggu Kezia naik dibelakangnya. Namun, yang ada Kezia hanya terdiam.
"Mau pulang atau kejadian tadi terulang?" Tanya cowok itu datar, namun berhasil membuat Kezia bergidik ngeri. Dengan cepat Kezia naik keatas motor ninja merah itu, dan motor itu melaju membelah sepinya jalan karena malam sudah semakin larut.
~Alando~
HELLO GAISS!!
WELCOME TO MY STORY!! INI YANG PERTAMA, LHO HEHE
SEMOGA SUKA!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alando (Tahap Revisi)
Fiksi Remaja#6 in masalalu [17-06-2018] Ini cerita tentang cewek ramah yang jatuh cinta pada cowok dingin. Ini juga cerita tentang anak SMA yang ingin membuktikan apakah benar cinta pada masa SMA itu indah. Dan ini juga cerita tentang cowok dingin yang mulai...