Bab 41

19.3K 1K 18
                                    

Happy reading beb 😚

Abaikan typo😝

Kezia memperhatikan punggung Sherin yang semakin lama semakin jauh, kemudian beralih pada Al. Senyum lebar Kezia terbit.

"Gue gak nyangka kita ketemu disini." Kezia membuka obrolan.

Al tak menjawab, matanya hanya melirik Kezia dengan datar. Kezia mencoba mencari arti tatapan itu, namun gagal.

"Lo siapa?"

Kezia tercengang, apalagi setelah mengucapkan dua kata itu Al langsung pergi. Tersadar, Kezia mendengus geli.

Tak ada yang lebih menyakitkan daripada di tinggal saat sedang sayang-sayangnya.

Entah kenapa kata-kata itu berputar di kepala Kezia.

Tak mau banyak berdiam diri, Kezia berbalik, sedikit berlari untuk menyamakan langkah Al yang terlihat buru-buru.

"Eh, Al. Lucu ya, baju kita samaan gini. Padahal gak janjian, lho."

Al tak menggubris ucapan Kezia, cowok itu tetap berjalan tenang dengan wajah datarnya, walaupun sedikit risih karena banyak yang memperhatikan penampilannya dan Kezia.

"Al, ngomong dong. Berasa ngomong sama tembok tau gak?" Kezia mendengus, Al tetap terdiam. Kezia memutar otaknya, memikirkan bagaimana cara agar Al mau berbicara dengannya. Setelah di pikir-pikir, memangnya Kezia pernah buat salah apa pada Al? Sampai Al mendiamkannya seperti ini? Padahalkan terakhir kali Kezia bertemu Al, pada saat Tante Mila sadar, dan Kezia yakin tak membuat kesalahan apapun.

Langkah kaki Al berjalan menuju keluar mall. Ah, sepertinya cowok itu ingin pulang. Tak ingin kehilangan kesempatan untuk mengobrol dengan Al, Kezia buru-buru menghadang langkah Al dengan cara merentangkan kedua tangannya di depan cowok itu. Al menghentikan langkahnya secara mendadak, matanya menatap datar ke arah Kezia. Karena tak ada reaksi dari Kezia, Al mengangkat sebelah alisnya.

Aduh, di tatap kek gitu bikin gue meleleh ae. Sial!

Kezia menurunkan kedua tangannya, "Gue cuma pengen nanya satu hal sama lo. Lo bakal sekolah pilot di Indonesia kan?"

"Bukan urusan lo." Setelah mengucapkan tiga kaga itu, Al segera berjalan menuju pintu mall, dia sudah tak peduli lagi dengan Kezia. Ralat, mencoba untuk tidak peduli.

Bahu Kezia melorot, astaga, rumit sekali rasanya berurusan dengan Al. Kezia berbalik, matanya menangkap Al baru saja melangkahkan kaki untuk menyebrang, setelah tadi menengok ke kanan dan kiri. Kezia terburu-buru berlari menyusulnya. Takut ketinggalan jejak. Sepertinya sempat terjadi hujan, karena kini jalanan terlihat basah. Tanpa menoleh ke kanan-kiri, Kezia menerobos. Tiga detik berikutnya, suara nyaring klakson mobil membuat langkah Kezia berhenti di tempat.

Tiiiiin...

Al berbalik, cowok itu menghela napasnya, kemudian menarik Kezia yang malah terpaku di tengah jalan, "Lo mau mati?"

Kezia mengerjapkan mata, Kezia pikir nasibnya akan buruk, namun ternyata Tuhan masih sayang pada Kezia.

Kezia mendongakkan kepalanya, lantas nyengir kuda sambil menatap wajah datar di sebelahnya, "Ngapain lo nyengir? Lo kira cantik kayak gitu?"

Mulut Kezia terbuka, ya ampun dari mana Al belajar kata-kata pedas seperti tadi? Tapi tak apa, itu hanya kata-kata, Kezia tak akan mundur dan akan kembali membuat Al jatuh cinta padanya.

"Galak banget si—Aaa..."

Byur.

Kezia terdiam. Ya ampun, ya ampun, ya ampun. Kalian pasti tak percaya apa yang di perbuat oleh Al. Rasanya Kezia ingin terbang sekarang. Bagaimana tidak, Kezia tadi sedang asiknya mendumel, namun terhenti karena ternyata Al membalikan badannya untuk melindungi Kezia dari cipratan air kotor yang di ciptakan oleh sebuah mobil. Dan tentu saja hal itu terlihat seperti Al yang tengah memeluk Kezia. Dalam jarak sedekat ini, Kezia dapat mencium jelas aroma maskulin Al.

Alando (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang